Kavian akan lakukan apapun untuk bisa membuat kekasihnya bangga pada dirinya, termasuk dia mau berkorban besar atas kesalahan yang kekasihnya lakukan.
Namun apa jadinya jika pengorbanan yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Hingga dia harus kehilangan segala hal. Bahkan kekasihnya itu sudah mengkhianatinya.
Qiana adalah seorang yang membantunya menemukan jalan untuk balas dendam, namun apa jadinya jika hati terlibat.
Apakah Kavian akan meneruskan jalannya ? atau memilih berhenti ?
Penasaran yuk ikuti kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lita aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Di pagi hari yang sama Liam sedang berolahraga pagi dengan berlari pagi sebelum dia masuk kantor dan dia juga berpapasan dengan Tian.
Mereka tidak saling sapa dengan mengucapkan salam. Lalu kembali berlalu.
Saat sudah lelah, Liam pun masuk ke kantor setelah membersihkan dirinya dahulu, dia membuka berkas berkas yang biasa Qiana lakukan , lalu dia teringat akan video CCTV rumah Qiana.
Dia pun kembali melihat itu, saat itu dia hanya menonton ketika Renata mencium Tian saja, tapi kini dia memperpanjang tontonannya, dan saat Kavian serta Qiana turun dari mobil, CCTV itu menunjukan mereka, sehingga Liam dapat melihat itu, tapi dia terkejut melihat Kavian.
Dia juga membuka foto Kavian yang dia punya, dan itu orang yang sama, dia semakin terkejut saja, Liam pun menelepon seseorang.
Setelah menelepon seseorang itu, Liam mendatangi ruangan CCTV, dan saat keluar dari ruangan itu wajahnya sangat terkejut sekali.
"Nona Lidia, saya ingin bertanya. Apakah kekasihnya Nona Qiana itu bernama Kavian ?"
"Ya benar"
Liam yang sangat sangat terkejut, sampai menjatuhkan ponselnya seketika
***
Di lain tempat Renata sedang fitting baju untuk perayaan peresmian dirinya menikah dengan Tuan Galen, karena selama ini Tuan Galen belum memberi tau pers kalau dia sudah menikahi Renata
Saat keluar Renata nampak cantik dengan gaun putih yang berbalut di tubuhnya, Asisten Tian yang menemaninya pun merasa terpana melihat Renata.
Di tambah senyum merekah muncul dari bibirnya, menambah aura cantik Renata.
"Anda sangat terlihat cantik sekali, Nyonya" seru pelayan toko.
Renata tersipu malu "Apakah ini sudah cocok dan nyaman ?" tanyanya kemudian.
Renata mengangguk "Iya ini sangat nyaman sekali"
Bertepatan dengan itu dia mendapat panggilan,
"Halo, ini dengan Renata"
"Renata, ini dengan Kakakmu"
Mata Renata membulat mendengar siapa yang meneleponnya, bahkan tubuhnya tiba tiba bergetar
"Sudah lama sekali, dimana kamu berada ?" Renata langsung menjatuhkan tangannya dengan ponsel masih dia genggam
Dia mulai ketakutan, tangannya pun bergetar. Tian curiga dan melihat Renata terus.
Qiana sudah pergi untuk ke kantornya, dan Kavian mengantarkan nya sampai ke kantor. Karena ada yang harus Qiana urus dahulu, Saat dia kembali pulang, rumah dalam keadaan berantakan dan bahkan wajah Andrian penuh luka.
Mutia sedang mengobati luka robek di bibir Andrian "Apa yang terjadi ?" Kavian bertanya.
"Kakaknya kak Renata datang dan dia memukul Kak Andrian" Mutia mengatakan itu dengan menangis
Andrian menarik narik kaos Mutia "Ini tidak seberapa, ini hanya luka kecil saja" elak Andrian.
"Tidak Kakak, dia memukul Kak Andrian dengan keras, dia datang ke sini mencari Kak Renata, kenapa dia mencarinya ke sini, padahal sudah lama kita tidak berhubungan lagi dengan wanita itu" sungut Mutia kesal
Andrian langsung menutup mulut Mutia "Jaga mulut kamu, kamu masih kecil jangan banyak mengumpat" ujar Andrian.
"Kakak" tolak Mutia
"Luki ke sini ?" Kavian bertanya
"Mutia, katakan apa yang terjadi ?" Kavian kembali bertanya
"Iya itu Kaka Luki kakaknya Kak Renata, dia baru keluar penjara dan langsung ke sini, dia juga menghancurkan barang barang, dan melukai Kak Andrian"
Andrian langsung berdiri "Lupakan itu Kavian, ok lupakan. Wajah pembunuh terlihat di matanya, sepertinya kalau dia bertemu dengan Renata, dia akan membunuhnya, hati hatilah padanya"
"Katakan saja kamu tidak tau apa apa jika bertemu dia" pinta Andrian lagi.
"Tapi dia mengacak acak kamar Kakak, dia mencari nomor telepon Kak Renata, dia juga mengambil ponsel Kakak"
***.
Qiana bertemu dengan beberapa karyawan Paragon grup dengan di temani Liam.
"Apa yang kalian ingin kan ?"
"Lihatlah ini, dan seharusnya Anda bisa menandatangani perjanjian ini" salah satu karyawan Qiana memberikan satu berkas berisi perjanjian.
"Tentu, tunggu sebentar" Qiana mencari cari bolpoin dalam jaketnya, namun tidak ada "Apakah anda punya bolpoin" ujar Qiana dan karyawan itu memberikan nya pada Qiana.
"Pertama, tahun 2024 upah harusnya naik 2% dari 2023" Qiana mengambil nafas "Ini, ok"
"Kedua, gedung dengan ruang tunggu untuk pegawai" Qiana dia sejenak "Mungkin bisa dengan menjual gedung dan apartemen di Jakarta Utara dan Banten"
"Ketiga, bantuan keuangan penuh untuk seseorang yang mempunyai anak" Qiana menatap ketiga karyawan itu "Mobilku, motorku, dan perhiasan milik Mama, tapi sepertinya tidak akan cukup, tapi tenang saja aku akan mencari pinjaman untuk itu"
"Ok"
"Ke empat, pengembalian hak dari sembilan anggota yang di pecat"
Qiana menghela nafasnya lagi "Tiga orang di antara mereka menyebabkan kerugian perusahaan yang cukup besar, direktur dari cabang ini tidak akan pernah membiarkan, tapi aku akan menyewa mereka dan membayar mereka layaknya karyawan tetap di sini, ok"
"Aku tidak yakin jika Ketua, akan memberikan aset pribadi pada anda, anda yakin semua baik baik saja ?"
"Apa yang bisa dilakukan, paling hal terburuk dia menghapus nama aku dari kartu keluarga"
"Apa kita sudah menyelesaikannya, baiklah kita tutup ini"
Qiana pun keluar dan dia akan menaiki taksi untuk kembali pulang ke rumahnya Kavian.
Saat menunggu bis, Liam datang menghampirinya,
"Direktur" seru Liam.
Qiana menoleh sebentar lalu kembali berpaling "Jika kamu mau mengkomplen saya, lewat chat saja"
"Tidak ada waktu untuk itu, aku mau memberikan ini" Liam memberikan sebuah map pada Qiana, dan Qiana menerimanya.
"Apa ini ?"
"Lihat lah jika kamu ada waktu"
Liam pun pamit pada Qiana, Qiana penasaran apa isi map itu, dan dia hendak membukanya, namun bis yang dia tunggu sudah datang, dia pun menunda untuk membukanya, dan dia menaiki bis itu.
Qiana sudah sampai di gang tempat tinggal Kavian, lalu sebelum sampai ke gerbang dia bertemu salah satu tetangganya Kavian.
"Maaf, apakah anda salah satu temannya Kavian ?" tanyanya pada Qiana.
"Iya benar, kenapa ?"
"Ah, kebetulan sekali. Ini saya mau titip ini tolong berikan pada Kavian, ini salah satu foto yang tertinggal di tempat studio di bawah sana, tempat itu sudah ganti penyewa, jadi mereka akan menutup studio foto itu, dia menitipkan itu pada saya. Karena kamu temannya dia, jadi biar kamu saja yang berikan"
Qiana menerima itu dari tangan tetangganya Kavian "Baiklah, akan aku sampaikan padanya" sahut Qiana
"Terima kasih ya" ucapnya, lalu pergi.
Awalnya Qiana tidak mau melihat, tapi dia penasaran, dia pun membalikkan pas foto di tangannya itu, matanya membulat seketika saat melihat siapa yang ada dalam foto itu.
Bahkan dia mengenal sangat kedua orang itu yang sedang tertawa bahagia. Dia pun marah, dan bertanya tanya.
Bertepatan dengan itu Kavian keluar dari rumahnya, yang berniat untuk menemui Luki kakaknya Renata.
Qiana pun menatap Kavian, begitu juga dengan Kavian sendiri, Kavian tersenyum saat melihat Qiana datang, tapi berbeda dengan Qiana. Dia hanya diam membisu, tidak ada senyum dari wajahnya.
Dan yang dia lihat dari foto itu adalah, foto Kavian sedang bersama Renata saat kuliah dulu. Walaupun dirinya bertanya tanya, kenapa Kavian bisa bersama Renata, namun sedikit pemikiran buruk pun ada pada mereka.
Di belakang Qiana ada seorang pria yang dulu Liam perintahkan untuk mengikuti Kavian dan kini dia sedang berada di kubu Asisten Tian, dan kejadian ini di sengaja mereka.
***