RUSUK SANG BILLIONAIRE

"Huffftt ,,, sudah hari ketujuh nih, aku lupa melingkari kalender beberapa hari ini. Spidol mana pak ?"

"Cari aja sendiri. " balas Kiano tiba-tiba kesal mendengar ucapan Chelsea

"Pak, besok aku sudah mulai magang di perusahaan om Arya. " ucap Chelsea sambil melingkari beberapa angka pada kalender

"Yang kamu panggil om Arya itu mertuamu, Sea dan aku ini suamimu bukan bapakmu. Hargai kami sedikit saja. Panggil sesuai posisi kami dalam keluarga. "

"Tapi pak, aku belum terbiasa. "

"Kamu tidak akan pernah terbiasa jika tidak membiasakannya, maka dari itu mulailah mengubah panggilanmu. "

"Maaf pak. " balas Chelsea dengan nada bersalah.

"Oh ya, bagaimana dengan proposalku ? sudah di acc atau masih perlu perbaikan ?" tanya Chelsea mengalihkan pembicaraan.

"Kita sedang di rumah, bukan di kampus. Jika ingin membahas proposalmu maka lakukan di kampus. "

"Aku gak membahasnya, hanya menanyakan. Apa susahnya di jawab sudah atau belum. Hanya satu kata kok, gak sampai ngeluarin keringat. "

"Lebih baik kamu cepat tidur agar besok tidak terlambat ke kantor dan bosmu tidak marah-marah pada hari pertama kerja. "

Walaupun perasaan dongkol namun Chelsea mengikuti perintah Kiano. Ia menyusun bantal penghalang antara dirinya dan Kiano padahal beberapa hari ini penghalang itu sempat ditiadakan. Melihat hal itu Kiano hanya tersenyum samar.

Mendengar napas Chelsea yang teratur membuat Kiano perlahan mendekat dan membaringkan dirinya di samping wanita keras kepala itu, hanya sekali sentak semua bantal yang tersusun berseraka dilantai.

"Batas waktu yang kamu tentukan semakin mendekati finish sayang, walaupun hanya pihakmu saja namun aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. " gumam Kiano memeluk Chelsea dan mengarungi dunia mimpinya.

Semburat mentari pagi mulai menghangatkan kulit membuat Chelsea membuka matanya perlahan, wajahnya memerah karena mendapati tangannya memeluk erat pria yang selalu mengobrak abrik emosinya. Kali ini ia tidak berteriak karena posisinya ia yang memeluk. Dalam hati Kiano bersorak gembira beruntung dirinya lebih dulu terbangun sehingga bisa sedikit membalikkan keadaan.

Perlahan Chelsea melepaskan pelukannya dan Kiano pura-pura menggeliat sehingga tangannya kembali memeluk Chelsea.

"Pak, bangun sudah siang nanti aku telat ke kantor. " ucap Chelsea pelan

Kiano pura-pura tertidur nyenyak dan semakin mengeratkan pelukannya. Chelsea menengadahkan kepalanya menatap wajah tampan suaminya, wajahnya kembali memerah karena jarak mereka yang terlalu dekat.

"Pak, lepasim dong, aku gak mau telat ke kantor. Lagian ini hari pertama, belum tahu pada divisi mana aku akan ditempatkan. " Chelsea kembali berusaha melepaskan tangan besar Kiano yang menempel padanya.

"Jangan gerak-gerak sayang, takutnya mas khilaf dan memakanmu." balas Kiano masih dengan mata tertutup.

"Emangnya aku daging. "

"Kamu itu lebih lezat dari daging manapun, sayang. " Kiano mengecup dahi Chelsea sebelum melepaskan pelukannya. Ia tidak ingin sesuatu di dalam dirinya terbakar pagi-pagi.

Chelsea kemudian secepat kilat bangkit dan setengah berlari ke kamar mandi, ia hanya meraih bathrobe dan pakaian dalamnya. Sambil menenangkan jantungnya yang berdetak kencang, Chelsea memulai ritual mandinya.

'Gila, apakah setiap tidur aku memeluk pria datar itu ? memalukan kamu Sea. Tapi gak apa-apa juga dia kan suamiku sendiri, daripada meluk pria lain.' batin Chelsea membenarkan dirinya.

Selesai mandi, Chelsea segera memakai baju dalamnya dan menepuk jidatnya saat menyadari pakaiannya tak ia bawa. Gak apa-apa kan kalau keluar dengan memakai bathrobe ?? masih sopan daripada hanya memakai handuk. Chelsea kemudian keluar dan langsung berlari walk in closet tanpa memperdulikan Kiano yang menatapnya heran.

'Apa gadis itu sudah mulai berubah ?' batin Kiano tersenyum lebar.

"Astaga jangan sampai manusia datar itu berpikiran jika aku menggodanya. " gumam Chelsea secepat kilat memakai baju yang sudah ia siapkan semalam.

Chelsea kemudian seperti biasa menyiapkan baju yang akan dipakai oleh Kiano lalu keluar menuju meja makan.

"Lho sayang, nak Kiano mana ?"

"Masih mandi ma ,,,"

"Ya udah kita tunggu aja supaya bisa sarapan bareng-bareng. Papa juga masih baca koran. "

"Sudah tujuh hari lho usia pernikahan kalian, mommy mertuamu sudah beberapa kali menelpon mama menanyakan kapan kalian akan pindah ke rumah mereka. "

"Aku belum siap tinggal disana ma, lagian mas Kiano juga gak memaksa harus pindah kok. " ucapan Chelsea sukses membuat senyuman Kiano melebar yang telah berdiri di belakangnya.

"Gak apa kok ma, nanti aku yang jelasin ke mommy. " timpal Kiano mengusap lembut lengan Chelsea

Kiano tidak ingin memaksa istrinya untuk tinggal bersama keluarganya sehingga membuatnya tidak nyaman. Ia menyadari proses perkenalan hingga pernikahan mereka terlalu singkat dan yang paling penting ia harus membuat istrinya jatuh cinta padanya.

"Ya sudah terserah kalian aja, mama panggil papa dulu untuk sarapan. " Maria berdiri meninggalkan pasangan pengantin baru itu.

"Sayang, kamu gak sesak pakai baju sempit seperti itu ?"

"Emang kenapa ? bapak gak suka ?"

"Mas suka kok tapi hanya di kamar, orang lain gak perlu menikmati tubuh istriku. "

"Di kantor kan pasti baju karyawannya begini juga kan ? lagian bapak kan di kampus."

"Siapa bilang aku di kampus hari ini ??"

Perdebatan mereka terhenti saat pak Utomo dan Maria kembali bergabung di meja makan. Sarapan bersama tanpa suara pun berlangsung hingga tuntas.

"Sea, jaga sikap di sana ya sayang, walaupun mungkin ada yang tidak mengenalimu sebagai menantu pemilik perusahaan dan bersikap kasar, papa minta kamu jangan membalasnya. " pak Utomo menasehati putrinya dengan lembut.

"Tenang aja pa, akupun gak bermaksud memperkenalkan diri supaya bisa bergaul dengan mereka tanpa ada rasa sungkan. " balas Chelsea tersenyum.

"Ya udah papa berangkat lebih dulu. "

"Sea juga, takut kejebak macet. "

"Kita barengan sayang. "

"Gak usah mas, nanti malah jadi bahan omongan orang. " tolak Chelsea seraya berjalan dengan cepat ke arah mobilnya setelah mencium punggung tangan mamanya dan Kiano.

Maria tersenyum bahagia melihat putrinya yang terlihat menghargai dan menerima pernikahan mereka. Kiano pun tersenyum tak kalah bahagianya mendapatkan perlakuan seperti itu oleh Chelsea. Inilah yang membuat Kiano belum memboyong Chelsea ke rumah orang tuanya, ia ingin agar istrinya itu terbiasa dulu melakukan hal-hal kecil untuk dirinya.

Ketiga mobil mewah keluar beriringan menuju tujuan masing-masing, Chelsea yang memperhatikan kaca spionnya mengerutkan dahi melihat mobil Kiano mengikutinya.

"Apa pria datar itu juga bekerja di perusahaan Jewellery Desain ?? bukankah dia juga memiliki perusahaan sendiri ??" gumam Chelsea terus melarikan mobilnya menuju perusahaan.

🎶🎶🎶🎶

Selamat pagi semua