NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DI PECAT

Pagi telah tiba, sinar matahari menyapa dengan hangat di langit China. Burung-burung kecil berkicau merdu, mengiringi datangnya hari baru. Jessica, dengan semangat, menggelegar di dapur.

Aroma harum rempah menyelinap ke ruangan, menggugah selera. Dia menyiapkan sarapan istimewa untuk dirinya dan Zayne. Telur dadar lembut disajikan dengan aroma wangi teh hijau. Sambil mengaduk, ia tersenyum membayangkan Zayne menikmati santapan pagi ini. Suasana tenang dan penuh kasih, seolah melukis kehangatan di hati mereka.

"Pagi, Ge," sapa Jessica saat melihat kedatangan Zayne. "Duduklah, aku sudah menyiapkan kopi untukmu." Ucapnya dengan senyum merekah menghiasi bibir merah mudanya.

Zayne tersenyum tipis. "Aromanya sangat harum. Kopimu benar-benar yang terbaik," ucapnya dengan senyum yang sama.

Pujian dari Zayne membuat senyum Jessica semakin lebar. "Ya, tentu saja, karena tidak ada yang bisa membuat kopi kecuali diriku. Bahkan barista sekalipun akan kalah dengan rasa kopi buatkanku." Dengan penuh percaya diri, Jessica memuji dirinya sendiri.

Di balik interaksi manis itu, cahaya matahari menyinari dapur mereka dengan lembut. Suasana pagi yang tenang, dihiasi oleh aroma kopi yang menggoda, menciptakan momen intim di antara mereka.

Zayne mengambil tempat duduk di sebelah Jessica, menatapnya dengan penuh kagum. "Kau selalu bisa membuat pagi menjadi lebih indah," ujarnya lembut. Jessica tersipu malu, namun wajahnya tetap bersemu merona.

Mereka saling bertatapan, berbagi momen yang penuh kehangatan. Setiap kata dan senyuman mereka menjadi alasan kenapa pagi ini begitu istimewa. Di antara percakapan ringan dan canda tawa, mereka menyatu dalam kedamaian pagi yang cerah.

Ketika Zayne menyeruput kopi buatan Jessica, dia merasakan kehangatan tidak hanya dari cangkirnya, tetapi juga dari perasaannya untuk wanita yang ada di hadapannya. Begitu juga Jessica. Pagi ini, di dapur mereka yang hangat, tercipta hubungan yang tak tergantikan. Mereka berdua, saling mengisi dan melengkapi, menjadikan setiap momen bersama sebagai kenangan yang berharga.

.

.

Usai sarapan, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Zayne bersiap-siap untuk pergi ke kantor, sementara Jessica bersiap-siap untuk pergi mengajar.

Zayne memeriksa tasnya, memastikan semua dokumen penting ada di dalamnya. Jessica menyusun buku-buku musik dengan rapi di dalam tasnya, siap untuk bertemu dengan murid-muridnya.

Meskipun sibuk dengan rutinitas mereka, ada kehangatan di udara, melekat dari momen-momen pagi mereka bersama. Saling dukungan dan pengertian menjadi dasar dari hubungan mereka, bahkan dalam kesibukan sehari-hari.

🌺🌺🌺

Suasana pagi di kantor mulai terasa hidup dan penuh semangat. Dari lobi hingga ke ruang kerja, bunyi langkah kaki dan percakapan mulai mengisi ruangan. Sinar matahari yang masuk melalui jendela menghadirkan kehangatan alami, menyinari meja-meja kerja dan membuat bayangan yang bergerak-gerak di lantai.

Di pantry, aroma kopi segar dan makanan ringan menyambut para karyawan yang datang. Mereka berbaur sambil saling bertukar cerita tentang akhir pekan atau rencana untuk hari ini. Suasana akrab dan ramah menciptakan ikatan antar rekan kerja yang erat.

Meskipun beragam aktivitas dan suasana yang berbeda-beda, satu hal yang tetap sama: semangat dan dedikasi para karyawan untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan mereka. Suasana pagi di kantor menjadi momentum awal yang memicu produktivitas dan kolaborasi, menggambarkan semangat perusahaan yang dinamis dan progresif.

Ketukan pada pintu mengalihkan perhatian Zayne dari laptopnya. Natasya menghampiri Zayne dengan sebuah buku di tangannya. "Permisi, Presdir," ujarnya dengan hormat.

Zayne menoleh, sorot mata dingin dan tajam. "Ada apa?" tanyanya tanpa ekspresi.

Natasya menyerahkan buku tersebut kepadanya. "Ini agenda Anda untuk hari ini, Presdir. Pertemuan dengan investor pukul 10 pagi, dan rapat strategis dengan tim pukul 2 sore," jelasnya singkat.

Zayne mengangguk sekilas, tangannya meraih buku itu. "Hm, baiklah," ucapnya tanpa ekspresi, langsung memeriksa jadwal yang tertera di dalamnya.

Natasya melihat reaksi dingin Zayne seperti biasa, dia sudah terbiasa. "Kalau begitu, saya akan kembali ke tugas saya," katanya sebelum meninggalkan ruangan dengan langkah mantap.

Zayne kembali terfokus pada pekerjaannya, tanpa menunjukkan reaksi lebih lanjut. Bagi mereka yang mengenalnya, kebiasaannya yang dingin dan minim ekspresi sudah menjadi hal yang biasa. Meskipun begitu, Natasya tetap melanjutkan tugasnya dengan penuh dedikasi, tanpa mengharapkan ucapan terima kasih dari Zayne. Baginya, yang penting adalah menjalankan tugas dengan baik dan efisien.

🌺🌺🌺

Jessica duduk tenang di hadapan kepala sekolah, perasaannya campur aduk antara kekhawatiran dan ketidakpastian. "Jessica, aku punya kabar yang tidak menyenangkan," ucap kepala sekolah dengan suara serius.

Jessica menelan ludah, mencoba menyiapkan dirinya untuk apa yang akan diucapkan kepala sekolah. "Apa itu?" tanyanya dengan hati berdebar.

Kepala sekolah mengambil napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, "Kami telah memutuskan untuk meniadakan kelas musik di sekolah ini. Itu berarti, sayangnya, kami harus mengakhiri kontrakmu sebagai guru musik."

Jessica terdiam, terkejut dengan kabar tersebut. "Tapi, kelas musik adalah bagian yang sangat penting dari kurikulum. Anak-anak akan kehilangan banyak peluang belajar dan berekspresi tanpanya," protesnya dengan nada sedih.

Kepala sekolah mengangguk, "Aku mengerti, Jessica, tapi ini sudah final. Kami berharap kamu bisa memahami."

Jessica menggigit bibirnya, mencoba menahan kekecewaannya. "Terima kasih. Saya mengerti," ucapnya dengan suara bergetar.

Keduanya saling bertatapan, pahitnya keputusan itu terasa menusuk hati Jessica. Jessica bangkit dari kursinya, mencoba menahan air mata yang mengancam untuk menetes. Meskipun kecewa, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap mencari cara untuk tetap terlibat dalam mendukung perkembangan seni anak-anak, meskipun bukan sebagai guru musik di sekolah itu lagi.

.

.

Jessica duduk termenung di salah satu kursi di taman kota. Wajahnya dipenuhi oleh ekspresi kekosongan, matanya menatap air mancur di hadapannya tanpa tujuan. Suara gemericik air menjadi latar belakang bagi pikirannya yang sedang melayang jauh. Di tengah keheningan itu, dia merenung tentang keputusan yang baru saja mengubah arah hidupnya.

Namun, di antara kegelapan pikirannya, muncul kekuatan baru. Dengan perlahan, dia mengangkat dagunya, memutuskan untuk melangkah maju meski rintangan menghadang. Dalam keheningan taman, Jessica menemukan ketenangan dan keberanian untuk menghadapi masa depan yang belum pasti.

"Sica," seru Tiffany yang datang bersama Sunny.

"Apa kau sudah menunggu lama?" tanya Sunny.

Jessica menggeleng. "Tidak, aku baru saja sampai."

Sunny dan Tiffany menatap Jessica dengan bingung, melihat ekspresi murung di wajah sahabat mereka. Mereka penasaran, ingin tahu apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi, Jess?" tanya Tiffany, suaranya penuh perhatian.

Jessica menghela nafas, lalu mulai menceritakan semua yang telah terjadi pada mereka berdua. Dia merasa lega bisa membagikan beban pikirannya kepada sahabat-sahabat terdekatnya.

Sunny dan Tiffany mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali mengangguk atau mengeluarkan komentar menghibur. Mereka berdua menunjukkan dukungan dan simpati mereka pada Jessica, membuatnya merasa sedikit lebih ringan.

Setelah Jessica selesai bercerita, mereka bertiga duduk di taman, berbagi pelukan dan kata-kata semangat. Meskipun situasinya sulit, Jessica merasa bersyukur memiliki teman-teman seperti Sunny dan Tiffany yang selalu ada di sampingnya, siap mendengarkan dan memberikan dukungan. Dalam kebersamaan mereka, Jessica merasa sedikit lebih kuat untuk menghadapi cobaan yang menimpa.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
U_Lee
makanya bang gak usah sok2an menganggap si Jessica itu adek angkat elu toh elu juga udah pernah bobok bareng ama dia... cemburu karena si Jessica deket ama si Vincent... daripada lu entar menyesal si Jessica direbut ama pria lain mending pikir ulang deh elu menganggap Jessica apa di hidup elu...😅
sella surya amanda
lanjut
Radya Arynda
menikah saja zayne dengan jessica,,,,biar kalian selalu ber sama....jangan ke duluan orang lain lho nanti nyesel
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!