Kanaya hidup dalam gelembung kaca keindahan yang dilindungi, merayakan tahun-tahun terakhir masa remajanya. Namun, di malam ulang tahunnya yang ke-18, gelembung itu pecah, dihancurkan oleh HUTANG GELAP AYAHNYA. Sebagai jaminan, Kanaya diserahkan. Dijual kepada iblis.Seorang Pangeran Mafia yang telah naik takhta. Dingin, cerdik, dan haus kekuasaan. Artama tidak mengenal cinta, hanya kepemilikan.Ia mengambil Kanaya,gadis yang sepuluh tahun lebih muda,bukan sebagai manusia, melainkan sebagai properti mewah untuk melunasi hutang ayahnya. Sebuah simbol, sebuah boneka, yang keberadaannya sepenuhnya dikendalikan.
Kanaya diculik dan dipaksa tinggal di sangkar emas milik Artama. Di sana, ia dipaksa menelan kenyataan bahwa pemaksaan adalah bahasa sehari-hari. Artama mengikatnya, menguji batas ketahanannya, dan perlahan-lahan mematahkan semangatnya demi mendapatkan ketaatan absolut.
Bagaimana kelanjutannya??
Gas!!Baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nhaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gosip heboh kantor
Udara di kantor PT. Surya Jaya, sebuah perusahaan kontraktor kecil,terasa pengap.Edward yang sudah bekerja di sini selama dua bulan karena perintah Artama, dengan kacamata bertengger di hidungnya, sedang meneliti berkas anggaran untuk proyek renovasi terbaru.
Pikirannya agak terbagi selama ini,antara angka-angka dan kekhawatiran tentang putri semata wayangnya,Kanaya.
Namun,di tengah ramainya kantin karena jam istirahat.Tiba-tiba, suara bisikan yang berusaha diredam dari kubikel di belakangnya menarik perhatian Edward.Itu adalah Rina dari bagian administrasi dan Toni dari staff keuangan, dua orang yang terkenal dengan radar gosip paling tajam.
"Eh..Ada gosip hot yang baru viral dari grup kantor pusat bos besar!!".Ucap Rina memulai. " Bos besar kita,Tuan Artama memutuskan pertunangannya dengan Valencia hanya karena gadis tamatan SM∆!Gila gak?!!".
"Serius, Rin?denger-denger ,tiga tahun lho mereka tunangan, Valencia Rowie itu kan anak konglomerat Rowie Group," Toni berbisik, nadanya penuh sensasi.
Rina membalas dengan suara yang lebih mendesis, "Iya, Ton. Dengarnya sih, Artama Volkswagen, bos besar kita itu, mendadak membatalkan semuanya.Batal total.Hanya karena satu gadis,Gadis yang baru tamat SM∆,tau!!.".
Edward, yang sedang memegang pena pun kini tiba-tiba mematung. Dadanya berdebar tidak enak. Artama Volkswagen? Kanaya?
"Siapa sih gadis itu?" tanya Toni, semakin mendekatkan kepalanya.
Rina berbisik dengan penekanan, "Namanya... Kanaya.Aku sempat liat fotonya yang di kirim satu kali lihat sebelum di hapus waktu pergi bareng sama sepupuku.Jujur dia benar-benar cantik banget!cantiknya gak ngebosenin di banding Valencia yang menor dan hampir mirip tante-tante g!r4ng..".
Pena di tangan Edward hampir saja terjatuh.Ia membeku di tempat, memilih untuk tetap terpaku pada berkasnya seolah-olah sibuk, namun seluruh fokusnya tertuju pada percakapan di belakangnya.
"Masa siih Kanaya? Siapa sih dia? Karyawan baru?tapi bukannya kantor besar gak bisa nerima karyawan tamatan SM∆ yah??".
"Bukan.Dia itu...kek terlibat dalam cinta segitiga yang gila. Antara Tuan Artama yang super kaya itu, dan satu lagi, Tuan Victor.Mereka berdua seolah jadi rival memperebutkan si Kanaya ini.".
"Eh..Kalian gosipin bos besar dan cewek misterius nya itu yah?tapi aku denger-denger dari pamanku,Kanaya itu cewek yang awalnya hanya jadi mainan loh di tempat tuan bos.".Timpal Karin tiba-tiba sambil menyeruput minuman es latte nya.
"Oh iya...seingatku juga,di grup pamanku bilang kalau Kanaya itu cewek yang di culik sama tuan besar,tapi kalau emang cuman jadi mainan kok Artama mau bawa dia ke acara penting begitu yaah??iya nggak siih?".Tambah Karin lagi.
" Eh serius...?Gila banget yaah...kek film aja..".Ucap Rina.
"Iya ihh..aku udah liat fotonya kemarin..mereka benar-benar serasi!cocok banget sama tuan besar apalagi tuan Victor.Dia benar-benar cantik banget!!aku liat foto paparazi nya di twitt beberapa detik sebelum postingan itu di hapus..".
Toni mendengus kagum, "OMG benar juga sih!!Tapi gila! Sampai segitiga.Memangnya Kanaya ini sespesial apa??"
"Spesial sampai Artama Volkswagen mengamuk di depan umum tau.Dengarnya,saat acara kolega bisnis dunia di ballroom hotel bintang lima, tunangannya, Nona Valencia, menghina Kanaya. Dan Artama... dia marah besar.Sekarang, bisnis keluarga Valencia itu kabarnya di ambang kehancuran karena Artama langsung mencabut semua kerja sama.".Jelas Karin.
"Aku juga tau dari sepupuku yang kerja di kantor pusat tuan besar kita.Aku yakin gosip ini akurat seratus persen!".Ucap Rina.
Edward merasakan tengkuknya merinding.Ia tahu putrinya sudah berada di tempat dan lingkungan yang berbeda dari kehidupannya yang sederhana sebelumnya.Tapi ini... ini terdengar seperti drama yang akan menghancurkan hidup.
"Dan yang paling heboh," Rina melanjutkan dengan suara tercekat, "Tuan Artama dan Tuan Victor itu sempat berkelahi loh di depan lobi hotel. Gara-gara Kanaya! Bayangkan, dua pria paling berkuasa itu berkelahi seperti anak SM∆ di depan umum.".
Edward mencengkeram pena di tangannya. Kanaya... putrinya yang ia anggap ceria dan lugu, ternyata menjadi pusat dari pusaran drama kekuasaan dan kekayaan yang menakutkan. Artama Volkswagen.Nama itu kini terasa seperti ancaman yang nyata dan berbahaya baginya.
Ya Tuhan..putriku...lindungi dia..ku harap dia baik-baik saja..Batin Edward.
Tiba-tiba,derap langkah kaki yang tergesa-gesa pun memecah keheningan semu di sekitar Edward. Sebuah suara yang jauh lebih nyaring dari bisikan Rina,Karin dan Toni menyertai langkah itu.
"WOY! WOY! Kalian harus lihat ini!"
Itu adalah Dimas,staff logistik yang selalu terlihat buru-buru memang,tapi kali ini wajahnya memerah karena euforia,atau lari.Ia berhenti mendadak di dekat kubikel Toni, ponselnya terangkat tinggi.
"Ini nih! Video cuplikan yang bocor! Dari grup inti kantor pusat! Katanya cuma bertahan sepuluh menit sebelum dihapus! Cepat lihat!" Dimas hampir berteriak.
Rina,Karin dan Toni pun segera merubung,mendesak Dimas untuk memutar video tersebut. Edward, yang berpura-pura masih sibuk dengan anggaran, sedikit memiringkan kursinya. Jantungnya berdebar kencang, menanggapi isyarat tak menyenangkan dari gosip sebelumnya.
Di layar ponsel Dimas, yang kini menjadi pusat perhatian, muncul rekaman buram dengan pencahayaan minim dari sebuah ballroom mewah. Terlihat beberapa orang berpakaian formal, dan di tengah kerumunan, sosok Valencia Rowie berdiri dengan angkuh, menunjuk ke arah seorang gadis.
Terdengar suara Valencia yang melengking dari ponsel:
"Dan kau...Kau si wanita mur4han yang merebut tunangan sah orang lain? Cukup beraninya kau datang ke sini di acara penting seperti ini!Bahkan mengenakan gaun dari butik kelas dua.Seharusnya kau tahu tempatmu,g4dis k3cil.Hanya boneka yang akan dibuang Artama setelah dia mendapatkan apa yang dia mau dari kliennya.".
"Kenapa kau masih diam saja?!pergi dari sini,j4lang!!".Bentak Valencia lagi.
Wajah Edward pun perlahan memucat.Ia mengenali siluet itu. Itu putrinya. Kanaya. Gadis itu berdiri dengan kepala sedikit tertunduk di belakang pria lain.Sepertinya itu Victor.
