NovelToon NovelToon
Kamar Jenazah

Kamar Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / spiritual / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Kamar jenazah, bagian dari rumah sakit yang agak dihindari. Misteri dan kisah mistis apa yang dialami oleh Radit Krisna yang bekerja sebagai petugas Kamar Jenazah. Tangisan yang kerap terdengar ketika menjalani shift malam, membuat nyalinya terkadang ciut.

Berhasilkah Radit melewati gangguan yang terjadi dan mengungkap misteri tangisan tersebut?

===

Hanya untuk penggemar kisah horror. Harap tidak membaca dengan menabung bab ya.

Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28 ~ Kabur (End)

Sudah beberapa hari sejak kepergian Deo, sosok Mirna tidak lagi muncul apalagi mengganggu. Radit masih bekerja di kamar jenazah, meskipun masih mencari peluang yang lebih layak dan sesuai dengan kompetensinya. Sesekali gangguan kecil pun ada, seperti yang pernah Zul katakan. Hanya ingin memberi informasi mengenai keberadaan dan eksistensi keberadaan ‘mereka’.

Ada hikmah dan rasa syukur karena sebagai petugas kamar jenazah ia mengenal Lena dan sekarang cukup dekat.

“Dit, gue ke toilet dulu. Mules,” ujar Zul.

“Kenapa nggak toilet yang di dalam aja sih.”

“Ogah.” Zul gegas meninggalkan ruangan.

Petugas yang lain sedang menjemput jenazah di kamar pasien dan saat ini baru jam sembilan malam, masih ada waktu sebelum pergantian shift. Radit sedang mempersiapkan kedatangan Jenazah, apalagi ada permintaan segera dimandikan dan dikafani. Pemandi jenazah pun sudah dihubungi.

Saat berjongkok di depan lemari yang terbuka, mengambil sabun, kafan dan yang perlengkapan lain. ia mendengar roda brankar.

“Ke sebelah sini aja,” ujar Radit kemudian hening.

Radit menghentikan aktivitasnya lalu menoleh dan tidak ada siapapun. padahal suara tadi begitu jelas, suara roda brankar.

“Ck, masing-masing aja. Jangan karena gue sendiri pengen ganggu, giliran rame nggak ada yang mau muncul.”

Baru selesai ia bicara dan meletakan barang yang diambil ke atas meja lalu menutup pintu lemari stok. Terdengar lagi suara dari pintu ruangan bagian dalam. Ketukan dari dalam, membuat tubuh Radit merinding seketika. Ruangan di mana ada lemari penyimpanan jenazah dan yang ia tahu ada satu jenazah di sana.

“Ck, kalau ini mah ngeri gue,” cetus Radit lalu bergegas meninggalkan ruangan dan bertabrakan dengan seseorang yang hendak masuk.

“Astaga, dalam ruangan pake lari-lari.”

“Biasa pak, kalau sendirian aja pada aneh-aneh godain saya. Emang cowok apaan,” keluh Radit. Ternyata bapak pemandi jenazah yang datang.

Sampai waktu kerjanya berakhir, tidak ada lagi gangguan berarti. Saat pulang mereka berpisah di parkiran karena letak motor yang berbeda. Radit sempat menghabiskan sebatang rokok sebelum menuju motornya.

Saat memakai helm, salah satu penjaga parkiran menghampiri.

“Mas, ini motor punya Mas nya?”

“Iya,” sahut Radit mengeratkan jaket dan memastikan helmnya sudah kencang.

“Tadi ceweknya nungguin di sini, lumayan lama.”

“Cewek?” tanya Radit.

“Iya cewek, pake baju putih rambutnya panjang. Dari habis magrib duduk di atas motor, tapi nggak tahu sekarang kemana. Coba aja dihubungi.”

“Hah, cewek,” gumam Radit setelah pria tadi meninggalkannya.

Tentu saja yang dimaksud jelas bukan Lena, karena wanita itu berambut sebahu dan sering dikuncir. Lalu siapa perempuan yang menunggunya di motor, kalau diingat-ingat ini bukan pertama kalinya ada perempuan di sekitar motornya bahkan pernah ada yang lihat ia membonceng perempuan padahal tidak ada siapapun.

“Anjreet, malah merinding lagi.” Radit menjauh dari motornya lalu melepaskan helm dan ia titip ke penjaga parkiran.

Tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, entah itu jin, qorin atau apapun yang jelas Radit tidak ingin lalu berurusan dengan makhluk gaib. Ia berniat menjual motornya dan akan pulang dengan ojek online.

***

Percayalah, untuk para petugas kamar jenazah seperti Radit. Berharap dan selalu berdoa agar tidak ada pasien yang meninggal. Untuk hari ini cukup landai. Sejak awal shift dua siang tadi, sampai saat ini hampir pukul sembilan. Tidak ada panggilan untuk menjemput jenazah.

Kedua rekan Radit sedang sibuk dengan game onlinenya, sedangkan Zul berbaring di kursi stainless sambil bernyanyi dengan suara sumbang. Berbeda dengan Radit yang duduk di meja administrasi, sendirian karena ketiga rekannya ada di beranda.

Senyum-senyum karena berbalas pesan dengan Lena, apalagi wanita itu mengabarkan kalau bagian keuangan rumah sakit kekurangan personil karena dua orang staf resign. Tentu saja itu jadi kabar baik, Radit berencana akan melamar untuk posisi tersebut. Apalagi basicnya memang keuangan.

“Dari pada di sini, iya kali gue ngitungin mayat,” gumam radit masih dengan ponsel di tangannya.

“Saya mayat ke berapa, bang?”

“Nggak tahu, saya nggak pernah ngitungin,” jawab Radit lalu terdiam dan mencerna pertanyaan tadi.

Selain bingung dengan siapa yang bertanya juga di mana sosok itu berada. Radit menyadari semua rekannya ada di luar dan dia hanya sendirian di dalam, meskipun hanya berjarak beberapa meter.

Prank.

“Astagfirullah,” ucap Radit yang terkejut dengan suara dari dalam. Suara barang jatuh, seperti baskom stainless.

Akan kembali fokus dengan ponselnya dan berusaha mengabaikan gangguan yang ada, lagi-lagi Radit mendengar suara dari ruang tengah. Suara air mengalir dan guyuran air ke dipan. Bunyi yang kerap didengar ketika jenazah sedang dimandikan.

Ada rasa takut, tapi penasaran dan yakin kalau suara itu ulah dari rekannya. Radit beranjak dari kursi admin dan berjalan menuju pintu tengah, suara itu masih ada. Semakin yakin kalau itu ulah rekan-rekannya. Tirai yang biasa tertutup saat ada jenazah dimandikan.

Tangan Radit sudah terulur menyentuh tirai dan akan menggesernya. Namun, urung karena ia memilih membungkuk melihat siapa di dalam.  Ternyata kosong, tidak kaki siapapun yang terlihat di sana. masih penasaran dengan suara dari balik tirai, dengan cepat dia menarik tirai tersebut.

Sangat terkejut dengan sosok yang berbaring di atas dipan. Jenazah pria dengan wajah menyeramkan, kedua bola mata putih serta mulut mengeluarkan cairan hitam.

“TOLONG MANDIKAN AKU!”

Radit berteriak dan berlari meninggalkan ruangan, sempat mengambil ponsel dan ranselnya. Zul dan kedua rekannya heran dengan ulah Radit.

“Woy, kemana?” teriak Zul.

“Pulang, nggak kuat gue kerja di situ,” sahut Radit masih terus berlari.

 

...~~ TAMAT ~~...

 

 

 

 

1
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Fatimah Ziyadatul Khair
seru ceritanya. semoga segera nelurin cerita horor baru lagi. semangat kak othor
Vita Liana
cerita baru lagi dung kak hehe
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣bukanya seneng tapi senep tiap hari liat hantu
Zuhril Witanto
astaghfirullah...
Zuhril Witanto
itu balasan untukmu Deo ..karna kamu gak mau mengakui dan gak bertanggung jawab
Zuhril Witanto
dan aaaaas.....
Zuhril Witanto
jelas2 Deo salah masih aja ngelak...biar aja di bawa
Zuhril Witanto
hantune ngeyelan
Zuhril Witanto
deg degan
Zuhril Witanto
motor Radit kan di pinjem Deo waktu itu
Zuhril Witanto
🤭🤭 ngarep
Zuhril Witanto
tuh hantu maksa banget
Zuhril Witanto
horor seru
Zuhril Witanto
ya ampun siapa yang nabrak
Zuhril Witanto
hantunya ikutan mandi
Zuhril Witanto
astaghfirullah...baca aja serasa ikutan lemes
Zuhril Witanto
spot jantung
Zuhril Witanto
serem banget
Zuhril Witanto
malah tambah serem lah di Kamboja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!