Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
...☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹...
...Happy Reading...
...☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹...
Yanto langsung berlari ke ruang tamu dan melihat Ranti yang terbaring itu. "Ya ampun Mama, kamu kenapa bisa baring di televisi begini?" tanya Yanto sambil membantu Ranti untuk berdiri dari serpihan kaca itu.
Yanto melihat ada luka-luka di tangan istrinya itu, dan luka itu mengeluarkan darah, ada bercak darah juga di antara pecahan televisi itu. "Mama, kamu terluka parah!" kata Yanto, sambil menahan Ranti agar tidak bergerak.
"Ini semua gara-gara Greland Pa, dia sudah mendorong Mama!" kata Ranti kesal, ia merasakan perih di luka-luka yang ia alami. Yanto menatap Ranti dengan mata yang penuh dengan kemarahan dan kesedihan.
"Greland? Masa sih Ma? Dia itu mana mungkin berani melawan, dia itu terlalu penakut dan bodoh!" kata Yanto, sambil membantu Ranti untuk membersihkan luka-lukanya. Ranti terlihat kesal dan marah, tidak percaya bahwa Yanto tidak percaya padanya.
"Papa nggak percaya sih sama Mama, dia itu udah berani melawan! Nggak tau keberaniannya itu datang dari mana sampai berani mendorong Mama," kata Ranti semakin kesal, sambil menatap Yanto dengan mata yang penuh dengan kemarahan.
"Kalau benar dia melakukan itu, Papa tidak akan membiarkannya, dia harus diberi pelajaran," kata Yanto juga ikut geram.
Tiba-tiba saja perut Greland terasa lapar, sepertinya pemilik tubuh asli ini tidak makan dari pagi tadi, ia harus makan dulu untuk mengisi energi untuk membalas dendam pada keluarga yang sudah menyakiti pemilik tubuh asli ini.
Greland pun keluar dari kamar dan melihat Yanto, Ranti, dan Gemini di ruang tamu. Saat melihat Greland keluar dari kamar, dengan langkah lebar, Yanto berjalan ke arah Greland.
"Dasar anak kurang ajar! Beraninya kau mendorong istri ku dan membuat ia terluka! Sepertinya pelajaran tadi tidak membuat mu jera! Aku harus menghukum mu dengan keras!" teriak Yanto dengan urat leher yang menegang, sambil menatap Greland dengan mata yang penuh dengan kemarahan.
Yanto mengangkat tangannya ingin menampar Greland, dengan cekatan, Greland menangkap tangan Yanto dan menghentikan tangan Yanto dengan kuat. Greland tersenyum sinis, tidak peduli dengan ancaman Yanto.
"Oh, kau datang untuk balas dendam istri mu, lalu bagaimana dengan ku? Kau sudah membuat aku menderita selama ini, kalau begitu gantian aku yang membalas dendam!" ucap Greland dengan kuat, ia memutar tangan Yanto lalu melemparkannya dengan keras membuat Yanto terpental ke arah dapur.
Brukkk!
"Akhhhh!" keluh Yanto kesakitan, sambil menahan rasa sakit di tubuhnya. Ranti dan Gemini terkejut melihat Yanto terpental ke arah dapur.
"Papa!" Teriak Gemini dengan mata membulat saat melihat ayahnya yang terpental itu.
"Greland!" teriak Ranti, sambil berlari ke arah suaminya untuk membantu.
"Hentikan itu!" perintah Ranti, tapi Greland tidak peduli.
"Kau pikir kau bisa menghukumku? Tidak semudah itu!" ucap Greland tersenyum sinis, sambil menatap Ranti dan Yanto dengan mata yang penuh dengan kebencian.
Ranti ingin membantu suaminya, tapi ia sendiri masih kesakitan, sementara Gemini terlihat ketakutan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Greland masih tersenyum sinis, merasa bahwa ia telah berhasil sedikit demi sedikit membalas dendam.
Yanto yang masih kesakitan, mencoba untuk bangun dan menghadapi Greland.
"Kau... kau tidak akan menang," kata Yanto dengan suara yang lemah.
Greland hanya tersenyum dan mendekati Yanto, siap untuk memberikan serangan berikutnya. Apakah Greland akan terus membalas
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...
semangat up banyak"ceritanya bagus