Tidak ada yang lebih menyakitkan dari penghianatan oleh orang-orang yang kita cintai. Namun hal ini harus dirasakan oleh Amira Febriana Tridigara, Seorang istri yang harus menerima penghianatan besar dari suami dan gadis muda yang telah di rawatnya sejak masih Bayi.
Akankah Amira memaafkan penghianatan itu, Atau justru membalas penghianatan mereka dengan sangat kejam?
Add FB : I'tsmenoor
Follow Instagram : @_itsmenoor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbadan Dua
Sesampainya di klinik, Dokter langsung memeriksa keadaan Amira yang kini sudah mulai sadar dari pingsannya. Samar-samar Amira melihat Ammar yang berdiri di sampingnya. Amira menjadi panik ketika Dokter meminta maaf sembari menyingkap pakaiannya.
"Apa yang Dokter lakukan?" tanya Amira yang langsung duduk membenarkan pakaiannya.
"Maaf Bu, Tapi kami harus memeriksa kondisi ibu. Dari tanda-tanda yang ibu alami, Ada kemungkinan ibu sedang mengandung."
"Apa!? Itu tidak mungkin," ucap Amira yang tidak percaya sama sekali dengan apa yang baru saja Dokter katakan.
"Loh kenapa tidak mungkin, Ibu sudah bersuami jadi apanya yang tidak mungkin?"
"Dokter saya menikah sudah 20th, Dan selama itu juga Aku tidak pernah mengandung, Jadi mana mungkin sekarang Aku mengandung?"
"Apapun bisa terjadi jika Tuhan berkehendak, Sekarang biarkan saya memastikan, Apakah Anda hamil atau tidak." Dokter kembali meminta Amira berbaring dan mulai menuangkan cairan di perutnya yang masih rata. Setelah itu Dokter mulai mendeteksi rahim Amira yang kini telah terpampang di layar komputernya.
Terlihat jelas janin dalam kandungan Amira yang masih sebesar kacang polong memiliki ekor kecil. Bentuk yang menandakan perkembangan tulang belakang si janin. Melihat hal itu Amira tak dapat berkata-kata, Antara bahagia dan sedih luar biasa. Kehamilan yang ia nantikan puluhan tahun lamanya, Kini terkabul disaat ia tak lagi bergelar istri.
Begitu pula dengan Ammar yang sejak tadi mendampingi Amira.
Ia menatap Amira dengan perasaan iba mengingat Amira telah bercerai dari suaminya.
"Berapa usia kandungannya Dok?" Ammar memberanikan diri untuk menanyakan hal tersebut mengingat Amira yang masih belum bisa berkata-kata.
Mendengar pertanyaan Ammar, Amira tersentak dan menatap Dokter menunggu jawabannya.
"Usia kandungan ibu telah berusia 6 minggu 2 hari. Panjang bayi 4,5 milimeter. Berat janin 1,10 gram dan ini suara detak jantungnya."
Amira begitu takjub mendengakan detakan jantung bayinya. Bahkan saking bahagianya ia meraih tangan Ammar dan menggenggam dengan kedua tangannya sembari mengungkapkan kebahagiaannya.
"Apa kamu dengar Ammar? Jantungnya berdetak, Aku akan memiliki seorang anak."
Ammar menggenggam balik tangan Amira dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Selamat ya Bapak ibu, Keluarga kalian akan di lengkapi dengan hadirnya malaikat kecil yang kalian nantikan."
Mendengar ucapan selamat dari Dokter, Amira dan Ammar saling menatap canggung. Amira langsung menarik kembali tangannya begitu menyadari genggaman tangan mereka.
•••
Setelah selesai pemeriksaan, Ammar dan Amira berjalan beriringan meninggalkan klinik. Keduanya masih merasa canggung dengan apa yang baru saja terjadi sepanjang pemeriksaan.
"A-e... Jadi... Apa yang akan Mbak Amira lakukan?" tanya Ammar memulai pembicaraan.
"Apa?" Amira bertanya balik seolah belum paham dengan pertanyaan yang Ammar ajukan.
"Ya untuk kedepannya. Mbak hamil tapi Mbak sudah bercerai. Apa ada kemungkinan Mbak Amira rujuk dengan mantan suami demi bayi yang Mbak kandung?"
"Itu tidak mungkin."
"Kenapa tidak?"
"Ammar, Kamu sudah lihat dengan mata kepala mu sendiri kan, Mantan suamiku telah bahagia bersama selingkuhannya. Dan apa kamu tau siapa yang menjadi wanita selingkuhannya itu? Dia adalah anak yang kami angkat dan rawat sejak bayi, Jadi Aku tidak mungkin kembali dengan pria yang mampu menghianatiku dengan anak angkat sendiri!"
Mendengar itu Ammar terkejut bukan kepalang, Perasaan yang beberapa hari ini mulai tumbuh untuk Amira, Di tambah dengan rasa iba setelah mendengar kehamilan Amira yang tanpa suami di sisinya dan sekarang Ammar mengetahui alasan kenapa Amira bercerai dari suaminya.
"Sekarang kamu sudah tau semuanya kan? Kesedihan yang kamu alami karena penghianatan sebelum pernikahan belum sebanding dengan kesedihan yang ku alami setelah pernikahan yang sudah saya jalani selama 20th, Terlebih penghianatan itu terjadi dengan orang yang paling ku sayang yang telah ku anggap seperti anak kandung ku sendiri."
Ammar hanya terpaku menatap Amira yang terlihat sekuat tenaga menahan air matanya. "Rasanya ingin sekali Aku memeluknya dan memberinya kekuatan." batin Ammar yang sama sekali tidak merasa goyah sekalipun kini Amira telah berbadan dua.
Bersambung...
📌 Maaf yah, dari kemarin tuh lama review jadi yang seharusnya Up jadi gak update, Nih kemarin ada kesibukan juga jadi baru bisa Update. Makasih ya untuk semua yang selalu support dan nungguin 🙏❤️