NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Zea dengan lembut memasuki kamar Leon, menggenggam kompresan di tangannya. Ia duduk di samping ranjang, lalu dengan penuh perhatian dan kesabaran, ia mulai mengompres dahi Leon yang sedang demam tinggi. Suasana kamar terasa hening, hanya terdengar suara napas Leon yang berat.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan cepat. Zea terkejut, seketika ia berdiri tegak dari posisinya di samping ranjang. Mamah Leon berdiri di ambang pintu, menatap tajam ke arah Zea. Ekspresi wajahnya menunjukkan kecurigaan dan kekhawatiran.

"Siang, Mah," sapa Zea dengan suara yang gugup, namun mencoba terdengar sopan.

Mamah Leon masih menatapnya dengan tajam, lalu bertanya dengan suara yang agak keras, "Siapa kamu? Sok kenal saja"

Zea merasa jantungnya berdegup kencang, ia merasa seperti terjebak dalam situasi yang sulit. Dengan nada yang masih gugup, ia menjawab, "Nama saya Zea, Bu. Saya hanya ingin membantu mengurangi demam Leon. Saya tidak bermaksud buruk, jujur, Bu."

"Hahahaha, perempuan sok asyik, lagian aku sudah tau kamu itu zea" ketusnya

"Lah kenapa tadi nanya" batin zea

Mamah Leon berdiri tegak di depan pintu kamar, tangannya terkepal erat, wajahnya memerah menahan amarah.

Zea, istri Kenzo, tampak menundukkan kepalanya, tak berani menatap Mamah Leon yang sedang geram padanya.

"Heh! Sadar diri dong kamu! Enak saja gak mau pergi! Kamu itu hanya istri kontrak anak aku! Jadi jangan sok kamu!" bentak Mamah Leon, mengejek Zea.

"Tapi Mah..." Zea mencoba menjelaskan, namun Mamah Leon memotongnya dengan keras.

"Mah mah mah apaan, nyonya!" lantang Mamah Leon, matanya menyala penuh emosi.

"I-iya nyonya," sahut Zea dengan suara gemetar, ketakutan terpancar jelas dari wajahnya.

Suara keras Mamah Leon membuat Kenzo, yang sedang tertidur pulas, terbangun. Ia kaget melihat Mamahnya sedang mendorong tubuh Zea, yang tampak lemah dan ketakutan. Dalam sekejap, Kenzo bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah cepat ke arah mereka.

"Mah, hentikan!" seru Kenzo, berusaha melerai pertengkaran antara Mamahnya dan Zea.

Mamah Kenzo dan Zea menatap ke arah Kenzo yang tampak teguh dalam melindungi Zea dari amukan Mamahnya.

Ada kekhawatiran di mata Zea, namun juga rasa syukur karena ada Kenzo yang bersedia membela dan melindunginya dari kemarahan Mamah Leon.

Mamah Kenzo berdiri di depan pintu kamar dengan tangan di pinggang, menatap anaknya dengan pandangan tajam.

"Loh, katanya kamu pusing!" serunya dengan nada tinggi. "Apa kamu hanya pura-pura saja biar gak jadi ketemu sama calon istri sah kamu?"

"Apaan sih, Mah!" balas Kenzo dengan kesal, merasa tertekan oleh desakan ibunya.

Rea mencoba untuk pergi, namun tiba-tiba tangan Leon menyegahnya. "Jangan kemana-mana, kamu tetap di sini," ujarnya dengan nada serius.

Melihat tingkah anaknya, Mamah Leon segera menepis tangan Zea dan Leon. "Apa-apaan kamu, Leon?" serunya, menyadari bahwa tubuh anaknya terasa sangat panas. Dengan cepat, ia meminta Leon untuk tiduran kembali dan memastikan bahwa anaknya istirahat.

Namun, Leon bersikeras dan menolak untuk beristirahat jika Zea disuruh keluar dari kamar mereka. Wajahnya terlihat tegang, menunjukkan betapa ia begitu ingin melindungi Zea di tengah situasi yang rumit ini.

Mamah Leon, dengan berat hati, akhirnya menyetujui keinginan anaknya. Mereka berjalan perlahan menuju rumah mereka, dengan Leon bersandar pada bahu mamahnya.

Namun, setiap kali Zea mencoba mendekati dan membantu Leon, mamah Leon dengan tegas menepis tangan Zea.

Dalam hati, mamah Leon sangat tidak menyukai Zea. Ia khawatir Zea hanya akan menyakiti hati Leon seperti mantan tunangannya dulu yang hanya ingin menguras harta Leon, dan meninggalkannya begitu saja saat Leon sangat mencintainya dan berencana menikahi mantan tunangannya itu.

Mamah Leon mencoba meyakinkan Leon, "Leon, kita ke rumah sakit saja ya? Papah kamu juga pasti setuju."

Namun, Leon bersikeras, "Gak mah, Leon mau di rumah saja."

Wajah Zea tampak cemas dan tersinggung, namun ia tetap berusaha menawarkan bantuan.

Sementara itu, mamah Leon terus mengawasi Zea dengan tajam, menjaga jarak antara Zea dan anaknya. Meski hati mamah Leon penuh kekhawatiran, ia tahu bahwa keputusan Leon harus dihormati.

Leon kembali tidur setelah bangun sejenak. Ketika itu, Mamah Leon langsung menyuruh Zea untuk memasak, mengingat Papah dan kakak Leon akan datang berkunjung. Zea hanya bisa mengangguk, menyetujui perintah Mamah Leon tanpa bisa melawan.

Selain itu, Mamah Leon juga meminta Zea untuk merahasiakan statusnya sebagai istri kontrak Leon. Zea kembali mengangguk mengerti, merasa pasrah dan tak berdaya dengan situasi yang dihadapinya.

Melihat Zea yang patuh, Mamah Leon tersenyum puas. Ia kemudian menghubungi calon istri Leon yang sebenarnya akan diperkenalkan hari itu. Namun, karena Leon sedang sakit, Mamah Leon meminta calon istri tersebut untuk datang ke rumah mereka.

Sambil menunggu kedatangan Papah, kakak, dan calon istri Leon, Zea mulai memasak di dapur. Hati Zea merasa hampa dan terluka, namun dia terus berusaha menahan perasaannya.

Dia tak ingin menunjukkan kelemahannya di depan Mamah Leon yang begitu tega dengannya, padahal zea tidak pernah kepikiran untuk minta apa apa dari Leon.

Seharusnya mamah Leon merasa sangat bergantung pada zea, karena hingga saat ini, dia tidak memiliki uang sepeserpun jika Leon tidak memberikannya.

Semua yang ia miliki saat ini, mulai dari pakaian hingga barang-barang pribadi, semuanya dibeli oleh Leon.

Namun, rasa cinta yang tulus mulai tumbuh di hati Zea, membuatnya merasa bersyukur atas kehadiran Leon dalam hidupnya.

Sayangnya mamah Leon tidak mengerti tentang hal itu, yang di Fikirannya zea hanya perempuanya kismin gila harta.

Zea membuka kulkas untuk mencari bahan makanan yang akan dimasak untuk makan malam keluarga Leon.

Karena masih sore, Zea memutuskan untuk keluar rumah dan duduk di kursi depan, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus.

Bibik, pembantu rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah Leon, mendekati Zea dengan ekspresi wajah yang penuh kekhawatiran.

"Non Zea," lirih bibik.

"Iya, Bik," Zea tersenyum lemah, mencoba menyembunyikan perasaannya.

"Pasti non disakiti sama nyonya besar lagi ya?" tanya bibik dengan nada simpatik.

Zea tersenyum sendu, lalu menjawab, "Hehehe, tau saja, Bik."

Wajah Zea tampak sedih, tetapi dia berusaha untuk tetap tegar menghadapi situasi tersebut. Di balik semua ketergantungannya pada Leo.

Zea menyadari bahwa rasa cinta yang tulus di hatinya lah yang akan membantu mereka melewati segala rintangan dalam hidup bersama Leon walaupun hanya berjalan tiga puluh hari saja.

"Sabar ya non, nyonya memang seperti itu tapi berbeda dengan non novia dan tuan besar mereka sangat baik" seru bibik

"Benarkah?"

"Iya non, jadi non zea jangan takut kalo nanti mereka berdua juga akan ke sini"

"Oke bik"

Zea merasa lega, iapun menikmati sore bersama bibik, sambil mengobrol tentang kehidupan mereka berdua.

****

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!