Bagaimana perasaanmu jika mendapatkan mertua yang baik? Pasti senang dong. Tapi hal berbeda ditunjukkan oleh seorang wanita bernama Marissa, ia justru tidak bersyukur memiliki mertua yang baik.
Hingga suatu hari, Marissa mengalami kejadian yang di luar nalar, ia akhirnya menjadi menantu yang tertindas dan memiliki Mertua yang jahat. Lantas, kejadian apa yang menyebabkan Marissa mengalami hal seperti itu?
Mampukan Marissa menghadapi kekejaman sang mertua yang selalu menyakitinya? Dan apakah Marissa berhasil lari dari hal yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat?
Novel ini mengikuti event Air mata pernikahan. Mohon dukungannya 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak akan menikah lagi.
Kini hari-hari Marissa disibukkan dengan mengasuh buah hatinya. Sudah cukup dirinya cuti selama 3 bulan. Sudah saatnya Marissa kembali ke kantor, karena bagaimanapun juga ia harus menghidupi putri semata wayangnya yang bernama Putri Syakilla.
"Rissa berangkat dulu, Ma. Tolong jaga Syakilla!" seru Rissa sembari mencium tangan sang Mama, Ia pun mencium kening sang anak dengan lembut.
"Mama berangkat dulu ya, sayang! Kamu baik-baik di rumah sama nenek, nanti Mama akan segera pulang," setelah mengatakan hal itu, Rissa pun segera berangkat.
Hari pertama wanita itu bekerja setelah 3 bulan ia tinggalkan meja kantornya. Banyak teman-teman Marissa yang senang melihat kedatangan kehadiran teman kantornya itu. Kehadiran Marissa juga menyita perhatian sang Bos yang sedari dulu memiliki perasaan kepada Marissa.
Untuk pertamanya hari itu Marissa menghadap ke kantor Anwar, pria itu terlihat antusias untuk bertemu dengan Marissa, ia pun juga mempersiapkan sekuntum bunga untuk staf kesayangannya itu.
"Selamat siang, Pak!" sapa Marissa sembari membawa beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh Anwar.Anwar membalikkan badannya dan melihat kedatangan Marissa dengan senang.
"Siang juga, duduklah!" titah Anwar sembari menyiapkan kursi untuk Marissa. Tentu saja Marissa agak canggung karena ia merasa tidak enak ketika bos nya memberikan kursi khusus untuk dirinya.
"Terima kasih, Pak!" balas Marissa. Setelah Marissa duduk, Anwar pun duduk di kursinya sembari menatap wajah Marissa yang cantik.
Tentu saja Marissa merasa tidak nyaman saat Anwar menatapnya seperti itu. Dengan gugup Marissa menyodorkan berkas-berkas itu kepada sang Bos. Dengan tersenyum Anwar menerima dokumen-dokumen itu dan segera memeriksanya.
"Itu dari PT. Global, Pak. Bapak harus segera menandatangani surat-surat itu," seru Marissa.
Anwar pun segera menandatangani seluruh dokumen yang Marissa berikan. Setelah Anwar menandatanganinya, ia pun tak lantas memberikan dokumen-dokumen itu kepada Marissa. Justru ia ingin mengobrol dengan Marissa.
"Bagaimana keadaan putrimu? Pasti dia sudah besar, ya?" seru Anwar yang tiba-tiba menanyakan kondisi Syakilla. Marissa pun tersenyum dan berkata, "Em iya, Pak! Alhamdulillah putri saya baik-baik saja, sekarang dia sudah 3 bulan," balas Marissa.
"Lalu, siapa yang menemaninya di rumah? Apa kamu menyewa Baby sitter?" tanya Anwar dengan serius. Marissa menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Pak! Syakilla bersama Mama," balas Marissa yang memaksa Anwar berkata, "Kamu tinggal bayimu bersama ibumu? Kamu ini anak macam apa, kamu tega membuat ibumu kerepotan dengan mengasuh anakmu," ucapan Anwar spontan membuat Marissa terkejut.
"Maksud Bapak apa?" tanya Marissa tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh sang Bos, sejenak Marissa melihat sosok Anwar sangat mirip sekali dengan mendiang suaminya, Bramantyo. Suami Marissa yang meninggal setahun yang lalu.
"Dengar Marissa! Aku tahu jika kamu sangat membutuhkan pengasuh, tapi janganlah ibumu yang mengasuh anakmu. Kasihan loh! Di masa tuanya harusnya ibumu bisa tenang tanpa harus kerepotan anak lagi. Kasihan! Apa kamu tidak kasihan pada ibumu sendiri?" pertanyaan yang membuat Marissa menyadari jika ucapan Anwar memang ada benarnya.
Sang Mama memang tidak pernah protes. Tapi, sebagai putri yang baik. Marissa juga tidak ingin merepotkan sang Mama. Tapi tidak ada pilihan lain, apalagi sang Mama tidak keberatan untuk menjaga cucunya.
"Iya Bapak benar, tapi Mama tetap keukeuh ingin merawat sendiri cucunya, karena saya harus bekerja untuk keluarga, jika saya tidak bekerja. Lantas, siapa yang akan menghidupi kami nantinya, Pak?" seru Marissa yang membuat Anwar tersenyum kecil.
"Kenapa kamu tidak menikah lagi? Dengan kamu menikah lagi maka bebanmu akan sedikit berkurang." Ungkap Anwar.
"Apa, menikah? Saya rasa tidak akan pernah menikah lagi setelah kematian suami saya, siapapun tidak ada yang bisa menggantikan suami dari hati saya," ucap Marissa yang mulai terlihat bersedih mengingat Almarhum suaminya.
...BERSAMBUNG ...
eh tp kok udh tamat kak,,ini bnrn tamat ceritanya?