Dulu Dara sangat membenci laki-laki yang menjadi pacarnya karena usia laki-laki itu lebih muda lima tahun darinya. Setelah lama tidak bertemu, laki-laki itu kini menjadi kepala rumah sakit ditempatnya bekerja.
Tapi di pertemuan kali ini, laki-laki itu seolah tidak mengenali Dara lagi membuat Dara jadi bertanya-tanya. Dan karena sikap cueknyalah yang membuat Dara bertekad membuat laki-laki itu jatuh cinta lagi padanya. Dapatkah Dara melakukan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akting
"Mi, Pi. Udah tidur belum?" Seru Dara mengetuk pintu kamar Denisa dan Daniel.
"Belum, masuk aja sayang," sahut Denisa dari dalam.
Dara membuka pintu tersebut.
"Aaaaaaaaaaa."
"Aaaaaaaaaaa."
Dara memekik begitu melihat wajah kedua orangtuanya. Karena ikut terkejut, Denisa dan Daniel pun kontan ikut memekik.
"Kamu kenapa sih bikin orang kaget aja?" ujar Denisa mengusap dadanya. "Jadi retak nih masker Mami sama Papi," sungut Denisa merapikan masker milik Daniel. Daniel menganggukkan kepala setuju dengan sang istri.
"Kaget lihat muka Mami sama Papi. Kirain tadi poci lagi ditelanjangii," balas Dara karena keduanya sedang melakukan masker wajah, lalu ikut naik keatas tempat tidur, mengambil duduk ditengag-tengah. Dara menatap satu persatu wajah keduanya. "Iri deh liat keromantisan Mami Papi, bikin Dara pengen cepat-cepat meried," cetusnya membuat Daniel mendelik.
"Hikhikhik, jangan melotot Pi, nanti maskernya pecah loh." Dara cekikikan meledek papinya. Karena kedua orangtuanya tidak akan mungkin bicara, Dara menjelaskan maksud kedatangannya. "Mi, Pi. Besok liburan yuk. Dara pengen ajak Mami sama Papi liburan ke suatu tempat yang dijamin bikin Mami Papi seneng, sekaligus bulan madu lagi."
Daniel dan Denisa kompak menatapnya meminta penjelasan. Tumben-tumbenya Dara mengajak liburan.
"Pokoknya besok jam delapan pagi Mami sama Papi udah siap. Dara mau kasih kejutan buat Mami sama Papi, kita udah lama kan gak liburan bareng? Nunggu Danish pulang masih lama, nanti kalau Danish pulang, kita buat planing baru lagi." Dara menaik turunkan alisnya pada Denisa dan Daniel secara bergantian. Kemudian tanpa menunggu persetujuan keduanya, dia turun dari ranjang, meninggalkan kedua orangtuanya yang melongok saling pandang.
Sampai dikamarnya, Dara langsung menelepon Marsha.
"Mom, Mami sama Papi udah setuju besok buat ikut liburan," ujarnya pada Marsha. "Besok kita ketemuan di villa-nya aja ya. Tempatnya sudah Dara booking, nanti Dara share lokasinya," lanjutnya.
"Oke sayang, terimakasih ya. Mommy gak sabar sama kejutannya," ujarnya penasaran karena dari suaranya Dara terdengar sangat bersemangat.
"Pokoknya Dara jamin tidak akan mengecewakan," balas Dara begitu yakin. "Oh ya, Mi. Zyan belum tahu kan dengan rencana Dara ini?"
"Belum sayang. Sesuai permintaan kamu, Mommy nggak kasih tahu Zyan," jawab Marsha. Kemudian ia berkomentar lagi. "Kamu bikin Mommy makin gak sabar aja nunggu besok," pujinya tidak berbohong. Sungguh dia sangat senang sekali dengan kejutan yang direncanakan Dara. Karena sebenarnya dia memang menginginkan anak perempuan, begitu tahu Zyan berpacaran dengan Dara dia langsung merasa cocok, Dara seperti duplikatnya, suka memberi kejutan yang heboh, centil-centilnya, hanya saja Dara tidak berpakaian glamour sepertinya.
Keesokan pagi, kedua keluarga itu sudah siap dirumahnya masing-masing.
"Kenapa dadakan gini sih, Mom. Aku kan harus ajak Dara," protes Zyan pagi itu.
"Ini khusus acara keluarga, jadi gak boleh ajak orang luar," tegas Marsha membuat Zyan heran karena setahunya Mommy-nya sangat menyukai Dara.
Karena tahu Mommy-nya jika sudah memutuskan tidak bisa di ganggu gugat, Zyan pun menghubungi Dara.
"Iya, Zyan. Ada apa?"
"Aku mau ngabarin, hari ini aku mau pergi sama Mommy."
"Oh yaudah nggak papa," jawab Dara tidak mempermasalahkan.
"Kamu beneran nggak papa."
"Iya nggak papa. Masa mau pergi sama Mommy-nya dilarang, kalau pergi sama Kiara itu baru aku larang," sahut Kiara menahan tawa.
"Gak mungkin aku pergi sama perempuan selain sama kamu dam Mommy."
"Iya, iya. Yaudah sana jalan. Nanti Mommy marah," ujar Dara menyempurnakan aktingnya.
"Telepon dari siapa?" tanya Daniel tiba-tiba muncul dibelakang Dara.
"Ih Papi ngagetin," ujar Dara mengusap dadanya. "Dari Zyan, dia izin mau pergi," jawab Dara.
"Ngapain dia izin sama kamu? Emang kamu siapanya?" Lebay sekali si Zyan itu, gumam Daniel dalam hati.
"Papi lupa? Zyan itu pacar aku, Pi. Dia menghormati Dara sebagai pacarnya," bela Dara.
"Iya ya, bela aja dia terus. Kamu jadi gak sayang Papi semenjak pacaran sama dia."
Dara tersenyum dan langsung memeluk begitu melihat papinya merajuk. "Dara tetep sayang sama Papi. Nggak ada yang bisa menandingi cinta Dara ke Papi. Termasuk Zyan," gumam Dara di dada Daniel.
"Harus, harus itu. Jangan sampai rasa sayang kamu ke dia melebihi ke Papi."
Dara mendongak. "Itu nggak akan," balasnya mempererat pelukan.
Udah sama si Lio aja🤭
lanjoot kak