"Jangan paksa Humaira Mi... Aku itu Humaira, Humaira bukan Kak Asyifa yang bisa tahan menutup diri pakai jilbab."
Seluruh keluarganya selalu memaksanya menjadi seperti kakaknya yang muslimah namun Humaira merasa belum siap dan sikapnya tidak pantas untuk di jilbapin.
Akankah Humaira menemukan jati dirinya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyuci bersama
"Ya Allah Yang... Itu baju kenapa bisa di injak-injak sih nyucinya... Kamu nyuci apa tanding sama baju..." Bang Ashraf terkejut dengan cara cuci Humaira. Semua baju dan celana di masukkan di ember besar dengan busa melimpah kemudian kedua kakinya di masukan untuk meng injak-injak.
"Udah Bang... Jangan protes... Dari SMP aku nyucinya begini kalau di hukum Umi suruh nyuci sendiri tanpa mesin cuci kalau baju aku kotornya kebangetan... Kalau mau protes bantuin... Atau besok segera beli mesin cuci deh... Aku Ndak sanggup kalau suruh ngucek... Tangan ku biar jelek begini melepuh kena detergen..." Jawab Humaira sambil terus menginjak-injak cuciannya.
Bang Ashraf tersenyum, salahnya sendiri menurut pada Umi tidak membeli mesin cuci dengan alasan agar Humaira belajar jadi istri yang baik, namun jika di lihat bagaimana cara Humaira mencuci tentu prihatin pada kemeja-kemeja kerjanya nanti. Bang Ashraf copot baju hanya memakai baju dalam lalu melepas celana hanya pakai celana pendek selutut lalu mengambil baju-baju yang sudah di rendam Humaira dan mengucek baju-baju itu dengan tanganya.
"Udah... Kamu yang bilas Aja Yang..." Kata Bang Ashraf yang kemudian di turuti oleh Humaira.
"Besok khusus baju kerja sama kuliah di laundry aja Yang..." Katanya lagi merasa kasian juga lihat cucian istrinya banyak sekali.
"Maafkan Abang Ya... ternyata cucian kita banyak juga..." Bang Ashraf mengucek baju-baju itu hingga lelah, seumur-umur baru ini juga dia pegang cucian biasanya bibi di Rumah, sekarang semenjak menikah dirinya jadi paham betul bagaimana menjadi bibi dan Mamanya. Bang Ashraf semakin merasa bersalah juga dengan istrinya niat hati ingin membahagiakan kalau kaya gini caranya namanya menikahi untuk di jadikan pembantu saja.
Humaira membilas berkali-kali setelah itu di rendam dengan pewangi, akhirnya tinggal menunggu beberapa waktu di jemur dan istirahat. Bang Ashraf memperhatikan baju kaus putih istrinya yang basah hingga nampak membentuk aset tersembunyi tercetak tanpa sadar oleh Humaira.
Bang Ashraf menelan ludahnya kasar lalu mengambil handuk dan di ikatkan ke leher istrinya. Humaira nampak bingung karena gerah dirinya pun melepas handuk itu. " Apa sih Bang?? Gerah..." Kata Humaira tanpa sadar.
"Yang baju kamu basah, ganti gih, dingin..." Alasan Bang Ashraf.
"Ya iyalah... Namanya juga nyuci..." Jawab Humaira dengan polosnya.
"Astaga... Yang baju kamu itu basah terlalu menggoda di mata Abang... " Akhirnya Bang Ashraf jujur.
"Emang kuat lihat lama-lama... Di pamerin terus gak pernah di kasih..." Kata Bang Ashraf membuat pipi Humaira merah karena malu.
"Ish Abang... Mesum..." Humaira berdiri tapi justru terpleset busa hingga dirinya terjatuh, masih mending kalau sebelum jatuh terus seperti di cerita-cerita Korea di tolong Opa-opa dalam gendongannya atau bagaimana nah ini dirinya terpleset hingga bokong dan kakinya masuk ke dalam ember bilasan yang belum sempat dia buang.
"Hahahaha..." Bang Ashraf bukanya menolong malah tergelak sambil pegang perutnya yang terasa sakit karena terlalu lama tertawa.
Humaira makin kesal terus ambil gayung dan menyiram suaminya pakai air di sebelahnya. " Puas... " Kata Humaira kesal namun mendadak dirinya ikut tertawa karena diamnya suaminya ternyata karena meminum air siraman dari dirinya.
"Hahahaha... Impas...." Kata Humaira, lalu beranjak mau ke kamar hendak ganti baju namun Bang Ashraf mengejarnya dan menangkap tubuhnya hingga keduanya pun terpleset bersama untung mereka terjatuhnya di atas kasur kamar bukan di lantai.
Bang Ashraf merasa nyaman dengan tumpuannya rupanya dirinya menimpa dua benda yang sedari tadi menggoda imannya. Bang Ashraf menelan ludahnya kasar lalu mendekatkan wajahnya pada Humaira yang masih syok dengan posisinya. Bang Ashraf pun mengambil candu yang kemarin sempat mereka rasakan, namun saat tanganya mulai berkelana pitingan tangan istrinya menyadarkan dirinya.
"Aaaaaau...." Teriak Bang Ashraf kesakitan.
"Jangan sekarang Bang... Humay belum lulus..." Kata Humaira lalu menutup tubuhnya dengan selimut.
Bang Ashraf menarik nafasnya kasar, "Dikit Aja lali Yang.... Masa gak boleh... " Kata Bang Ashraf melas, Humaira merasa bersalah namun dirinya tidak mau hamil sebelum lulus Kuliah.
"Please... Dosa loh Yang..." Kata Bang Ashraf lagi.
"Kok bawa-bawa dosa sih???" Humaira tidak terima.
"Kan menolak suami..."Balas Bang Ashraf, membuat Humaira terdiam lalu membiarkan Bang Ashraf mendekati dirinya lagi. Bang Ashraf pun tersenyum lalu mengikis jarak kembali menikmati dua baris merah muda yang cemberut di depannya, Humaira yang tadi protes pun terdiam dan ikut mengarungi rasa yang indah namun menakutkan bila terus di teruskan.
"Udah... Maaf ya... " Bang Ashraf melepas Humaira lalu bangkit dan lari ke kamar mandi membiarkan Humaira terbengong dengan sikapnya.
"Abang kenapa???" Humaira memanggil Bang Ashraf namun nampaknya suaminya itu mandi.
Humaira pun ganti baju dan keluar ke kamar mandi dekat dapur untuk menjemur pakaian yang tadi sudah di rendamnya. Selang beberapa waktu Bang Ashraf sudah keluar dengan tampang segar dan gantengnya lalu membantu Humaira menjemur baju di belakang rumahnya.
Bang Ashraf bernyanyi sambil menjemur membuat Humaira geleng-geleng kepala, tiap ada kesempatan suaminya itu pasti akan berkonser.
Saat indah yg kulalui bersamamu
melukiskan kisah cinta di dalam lubuk hati
terbuai nafas cinta yg kau hembuskan
sampai mati pun ku takkan bisa melupakanmu
dan bila waktu akan buktikan janji itu
ku serahkan padamu apapun yg ku mampu
harus kuakui aku sayang kamu
aku cinta kamu, oh hanya pada dirimu
ku ingin kau mampu terima hatiku
terima akan cintaku
saat indah yg kulalui bersamamu
melukiskan kisah cinta di dalam lubuk hati
satu rasa yg haus menyentuh bayangmu
menyisakan semua yg kurasa
harus kuakui aku sayang kamu
aku cinta kamu, hanya pada dirimu
Bang Ashraf lalu membuat simbol love dengan jarinya dan di arahkan pada istrinya yang melihat dirinya bernyanyi sambil menjemur bajunya.
"Hehehe love you Humaira Nuranisa..." Katanya membuat pipi merah Humaira menyala tertepa Cahaya matahari semakin merona, bukan yang pertama Bang Ashraf mengungkapkan perasaanya namun tiap itu terjadi dadanya pasti bergemuruh dan malu rasanya.
"Jawab Atuh..." Kata Bang Ashraf.
"Iya Abang...." Jawab Humaira sambil melengos malu.
"Iya Apa???" Kejar Bang Ashraf makin mendekat ke arahnya.
"Iya iya too..." Jawab Humaira merona.
"Too Apa yang jelas..." Kejar Bang Ashraf lagi.
"Iya itu... Love you too..." Jawab Humaira pelan tapi terdengar di telinga Bang Ashraf.
"Huuuaaaaaa Alhamdulillah..."
"Akhirnya...."
Bang Ashraf langsung sujud syukur, saking bahagianya, setelah sekian purnama tiap mengungkapkan perasaan tanpa di balas hari ini setelah ke berapa ribu kali dirinya mendapat jawaban yang di harapkan.
Bang Ashraf bangkit dan memeluk Humaira dengan erat saking senangnya. Humaira sampai terkejut di buatnya namun tingkah suaminya selalu lucu di matanya. "Makasih Yang... " Bang Ashraf berucap sambil tersenyum bahagia sekali setelah berselebrasi yang membuat Humaira malu sekaligus gemas jika di lihat tetangga yang lewat.
"sama-sama Bang..." Humaira pun merasa lega setelah bisa jujur dengan perasaannya sendiri.
***
di tunggu lanjutannya
bagus lho ceritanya..
👍
aq suka sm ceritanya
masa iya kamu adnan yg basicnya org baik² dan pinter nggak instrokpeksi diri. ayo semangat berjuang utk move on🥰
makin penasaran aja..
cerita bagus.
makin penasaran
coba baca deh