"Bukan kah ini hanya pernikahan sementara sampai Semua warisan berganti nama mu, Algi. lantas apa lagi yang akan kamu pertahankan?"
sang kakek yang awalnya tidak mengetahui rencana Algi, kecewa saat farell memberi tahu niat Algi yang sebenarnya menikah Salwa.
Salwa terpaksa menerima kesepakatan menikah dengan algi untuk mempertahankan rumah panti asuhan tempat ia di besarkan.
Salwa pikir mereka hanya menikah nyatanya yang terjadi Algi meminta hal semestinya sebagai suami istri yang menikah bukan karena kesepakatan.
Pernikahan sementara itu melahirkan cinta, sementara Farrell juga menginginkan Salwa yang sebagai gadis masa lalunya.
Saat cinta itu hadir sang kakek meminta kedua nya untuk berpisah.
bagaimana perjuangan algi mempertahankan pernikahan sementara nya hingga menjadi pernikahan untuk selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
luka lama.
Pagi itu Salwa bersiap pergi meninggalkan hotel, Ia membereskan semua barang nya ke dalam tas.
Algi menyembul masuk dari luar, Ia baru saja menemui Roy di restoran.
"sayang, kamu sudah bersiap ?!"
tanya Algi menghampiri Salwa yang tengah bercermin.
"Sudah bang, Ayo kita berangkat !"
Jawab Salwa mengambil tas kecilnya.
"Ya, kita sarapan dulu di bawah !"
Salwa mengangguk lalu mengikuti langkah Algi membawa tas ransel nya.
Tangan nya meraih tangan Salwa dan menuntun nya turun ke bawah. Salwa tersenyum simpul, tangan inilah yang kini memberikan nya kenyamanan dan ketenangan, semoga tak ada hal yang merubah nya.
"Ayo kita sarapan dulu De!"
Salwa mengangguk lalu bergabung bersama Roy yang lebih dulu sampai.
"Ayo pesan makanan dulu, setelah sarapan kita akan pergi mencari alamat rumah ibu mu Salwa !"
ujar algi duduk di hadapan istri nya itu.
Salwa memesan satu mangkuk soto ayam dan teh hangat, Begitu juga dengan algi. keduanya sarapan sambil memandang gunung yang menjulang tinggi menghijau.
*
Farrell duduk di kursi meja makan bersama Wira Tama, memindai kursi kosong yang berada di hadapan nya, dua hari ini Algi dan Salwa tak kelihatan, entah kemana mereka ?
"Hm, Algi dan Salwa tidak terlihat ?"
Farrel membuka obrolan di sela sarapan nya.
"Ya, mereka pergi berlibur ke Bandung !"
jawab Wira Tama, sebelum pergi algi sempat berpamitan Padanya.
"Menurut kakek bagaimana hubungan mereka berdua ?"
tanya Farrell ingin mengetahui pendapat sang Kakek.
"Entah lah Farrel, Kakek juga tidak yakin tapi kakek mengatakan pada algi, semua aset akan berganti atas namanya jika Salwa sudah hamil dan melahirkan cicit ku, kau jangan iri ya Farrel. semua yang kakek berikan memang milik ayahnya Algi, kalau untuk mu dan yang lain nya sudah kakek siap kan !"
Farrell mengangguk kecil.
Jadi semua aset berharga akan berganti nama Algi jika keduanya memiliki anak.
Farrell terdiam, Mungkin kah algi hanya memanfaatkan Salwa untuk kepentingan nya ?
Farrell tak tahu apa yang ada di pikiran algi, sementara Bu Azhari mengatakan bahwa Salwa tiba tiba Saja memutuskan menikah setelah rencana penggusuran panti asuhan di batalkan.
Azhari juga cerita kalau Salwa dan algi bahkan belum lama mengenal tapi keduanya nya langsung memutuskan untuk menikah.
Farrell tahu seperti apa Salwa, dia sangat polos dan mudah untuk di rayu, tak terbantah jika algi juga melakukan hal lebih untuk keinginan nya itu.
memang tidak salah jika mereka menjalani hubungan suami istri karena itu adalah hak dan kewajiban namun bagaimana jika itu hanya sekedar untuk mewujudkan keinginan nya saja, farrell ingin tahu bagaimana perasaan Algi terhadap Salwa.
Lama termenung sendiri akhirnya Farrell beranjak dari duduknya lalu pamit pada Wira Tama untuk pergi ke rumah ibunya, weekend ini ia tidak ke rumah sakit.
***
Salwa tertegun melihat sebuah rumah yang cukup besar dua tingkat dengan pagar tinggi.
Benarkah itu rumah sang ibu ?
Salwa dan Algi beranjak dari mobil, Algi lebih dulu Melangkah menghampiri satpam yang berjaga di depan gerbang.
"Assalamualaikum pak, maaf apa benar ini rumah bapak Aden, ibu asri ?"
tanya Algi menggenggam erat tangan Salwa yang terasa begitu dingin.
"Ya, betul...Anda siapa ?"
"katakan Saja Anisa!"
Jawab Salwa dengan mantap lalu menoleh pada algi.
"Sebentar ya tunggu! saya akan kembali !"
Satpam itu masuk ke dalam rumah memberi tahu tentang kedatangan Salwa.
*
Asri memperhatikan Yuda, satpam rumah nya berjalan menghampiri. Ia tengah duduk sendiri menghadap taman dimana tumbuh berbagai macam bunga yang indah.
"Maaf Bu, di depan ada yang mencari ibu, nama nya Anisa !"
Asri tertegun sejenak, mendengar nama itu Asri langsung menghampiri gerbang.
Ia melangkah dengan cepat lalu membuka pintu gerbang di bantu satpam rumah.
Salwa terpaku melihat seseorang yang sudah sangat lama tak ia jumpai, namun bayangan kelam itu kembali menghantam dada nya.
*
"Salwa, sebaiknya kamu tinggal bersama ayah. ibu Kerepotan kalau harus membiayai kamu juga !"
Algi merangkul pundak Salwa mencoba untuk menguatkan, matanya berkaca-kaca menahan pilu.
"Anisa...."
Asri langsung mendekap tubuh Salwa yang membeku, Air mata tumpah, keduanya terisak dalam dekapan.
"Putri ibu....!"
Asri menciumi wajah Salwa yang basah oleh air mata.
"Maaf kan ibu Nisa...!"
Asri kembali memeluk nya, sadar akan kesalahannya telah mengusir Salwa dari rumah hingga putri nya itu menderita tinggal bersama Adrian.
"Ayo masuk !"
Ajak Asri pada Salwa.
Salwa langsung menarik tangan algi untuk mengenal kan nya pada Asri.
"Ini Suami Salwa Bu..!"
Asri kembali tertegun, Putri nya sudah menikah.
"Kamu sudah menikah ?"
Salwa mengangguk menggandeng tangan algi.
"Ayo masuk dulu....!"
Asri mengajak Salwa dan Algi masuk di ikuti oleh Roy.
"Kamu tahu ibu di sini dari siapa ? apa kamu sengaja mencari ibu nak ?"
Salwa mengangguk lalu bercerita tentang kedatangan nya ke rumah mereka hingga ia mendatangi rumah paman dan bibinya yang berada di Pangalengan.
"maaf kan Salwa Bu, hm Anisa... Karena waktu itu Nisa pergi saat bertemu dengan ibu !"
Salwa mengangguk, Asri juga mengangguk ingat kejadian itu.
"Ya, ibu bersyukur kamu baik baik saja !
Ibu mencari mu di Bandung, ibu pikir kamu tidak ke Jakarta !"
ujar Asri lalu menceritakan tentang keadaan nya setelah Salwa menghilang.
"Ibu sangat bahagia karena kamu mau menemui ibu, Maaf kan ibu Nisa !"
Asri kembali menitik kan air mata nya, suami dan Anak anak nya tengah pergi memancing. Ia tidak ikut karena kondisi kesehatan nya yang menurun.
"Ya, Salwa..HM, Nisa juga minta maaf Bu !"
Asri menggeleng kan kepala nya, Putri nya itu tidak salah, para orang tua yang salah karena mementingkan ego masing-masing hingga mengorbankan kebahagiaan anak semata wayangnya.
"Sudah lama kamu menikah ?"
tanya asri lalu memindai wajah algi yang mirip dengan seseorang.
"Sudah, berjalan Lima bulan ya bang !"
jawab Salwa senyum pada suaminya itu.
"Kamu orang Jakarta?"
tanya asri pada Algi.
"Ya, saya orang Jakarta Bu !"
jawab algi seadanya.
Asri tertegun teringat wajah seseorang yang menjadi biang atas rusak nya kebahagiaan, algi begitu mirip dengan suami Reva.
mungkin kah Algi anak Reva ?
Asri memijat kepalanya yang terasa pusing, kisah kelam itu kembali menguar luka lama nya, Tapi ia harus bertanya tentang hal itu ?
"Bu, ibu kenapa ?"
tanya Salwa memperhatikan Asri tampak pucat, ia juga memegangi kepalanya.
"Ibu sakit ?"
tambah Salwa khawatir dengan keadaan sang ibu.
"kenapa kamu begitu mirip dengan seseorang ?"
tanya Asri membuat algi tertegun mencerna ucapan Asri.
"mirip siapa ?"
tanya algi senyum kecil, Ia merasa ada sesuatu yang tengah Ibu asri ingat ingat.
bersambung
...
...
...