Follow;
FB~Lina Zascia Amandia
IG~Deyulia2022
WA~ 089520229628
Seharusnya Syapala sangat bahagia di hari kelulusan Sarjananya hari itu. Namun, ia justru dikejutkan dengan kabar pertunangan sang kekasih dengan perempuan lain.
Hancur luluh hati Syapala. Disaat hatinya sedang hancur, seorang pria dewasa menawarkan cinta tanpa syarat. Apakah Syapala justru menerima cinta itu dengan alasan, ingin membalaskan dendam terhadap mantan kekasih?
Ikuti terus kisahnya dan mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Kegelisahan Erlaga
Kurang lebih satu jam setengah keberadaan Syapala di rumah orang tua Arkala, akhirnya Arkala berpamitan untuk mengantar Syapala pulang.
"Kenapa tidak beberapa jam lagi, kami masih belum puas ngobrol banyak denganmu, Nak." Bu Zahira sedikit kecewa karena Syapala harus pulang.
"Lain kali, ya, Bu. Ini sudah sore, sebentar lagi Maghrib. Saya takut kemalaman tiba di rumah. Apalagi tadi, saya tidak memberi tahukan ibu saya kalau saya akan telat pulang," ujar Syapala.
Bu Zahira dan Pak Erkana tidak bisa mencegah kepulangan Syapala. Hari juga memang menuju malam, mereka akhirnya melepas kepulangan Syapala meski berat.
"Baiklah, sampaikan salam kami pada kedua orang tua Nak Pala," ucap Bu Zahira.
Syapala ingin menyela saat menerima salam dari mamanya Arkala untuk kedua orang tuanya. Akan tetapi urung. Biar saja keluarga Arkala akan mengetahuinya kemudian, kalau dirinya adalah anak yatim.
"Saya pulang, ya, Bu, Pak. Assalamualaikum," pamitnya sambil menyalami tangan kedua orang tua Arkala.
Bu Zahira dan Pak Erkana menatap kepergian mobil Arkala yang semakin jauh.
"Waalaikumsalam." Pak Erkana dan Bu Zahira membalas dengan kompak.
Lima menit kemudian, mobil milik Erlaga datang. Mobil berwarna silver metalik itu memasuki halaman rumah disambut Bu Zahira.
Wajah wanita paruh baya itu sumringah menyambut sang putra kedua.
"Telat kamu Er, barusan abangmu Kala datang bersama calon istrinya. Calon istrinya masih jauh lebih muda dan cantik. Kata Kala, mereka seminggu lagi akan melangsungkan pernikahan," celoteh Bu Zahira dengan wajah yang bahagia.
Erlaga baru saja menapaki halaman rumah, saat sang mama memberitahukan kabar itu. Sontak langkahnya terhenti. Dia sangat terkejut sekaligus senang. Terkejut karena jujur saja sang abang selama ini belum pernah memberitahukan punya kekasih.
Terakhir, Erlaga hanya mendengar omongan sang abang ketika Bu Zahira mempertanyakan kapan Arkala akan menikah. Dan saat itu Arkala bilang kalau dia akan menikah sebelum dirinya. Erlaga menganggap ucapan sang abang tidak serius, lagipula saat itu dirinya tengah mendapat amarah dari Arkala terkait kebersamaan dirinya dengan Syapala dalam sebuah foto.
"Serius Bang Kala akan menikah seminggu lagi?" tanyanya dalam hati benar-benar ragu.
"Er, kamu nggak kenapa-kenapa, kan? Kamu nggak keberatan kalau abangmu lebih dulu menikah?" tegur Bu Zahira mengejutkan Erlaga yang tengah termenung.
"Tentu saja tidak dong, Ma. Laga senang dengan berita ini. Laga hanya terkejut, Bang Kala kan tidak bilang sebelumnya kalau dia punya kekasih setelah pulang dari satgas," respon Erlaga.
"Syukurlah. Lagipula kamu dan Prita berencana satu tahun lagi menikah. Jadi, tidak ada alasan untuk keberatan, terlebih Kala adalah abangmu," ujar Bu Zahira diangguki Pak Erkana.
"Iya dong, Ma."
Laga segera masuk ke dalam rumah setelah obrolan dengan sang mama kelar. Tapi, pikirannya masih pada berita tentang pernikahan Arkala yang seminggu lagi akan digelar menurut cerita sang mama barusan.
"Nggak apa-apa sih Bang Kala menikah lebih dulu. Memang itu harapan Mama dan Papa. Aku juga masih menunda pernikahanku dengan Prita. Akhhh...Prita. Kenapa pula aku akhir-akhir ini begitu sibuk sampai aku nyaris tidak sempat mempertanyakan tentang bukti rekaman yang Pala sodorkan waktu itu?"
Laga termenung di bibir ranjangnya, dia mulai berpikir tentang hubungannya dengan dokter Prita. Hatinya mulai sedikit meragu, benarkah dokter yang dia kenal cerdas itu tega mengarang cerita demi menjegal hubungan dirinya dengan Syapala?
"Kenapa aku tidak coba menyelidiki dulu tentang kebenaran itu sebelum percaya sepenuhnya pada Prita? Bagaimana kalau ternyata memang Prita yang cari-cari kesalahan Syapala demi merebut aku dari Pala?"
Laga masih termenung di ranjangnya sampai sang mama berhasil mengejutkannya dengan ketukan di balik pintu.
"Er, Erlaga, mama mau masuk, ya?" seru Bu Zahira dari luar.
"Iya, Ma. Masuk saja."
Bu Zahira membuka pintu kamar itu perlahan, lalu masuk menyisakan celah beberapa senti dari pintu itu.
"Mama pikir kamu tertidur. Kamu belum ganti seragam? Wajahmu terlihat suntuk, pasti lelah dengan pekerjaan."
Bu Zahira mendekat lalu menatap raut wajah sang putra. Bagaimanapun Erlaga sudah dewasa, akan tetapi perasaan sebagai ibu masih sangat kuat. Saat ini dalam hati Bu Zahira merasa sang putra kedua sedang galau.
"Mama melihat kamu seperti sedang galau. Hal serius apa yang sedang kamu pikirkan saat ini Er? Apakah pekerjaan? Atau cinta?" tebak sang mama mulai diliputi rasa ingin tahu.
"Tidak ada Ma, Laga hanya sedang lelah. Dua minggu terakhir ini Laga sibuk di kantor. Latihan ketahanan fisik dan menembak, akhir-akhir ini begitu menyita waktu istirahat," tuturnya terdengar desahanannya lelah.
"Itu resiko sebagai aparat negara. Kamu harus tetap kuat dan tahan banting. Ngomong-ngomong latihan yang kamu sebutkan tadi, apa ada indikasi pengiriman personil ke wilayah konflik?"
Bu Zahira menatap dalam sang putra dengan wajah was-was tapi berusaha ikhlas.
"Dipastikan iya, sih, Ma. Tapi, apakah Laga termasuk personil yang dikirim atau tidak, belum tahu," jawab Laga dalam.
Bu Zahira menarik napas dalam, tarikan napas yang bisa diartikan sebuah kekhawatiran. Pasalnya wilayah konflik di Papua saat ini memang sedang memanas. Sudah ada beberapa prajurit yang dipulangkan dalam keadaan gugur tinggal nama.
"Kalau mama boleh memilih dan meminta sama Yang Maha Kuasa, mama ingin kamu tidak termasuk personil yang dikirimkan. Tapi, apabila kamu merupakan salah satu dari prajurit yang dikirim, mama hanya bisa berdoa, semoga tugasmu selalu dalam bimbingan dan perlindungan Allah. Mama titip satu, jaga ibadahmu agar senantiasa dalam keselamatan dan keberkahannya."
Kata-kata sang mama begitu dalam dan menyentuh hati sanubari Laga. Laga terharu, lalu memeluk sang mama, menumpahkan keharuannya di sana.
"Kalau kamu ternyata yang dikirim ke sana, lalu bagaimana dengan Prita?" tanya Bu Zahira menyinggung dokter Prita yang baru mau sebulan ini menjadi tunangan Laga.
Laga terpaku, dia mendadak beku. Lidahnya seakan kelu untuk sekedar mengatakan rasa khawatir karena akan meninggalkan sang tunangan.
"Entahlah, Ma. Saat ini, Laga justru lebih berat berpisah dari Mama," jawabnya dalam hati.
"Mau tidak mau Laga harus siap memilih tugas, Ma. Tidak boleh tidak, NKRI harga mati," tegasnya kemudian. Sang mama tersenyum meskipun awalnya dipaksa.
"Lama-lama kamu malah seperti abangmu. Setelah dari wilayah timur, lalu dikirim ke perbatasan Lebanon dan Gaza, atau negara Sudah yang saat ini sedang terjadi konflik," ceplos Bu Zahira.
Alih-alih membicarakan Arkala yang sudah melanglang buana satgas ke berbagai wilayah konflik di Indonesia maupun di luar negara, Bu Zahira buru-buru menyadarinya, bahwa ucapannya barusan bukanlah suatu doa untuk Erlaga, melainkan benar-benar sedang mengingat kembali satgas yang diemban Arkala kurang lebih 16 tahun lamanya.
jngan2 nanti ni prita mau jdi plakor lagi
masih bnyak cewek kain dan mu harus robah sikap da pemikiran kmu laga jngan mudah di hasut
jodohin si laga teman pala thoor
ud putusin aja tunangannya biar kapok dia,tau GK,sesuatu yg kita dpt dngn cr yg tidak baik tu,akibatnya jg GK akan awet dan membahagiakan...
.pala udah bajagia sm kala..jgn ganggu ya😄😄