NovelToon NovelToon
Ceo Casanova Dan Gadis Tengil

Ceo Casanova Dan Gadis Tengil

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:934.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ekadewi01

Luna Olivia, seorang mahasiswi semester akhir yang memiliki sifat bar-bar harus menerima kala dirinya dijodohkan karena balas budi Ayahnya.

Bara Adi Wijaya, seorang Ceo Casanova yang tidak ingin mempunyai komitmen dengan wanita, tetapi malah dijodohkan dengan orang tua nya.

***
Bagaimana jadinya jika seorang Ceo Casanova di jodohkan dengan gadis tengil yang bar bar?
Apakah mereka bisa bersatu dan saling menerima ?
Atau malah sebalik nya, mereka tidak akan bisa bersatu karena perbedaan yang ada ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ekadewi01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28. Pertama Kali Ke Rumah Mertua

Gelap malam berganti dengan sinar mentari pagi. Bara terbangun lebih dulu, sementara Luna masih terlelap di kamarnya.

Bara masuk ke kamar kosong lalu mencuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai dia berjalan ke pantry membuat sarapan.

Karena sudah lama apartment nya tidak di tempati, jadi tidak banyak bahan makanan yang ada tersedia sana.

Bara membuat oatmeal dan sandwich saja untuk dirinya dan juga istrinya. Setelah beberapa menit berkutat di dapur, akhirnya sarapan sudah siap.

Bara menyajikan nya di meja makan dan kembali ke ruang tv tempat semalam dia tidur.

Baru saja pria tampan itu hendak membangunkan sang istri, tetapi Luna sudah keluar kamar lebih dulu.

"Morning." Sapa Bara tersenyum manis.

"Pagi, Om," jawabnya singkat.

"Ayok, sarapan dulu! gue buat oatmeal sama sandwich buat sarapan. Nggak papa kan cuma ini atau lo mau gue pesenin makanan? soalnya udah lama nggak di tempatin apartment gue jadi nggak ada bahan makanan."

"Santai om, udah itu aja yang ada. Nggak ribet gue mah apa aja juga gue makan."

Mereka berjalan ke meja makan dan memulai untuk sarapan. "Om, gue mau pulang ke rumah bonyok, ya."

Deg!

Bara kaget mendengar perkataan istrinya, apa karena semalam Luna ingin pulang ke rumah orang tua nya.

"Lo masih marah ya sama gue?" Tanya Bara menatap lekat netra hitam istrinya.

"Nggak, Om." jawab nya sembari mengunyah sandwich buatan Bara.

"Kalo nggak marah, itu ngapain lo mau pulang ke rumah orang tua, lo?"

"Kan ini weekend, jadi gue mau main kesana. Kalo boleh mah nginep juga semalem di sana. Soalnya semenjak nikah hampir 2 bulan, gue kan belom pernah nginep di sana karena lo larang."

Bara lega ternyata sang istri hanya ingin main ke rumah orang tuanya saja. Dan benar apa yang dikatakan Luna, selama menikah Luna belum pernah menginap di sana karena dia larang. Dia juga belum pernah sekalipun berkunjung ke rumah mertuanya semenjak menikah.

"Boleh, asal gue ikut!"

"Hah, serius om gue boleh nginep di sana?" tanya nya memastikan.

"Iya, sama gue juga," jawabnya enteng.

"Thanks, Om," ucap Luna yang di anggukan oleh Bara.

"Ya udah, habisin! setelah itu kita pulang ke mansion dulu," titah Bara.

Setelah sarapan mereka berdua kembali ke mansion terlebih dahulu sebelum mengunjungi mansion Nugroho.

"Gue ke atas dulu ya mandi, lo juga siap-siap!" titah Bara kepada sang istri.

"Okay." Luna langsung masuk ke kamarnya.

Luna masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih, sedangkan Bara memilih duduk di tepi ranjang.

"Apa bener gue jatuh cinta secepat itu sama Luna? tapi gue nggak bisa liat dia deket sama cowok lain." gumam nya bingung dengan perasaannya sendiri.

Bara bangkit lalu masuk ke kamar mandi. Setengah jam kemudian, Bara turun kebawah menenteng ransel kecil miliknya yang berisi pakaian ganti selama berada di mansion mertuanya.

"Udah siap, Om?" Luna bertanya saat Bara baru saja turun.

"Udah, ayok berangkat! kunci motor lo mana? kita naek motor aja, udah lama gue nggak naek motor lagi." Bara berniat ingin mengajak Luna jalan-jalan nanti malam menggunakan motor sang istri.

"Nih, tapi kek nya bensin nya nggak banyak." Luna menyerahkan kunci motor itu ke tangan suaminya.

"Nanti kita isi bensin dulu!"

"Sini tas nya gue yang bawa!" Luna memakai ransel suaminya di punggungnya.

***

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit, akhirnya mereka sampai di mansion mewah Nugroho.

Mereka turun dari motor lalu mengetuk pintu. "Eh, non Luna," sapa bibi saat membuka pintu.

"Apa kabar, bi?" tanya Luna begitu sopan.

"Baik non, ini di aden ganteng tumben ikut." celetuk bibi membuat Bara hanya bisa tersenyum.

"Pagi nggak sibuk bi, makanya bisa ikut aku kesini. Ya udah, kita masuk dulu ya, bi. Ayah sama Bunda ada, kan?"

"Ada non, diruang tv," jawab bibi.

Luna menarik tangan Bara berjalan menuju keruang tv menghampiri kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum," sapa mereka berdua membuat Ayah dan Bunda kaget melihat kedatangan anak dan menantunya.

"Lho, kalian datang." Bunda langsung menghampiri sang putri lalu memeluknya.

" Sehat kamu, Nak?"

"Alhamdulillah, sehat, Bun." Luna senang hari ini bisa mengunjungi orang tuanya dan bisa menginap.

Luna menyalami punggung tangan sang Ayah di ikuti oleh Bara di belakangnya.

"Apa kabar, Nak?" sapa Ayah Fahmi kepada menantunya yang baru pertama kali datang berkunjung.

"Baik, Yah. Maaf baru bisa dateng mengunjungi Ayah sama Bunda.

"Nggak papa, Nak. Ayah tau kamu pasti sibuk," balas Ayah dengan bijak memahami kondisi menantunya.

"Ayok, duduk dulu! biar Bunda bikin minum dulu. Kamu mau minum apa, Nak?" tanya Bunda kepada menantunya.

"Apa aja Bun, maaf ngerepotin," ujar Bara sungkan.

"Nggak ngerepotin nak, ini juga kan rumah kamu nggak perlu sungkan gitu!" ujar Bunda.

"Iya Bun, terimakasih."

Ayah mengajak Bara mengobrol seputar bisnis dan pekerjaan. Bagi Ayah Fahmi dalam dunia bisnis sang menantu sangat lah hebat, bertolak belakang dengan kepribadian nya yang suka bermain wanita.

Mereka semua asyik berbincang sampai memasuki jam makan siang.

"Ayok, semua nya makan siang dulu!" ajak Bunda.

"Iya, Bun." Luna mengajak Bara ke meja makan bersama dengan Ayah dan Bunda.

"Bi, tolong panggilkan Kenzo ya dikamar nya!" titah Bunda meminta bibi memanggil Kenzo.

"Baik, Nya." Bibi memanggil Kenzo di kamar nya yang berada di lantai atas.

Tadi pagi setelah selesai sarapan pemuda tampan itu langsung kembali ke kamarnya, Kenzo tidak mengetahui kalau sang kakak datang berkunjung.

Tok..tok..tok

"Den Kenzo, di panggil tuan dan nyonya untuk makan siang!"

"Iya, bi." sahut Kenzo setelah membuka pintu kamar nya.

Kenzo menuruni tangga menuju ke meja makan, pemuda itu melihat ada sang kakak yang sedang duduk di meja makan. Namun, netranya melihat suami kakaknya nya juga ikut datang.

"Ngapain, lo?" tanya Kenzo menatap sinis kakak iparnya.

"Nak, nggak bokeh seperti itu!" tegur Ayah Fahmi.

"Iya nak, yang sopan sama kakak ipar kamu!" sambung Bunda.

"Ngapain harus berbuat baik sama dia, toh belum tentu juga dia berbuat baik sama kak Luna," sahut Kenzo membuat Bara terdiam.

Bara tersentil dengan ucapan adik iparnya itu, memang benar selama ini dia belum bisa berbuat baik kepada Luna, baru beberapa hari belakangan saja dia bersikap baik kepada istrinya.

"Dek, nggak boleh ngomong gitu! Bara baik kok sama kakak, kita juga baik-baik aja nggak ada masalah." Luna tidak ingin sang adik berbicara tidak sopan seperti itu.

Pembelaan Luna membuat Bara semakin tidak enak hati, selama ini perlakuan nya kepada sang istri yang kurang baik. Tetapi, wanita itu tetap membela dan tidak menyudutkan nya.

"Sudah-sudah, ayo kita makan! Kenzo yang sopan dengan kakak ipar kamu, Nak! Ayok, sekarang makan dulu!" titah Ayah Fahmi.

Luna melayani suaminya dengan sangat baik, dia mengambilkan nasi dan lauk nya untuk Bara kemudian menuangkan air minum.

"Makasih, Lun." ujar Bara saat Luna menyerahkan piring yang sudah terisi dengan nasi dan lauknya ke hadapan nya.

Ayah dan Bunda senang melihat anak dan menantunya akur, mereka berharap rumah tangga anak nya akan langgeng dan bahagia.

Mereka berharap seiring berjalan nya waktu, Bara bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bisa mencintai putri mereka dengan tulus.

"Nak, ajak suamimu istirahat di kamar!" titah Bunda kepada putrinya setelah selesai makan siang.

"Baik, Bun." jawab Luna lalu mengajak sang suami ke kamar nya.

"Om, maafin adek gue, ya. Maaf kalo ucapan nya nyinggung perasan lo, soalnya emang dari awal Kenzo yang paling menentang perjodohan ini."

"Iya, gue paham. Adek mana yang mau liat kakaknya nikah sama cowok brengsek kek gue ini." Bara menyadari dan paham apa yang Kenzo takutkan.

"Walaupun, mungkin emang lo brengsek di luaran sana main perempuan, tapi selama lo bersikap baik sama gue, ya gue nggak masalah, Om. Gue berharap suatu hari nanti lo bisa berubah jadi orang yang lebih baik lagi," ungkap Luna dengan tulus.

***

Sore hari nya saat Luna sedang membantu Bunda memasak, Bara menghampiri Ayah mertuanya yang sedang duduk di dekat kolam renang.

"Yah!" panggil Bara.

"Iya, Nak." jawab Ayah Fahmi meletakan ponselnya di atas meja.

"Boleh Bara duduk?"

"Silahkan duduk, Nak!" Ayah Fahmi mempersilahkan menantunya untuk duduk.

"Ada yang mau Bara sampein ke Ayah." Bara menjeda ucapan nya.

"Ayah, maafin Bara. Mungkin selama menikah dengan Luna sikap Bara kurang baik sama Luna, masih acuh dan nggak perduli. Tapi, belakangan ini setelah Bara dekat dengan Luna, Bara merasa nyaman dengan Luna dan Bara cemburu saat melihat Luna dekat dengan laki-laki lain." Bara menatap lekat manik hitam Ayah mertuanya.

"Bara selalu ingin dekat dengan Luna, setelah Bara berpikir apa mungkin Bara sudah jatuh cinta dengan putri Ayah? hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan Bara sudah bisa mencintai putri Ayah, padahal selama ini putri Ayah selalu menjauh dari Bara. Tapi, entah kenapa Bara bisa jatuh cinta dengan Luna secepat itu." Bara mengungkapkan isi hatinya kepada mertuanya.

"Apa benar kamu mencintai Luna?" tanyanya memastikan dan melihat mata pria tampan di hadapan nya. Ayah tidak melihat kebohongan di sana.

"Iya, Yah. Bara akan mengungkapkan isi hati Bara sama Luna dan Bara juga mau memulai semuanya dengan Luna dari awal lagi," jawabnya dengan jujur.

"Tapi gimana dengan dunia kamu itu, apa kamu masih main dengan wanita-wanita di luaran sana?" tanya Ayah yang tidak ingin anak nya tersakiti.

"Nggak, Yah. Sudah lama Bara nggak main dengan wanita manapun setelah Bara selalu memikirkan Luna. Bara nggak mau Luna kecewa dengan kelakuan Bara. Bara janji akan berusaha berubah jadi orang yang lebih baik lagi dan nggak main wanita manapun lagi."

"Ayah dukung kamu dan pegang kata-kata kamu. Berubah lah karena diri sendiri bukan karena orang lain!" Ayah menepuk bahu menantunya itu.

"Iya, Yah. Nanti malam Bara izin mau ajak Luna keluar, sekalian Bara mau bicarain semuanya sama Luna," izin Bara dengan sopan.

"Iya, Nak. Ayah doakan semoga rumah tangga kalian bahagia selalu."

Sedang asyik mengobrol, Luna datang menghampiri sang suami membawakan nya secangkir kopi hitam.

"Ini kopi nya minum dulu!" Luna meletakkan kopi hitam yang tidak terlalu manis itu di hadapan sang suami.

"Makasih, ya," sahut Bara begitu lembut.

"Ayah, mau kopi juga?" tawar Luna pada sanh Ayah.

"Nggak usah Nak, tadi Ayah sudah minum kopi. Kamu temani suami kamu ngobrol aja sini! Ayah masuk kedalam dulu." Pamit Ayah meninggalkan anak dan menantunya berdua.

Setelah Ayah masuk, Luna duduk di sebelah Bara. "Ngobrolin apa aja om sama Ayah?" Luna bertanya.

"Biasa seputar bisnis," bohong Bara.

"Nanti malem motoran lagi yuk, kek waktu itu pasti seru." ajak Bara.

"Gas lah, kita kulineran ya, Om. Bawa duit cash yang banyak biar bisa puas jajan!"

"Siap, gue siapin nanti. Kita beli apa tuh yang bulet-bulet terus kenyel-kenyel?" tanya Bara lupa nama makanan nya.

"Cilok bukan om yang dulu kita makan itu?"

"Iya itu cilok, astaga gue lupa namanya tapi masih inget bentuk sama rasanya." Bara tertawa membuat Luna senang melihatnya.

"Makanya sering-sering merakyat biar hafal nama jajanan pinggir jalan yang enak plus murah," sindir Luna.

"Lah, ini gue ajak lo biar gue bisa merakyat lagi," jawab Bara cengengesan.

"Ya udah, ayok masuk yuk udah sore!" ajak Luna yang di anggukan oleh Bara.

Luna membawa gelas kopi bekas suaminya lalu menaruh nya di dapur.

1
Asih Dwi Amandokho
saya nyari season 2 ko ngk ketemu ya judulnya apa
Tieka yaacob: pijo tu di mana yer
Eka Dewi: Season 2 di Pijo kak 😁
total 2 replies
Siti Yuliatin
moga jesi dah berdamai ma luna..
Eka Dewi: Aamiin 😁
total 1 replies
Vahrysa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
anggap az dah ashar berarti ya?
Eka Dewi: Iya dah 😁
total 1 replies
Retno Palupi
banyak banget yang pengen rumah tangga bara hancur
Eka Dewi: emang juga 😂
total 1 replies
Retno Palupi
bara pernah ditinggal wanita ya?
Eka Dewi: betul
total 1 replies
erinatan
sungguh kelakuan barra menjijikkan
Eka Dewi: ho oh 😁
total 1 replies
Febriani Nazularahmatika
halangan ke musholla
mau ngapain?
erinatan
sahabat yg kompak
Eka Dewi: 😊😊😊😊😊
total 1 replies
erinatan
lanjuuuuuttt
Eka Dewi: 👌👌👌👌👌
total 1 replies
Paijem Yu
Luar biasa
Fadill Palevii
asyik, ceritanya santai seperti kehidupan keseharian yg nyata.../Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Eka Dewi: Thanks, Kak 🙏
total 1 replies
Marsina Lindra
ternyata bara bukan lelaki yang baik, menjijikan
Eka Dewi: Iya awalnya 😁
total 1 replies
Retno Palupi
wah bara mulai cinta sama istrinya
Eka Dewi: Ho oh 😁
total 1 replies
Zahra Aisyah
lumayan menarik
Eka Dewi: 🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Reza Muna
Luar biasa
Dwi Estuning
lu lu gue gue...geli bacanya
Eka Dewi: Karena untuk dialog menggunakan bahasa gaul/tidak baku/bahasa sehari-hari, kecuali narasi menggunakan kata baku.
total 1 replies
Sulainiothman Sulainiothman
Luar biasa
Sulainiothman Sulainiothman
Lumayan
Mlly Ferli
ak membayangkan diriku seperti karakter luna.....
Eka Dewi: Keren 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!