Mafia Muda Untuk Gadis Manja

Brian yang mendengar nama salsa di teriakkan dia langsung terlihat panik dan berlari kembali ke dalam. setelah sampai di dalam dia begitu terkejut mendapati petty yang sedang memeluk salsa sambil memegangi sebuah pisau.

" Apa yang sedang kamu lakukan! masalah tidak akan selesai dengan kamu mengakhiri hidup salsa! " omel petty dengan tangisannya.

Salsa membalas memeluk erat petty. " aku lebih baik tidak ada! semua orang membenciku tanpa aku tahu penyebabnya, aku yang selalu menjaga diri dan perilakuku! ternyata tidak dengan masa lalu mamaku pet,,,! hiks,, hiks,, mamaku pelacur pet,,, mamaku pelacur katanya! " racau salsa.

Mata elang Brian masih menatap tajam ke salsa yang menangis " tapi jangan sampai kamu putus asa dan berpikir akan mengakhiri hidup! " nasihat petty.

Salsa melerai pelukan " apa kamu tahu pet,,! Brian tiba-tiba membenciku ketika mendengar nama mamaku, itu karena dia tahu kalau mamaku ternyata seorang pelacur , mungkin dia menganggap aku seperti mama, padahal aku tidak pet!,, aku selalu menjaga diriku kok!,, aku masih suci,,! bahkan ciuman pertamaku yang mengambilnya juga Brian,, aku selalu menjaganya selama ini? " racau salsa merasa sedih.

" Mungkin tuan sedang ada masalah saja! nanti juga akan mereda. ! " ucap petty.

Salsa membuka mata dan menatap petty. " aku sangat menyukainya pet,,! aku sangat mencintai dia,,! tapi dia tak akan lagi menyukaiku. aku tidak apa di olok dan di hina seisi dunia, tapi Brian,,, hikss,, hiks,,! " salsa menjeda ucapannya karena tidak tahan menahan tangis.

" Kenapa aku harus menjadikannya cinta pertamaku! kenapa aku tidak bisa untuk tidak melihatnya. aku,, hiks,, aku sangat mencintainya, sungguh aku tidak pernah merasakan rasa yang seperti ini pada siapapun! " raung salsa benar-benar putus asa.

Salsa mulai melemah karena lelah dengan tangisnya " aku sungguh tidak bisa melihatnya membenciku! tapi kini aku tidak bisa menyalahkannya untuk itu pet,,! karena aku sendiri merasakan hina pada diriku, ! " ujarnya pada petty yang masih menatapnya.

" Pet,, ! kalau benar mamaku dulu orang seperti itu! apakah itu juga salahku! apa aku memang pantas di bencinya karena kesalahan mamaku? " tanyanya pada petty.

Petty menggeleng " tidak! itu bukan salahmu! " jawabnya .

Setelah Brian mendengar dan melihat apa yang terjadi Brian mulai melenggang pergi. hati kecilnya juga tidak menyangkal, kalau kesalahan mamanya bukanlah salah salsa. tapi bagaimanapun dia adalah anak yuma. anak dari seorang perempuan yang telah membuat hidupnya menderita .

Setelah hari itu salsa dan Brian benar-benar seperti orang asing, tak pernah ada senyum dan tatap mata, hanya sesekali salsa mencuri lihat pada wajah yang selalu menguasai hatinya. dan Brian selalu tahu itu.

Tak ada lagi wajah manis yang nampak dari salsa, hanya wajah sedih dan murungnya. padahal pelayan wanita lain selalu berlagak manis untuk mencuri perhatian bosnya itu. tapi salsa tak pernah mau menampakkannya jika berhadapan dengan Brian. dia selalu menunduk seakan tidak pernah peduli dengan Brian. hanya saja dia selalu mencuri pandang ketika Brian tidak menyadarinya.

Ketika salsa sedang membersihkan gudang di bawah tangga, tidak sengaja tangannya tergores sebuah plat besi yang tajam " akhh! " ringis salsa. melihat tangannya mengeluarkan banyak darah , dengan tergesa salsa keluar dari gudang. lalu berlari untuk segera mengobati lukanya .

Tanpa melihat jalan dengan benar di karenakan pandangan yang buram karena menangis . tanpa sengaja dia menabrak seseorang.

Brugh...

Salsa menabrak Brian yang sedang di ikuti beberapa orang bodyguard di belakangnya. " maaf tuan! " salsa membungkuk hormat tanpa melihat siapa yang di tabraknya. kemudian melangkahkan kakinya kembali.

Awalnya Brian juga tidak menghiraukan salsa yang menabraknya , karena Brian menganggap itu adalah kebiasaan salsa yang selalu sembrono.

" Darah! " kata salah satu bodyguard. Brian yang mendengar langsung berhenti " maaf bos! " ucap bodyguard yang nyeletuk tagi.

Tidak disangka Brian menatap arah lantai. dan mendapati banyak tetesan darah dari jalan yang di lewati salsa tadi. Brian sempat melebarkan mata karena khawatir. tapi dia mencoba mengacuhkan dan tetap melenggang.

Seharian di markas Brian terus kepikiran salsa, dia benar-benar mengkhawatirkan keadaan salsa walau tidak menampakkannya.

Tok,, tok,,

" Masuklah! " sahut Brian.

" Lapor bos! apa kita bisa pergi sekarang! markas yang di timur sudah bersiap untuk melakukan rencana! "

" Hhmm! " jawab Brian langsung berdiri.kemudian di ikuti orang-orang yang ditugaskan untuk pergi bersamanya.

Di markas sebelah timur dia bertemu dengan maxi. dia di sini akan merencakan jual beli narkotik dalam jumlah yang tidaklah main-main. segala persiapan dan strategi tentunya harus di rencanakan dengan matang.

Maxi mengamati bosnya yang sepertinya tidak fokus dengan meeting yang sedang berlangsung. dan setelah rapat besar itu selasai dia mendekat ke Brian.

" Ada apa? kenapa kamu tampak banyak beban! " tanya maxi setelah mereka berdua saja.

Brian hanya menatap maxi tanpa menjawabnya , "aku akan segera pulang kamu urus saja semuanya! " kata Brian.

Maxi mengangguk " baiklah! apa kamu akan langsung pulang sekarang! "

" Hhmm! "

" Apa tidak menginap dulu semalam! dan kembali besok pagi saja! " cegah maxi karena memang sudah malam. lagi pula perjalanan tidaklah dekat, mereka harus menaiki mobil selama 5 jam baru sampai mansion. sedang Brian baru setengah jam di sana.

Tanpa menjawabnya Brian hanya menatap maxi , tanpa berucap lagi maxi hanya mengangkat tangan sambil mengangguk tanda dirinya tidak akan protes ataupun mencegahnya lagi.

Brian pun benar-benar kembali ke mansion, sampai di sana hari sudah pagi, dia menuju kamarnya untuk membersihkan diri kemudian dia akan makan sarapan seperti biasanya.

" Lapor bos ada masalah di markas saat ini ! kata tuan aldo ada yang mencuri senjata di gudang kita, ! " lapor salah satu pengawalnya.

Tanpa menjawab dia langsung bergegas ke markas. tanpa di sengaja dia melihat salsa yang sedang menyirami tanaman. Brian berhenti sejenak untuk melihat ke arah salsa. dia melihat wajah pucat dan mata sayunya.

Ya? salsa memang lagi sakit saat ini. Mungkin karena dia merasakan sakit di lukanya kemarin. tapi memang salsa yang tidak berniat untuk mengobatinya. karena mati adalah yang di inginkannya saat ini.

Mata elang Brian menatap lekat padanya. juga ke arah perban yang di gulung asal di tangannya. tetap saja dia seakan tidak menghiraukan dan kemudian melanjutkan langkah gagahnya.

Di markas dia benar-benar marah besar karena keteledoran para penjaga gudang senjata di sana. sebenarnya marahnya Brian saat ini bukan sepenuhnya karena kehilangan senjata. melainkan karena pikirannya yang sedang tidak tenang. dan salsa lah yang menjadi alasannya.

Malamnya ketika Brian baru pulang dia melihat salsa yang sedang menggigil sambil jongkok di sebelah kolam ikan , tangannya sedang memegangi dinding kaca yang seakan memegang ikan-ikan di sana.

Baru selangkah Brian melangkah, " brugh,,! " salsa tersungkur di samping akuarium itu. Brian langsung berlari mendekati salsa.

Sesampainya di samping salsa dengan cepat dia mengulurkan tangannya hendak menggendong salsa.

" Jangan! " ....