NovelToon NovelToon
Anara Dan Tuan Mafia

Anara Dan Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Mafia / CEO / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.4
Nama Author: Mr. Jay H

Anara Kejora biasa di sapa Ana, dia adalah gadis yang baik, penyayang, pintar dan ramah pada siapapun. Dia seorang yatim piatu, papa dan mama nya meninggal sejak ia berusia 10 tahun karena kecelakaan.


Suatu hari dia di usir oleh keluarga bibinya, kemudian dia pergi dan di kontrakan. setelah itu dia mencari pekerjaan di William Group dan di terima bekerja di situ.

Pria itu adalah Sean William. Dia adalah CEO William Group, seorang laki-laki berparas tampan, memiliki bentuk tubuh yang sempurna membuat setiap kaum hawa yang melihatnya terkesima. Namun, dia adalah pria yang dingin, kejam, tegas dan tidak tersentuh. la sangat sulit untuk di dekati, apalagi dengan seorang wanita.
Namun siapa sangka, di balik ketampanannya dia adalah pimpinan mafia terkejam yang cukup terkenal di berbagai negara.

Sean dan Anara bertemu lalu menikah
bagaimana kisah cinta Sean dan Anara?
Akankah mereka hidup bahagia?

Selamat membaca
Jangan lupa like, komen, bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
Vote sebanyak-banyaknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Kehancuran Keluarga Jesica

"Uncle... apa Diva boleh lihat aunty?"

"Boleh... tapi biarkan aunty istirahat dulu ya." Diva mengangguk mengerti.

Diva menuju kamar di mana Ana sedang berada sekarang.

Tak lama kemudian, orang-orang suruhan Sean yang mereka tugaskan sudah datang. Mereka membawa paksa keluarga Jesica tanpa belas kasih.

"Lepas." Berontak Jesica pada anak buah Sean.

Anak buah Sean mendorong keluarga Jesica di hadapan Sean.

"Sean, apa yang sudah anak buahmu lakukan pada kami?" Ucap daddy Jesica. Ia tidak terima mendapat perlakuan kasar dari orang-orang Sean.

Sean diam menatap wajah mereka satu persatu dengan tatapan penuh amarah.

"Sean... ada apa ini? Kenapa mereka semua menyerat kami seperti ini?" Tanya Jesica dengan bernada halus.

"Kau masih bertanya padaku?" Ujar Sean.

Sean berjalan mendekat kearah Jesica dan mencengkram kasar dagunya hingga sang empunya meringis kesakitan.

"Sean... apa yang sudah kau lakukan pada putriku?" Teriak mommy Jesica. Sean pun menatap mommy Jesica dengan raut wajah yang menyeramkan.

"Apa yang aku lakukan, tidak sebanding dengan apa yang baru saja dia lakukan, nyonya Audrey." Wajah Sean terlihat bak iblis yang baru saja bangun dari tidurnya.

Jesica mencoba melepaskan cengkraman Sean tapi ia tidak bisa. Karena tenaga Sean cukup kuat. Sean pun melepas secara kasar dagu Jesica.

"Aku tidak melakukan apa-apa." Elak Jesica. Karena

dia tidak tahu jika Ana adalah istri dari Sean.

"Apa kau yakin? Kau hampir menghilangkan nyawa seseorang dengan orang-orang suruhan mu. Apa kau tidak ingat?" Ujar Sean dengan menekankan kata-katanya.

Wajah Jesica seketika pucat mendengar perkataan dari Sean.

Kedua orang tua Jesica menoleh kearah Jesica. "Apa itu benar, Jesica?" Tanya sang daddy.

"Ti-tidak, dad. Aku dari mall langsung pulang tadi." Ucap Jesica gugup. Tapi ia pun bertanya-tanya pada dirinya, kenapa Sean bisa bersikap seperti ini. padahal Ana bukan siapa-siapanya.

"Kau masih bisa berbohong?" Sean semakin murka di buatnya.

"Apa kau tau siapa orang yang hampir kau hilangkan nyawanya itu?"

"Dia adalah istri dari Sean William. Dan kau sudah bermain-main dengannya, nak." Kali ini papi Sean yang menyahutinya. Nada bicaranya memang terdengar lembut, tapi dia juga menyimpan kemarahan kepada Jesica.

Keluarga Jesica membelalakkan matanya lebar-lebar mengetahui fakta itu.

"A-apa? Istri?" Jesica terbata.

"Tidak, ini tidak mungkin." Jesica menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Bawa wanita ini ke markas." Perintah Sean pada anak buahnya. Kemarahannya sudah tidak bisa di tahan lagi.

Kedua orang tua Jesica merasa takut mendengar Sean menyuruh anak buahnya membawa Jesica ke markasnya. Mereka mengetahui jika keluarga Sean merupakan keluarga mafia, mereka selalu berhati-hati selama ini untuk tidak mengusik keluarga Sean.

Mereka juga tahu, jika Sean tidak pernah main-main dengan ucapan dan tindakannya. Dan siapa saja yang sudah berada di markas Sean, maka tidak ada yang bisa selamat.

"Tidak... jangan bawa putriku." Teriak mommy Jesica saat Jesica di bawa paksa oleh anak-anak buah Sean.

"Sean.. tolong maafkan Jesica... Jangan hukum dia." Mohon Daddy Jesica. Namun usahanya sia-sia kali ini.

"Tidak... jangan bawa putriku..." mommy Jesica meraung-raung agar Celine di lepaskan.

"Lepaskan aku... mommyy... daddy... tolong Jesica ." Teriak Jesica meminta pertolongan. Jesica di seret paksa oleh anak buah Sean karena terus memberontak.

"Sean.. uncle mohon padamu. Jangan bawa Jesica. Biar kami yang memberikan pelajaran padanya." Daddy Jesica kembali memohon pada Sean.

"Sean.. bibi mohon padamu. Jangan bawa Jesica."

"Tuan Erwin ... tolong kami. Bujuk Sean untuk melepaskan Jesica." Sambung mommy Jesica memohon.

"Jangan harap anakmu itu bisa lepas, nyonya. Anakmu lah yang sudah bermain-main. Dia harus menerima konsekuensinya." Sahut mami Sean kali ini.

la juga tidak terima jika menantu kesayangannya hampir saja dihilangkan nyawanya.

"Tuan Erwin... kita sudah berteman lama. Tolonglah aku untuk kali ini." Imbuh Daddy Jesica.

"Kita memang berteman lama, tuan. Tapi kali ini anak anda sudah berbuat fatal. Aku serahkan semua ini pada anakku, aku tidak ikut andil dalam hal ini." Terang papi Sean.

Papi Sean pun melangkahkan kakinya pergi mengajak sang istri menuju di mana Ana berada. sekarang.

"Sean... uncle mohon padamu. Lepaskan Jesica, uncle janji akan membawanya pergi jauh dari sini." Daddy Jesica kembali memohon.

"Kau tau sendiri aku bukan? Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku." Sarkas Sean.

"Seret mereka keluar. Aku tidak ingin melihat wajah mereka di sini." Teriak Sean pada anak buahnya. Anak buah Sean segera berbondong-bondong membawa Daddy dan mommy Jesica keluar dari mensionnya.

Mereka berdua selalu memberontak dan meraung-raung. Sean tidak peduli dengan teriakan dari mereka.

la lebih memilih melihat kondisi Ana saat ini.

"Bagaimana keadaannya, Sean?" Tanya mami Sean saat Sean baru saja masuk.

"Erick sudah memeriksanya. Untung saja Sean cepat membawanya, kalau tidak, mungkin dia tidak. selama karena terlalu banyak menghirup asap." Terang Sean memandang wajah Ana yang masih belum sadarkan diri.

"Biar mami yang akan memberikan pelajaran pada gadis itu." Ucap mami Sean dengan berapi-api.

"Lalu... bekas tamparan siapa ini, Sean?" Sambung mami Sean melihat bekas tamparan di pipi Ana.

"Sepertinya, wanita itu yang juga melakukannya." Jawab Sean lagi.

Kemarahan mami Sean semakin meradang. "Kurang ajar, seharusnya kau balas wanita tadi. Biar dia juga merasakan apa yang menantuku rasakan."

"Mami... tenang, mi. Kita serahkan saja semua ini pada Sean." Ucap papi Sean menenangkan sang istri.

Sedangkan di sisi mommy dan daddy Jesica...

Mereka di usir dari mension miliknya. Di sana sudah ada anak buah Sean yang berjaga.

"Maaf tuan, nyonya, mension ini sudah berpindah tangan. Sebaiknya kalian pergi dari sini." Ucap salah satu anak buah Sean.

"Apa? Apa yang kalian katakan, hah? Ini adalah mension keluargaku?" Bentak mommy Jesica.

"Mulai sekarang tidak lagi, nyonya. Mension ini sudah beralih ke tangan tuan Sean." terangnya lagi.

"Apa?" Pekik Daddy dan Mommy Jesica besamaan.

"Dad... apa yang harus kita lakukan Dad. Kita tidak ada tempat tinggal sekarang, dan Jesica berada di kurungan milik Sean." Mommy Jesica meronta-ronta.

"Daddy juga tidak tau mom, perusahaan Daddy juga seketika hancur." Terangnya dengan pandangan kosong.

"Apa? Lalu kita harus bagaimana, dad? bagaimana kita akan hidup?" Mommy Jesica meraun-raung.

Keluarga mereka benar-benar hancur kali ini. Kehidupan mewah bergelimang harta itu hancur dalam kedipan mata.

Tidak mempunyai tempat tinggal, perusahaan bangkrut dan di tambah lagi Jesica berada di markas milik Sean. Hancur sudah mereka.

"Sebaiknya kalian pergi dari sini. Sebelum kami menggunakan dengan cara kasar." Sentak anak buah. Sean.

"Biarkan kami mengambil barang-barang milik kami." Pinta daddy Jesica.

"Maaf tuan, mension berupa isinya sudah beralih tangan." Jelas anak buah Sean lagi.

Mau tidak mau, mommy dan daddy Jesica pergi meninggalkan mension mereka.

"Dad... apa yang harus kita lakukan sekarang, dad?"

Isak tangis mommy Jesica tidak berhenti-henti.

"Daddy akan membalas perbuatan mereka." Ucap Daddy Jesica dengan penuh dendam. Ia tidak terima jika keluarganya di buat hancur sedemikian rupa sekarang. Tangannya mengepal kuat hingga otot-otonya terlihat.

la bertekad kuat membalaskan dendam pada Sean. Tapi, sepertinya dia lupa bagaimana Sean.

"Memangnya apa yang bisa kita lakukan sekarang, dad? Kita tidak akan bisa membalas perbuatan mereka." Timpal sang istri.

"Daddy akan memikirkan itu, sekarang kita harus mencari tempat tinggal terlebih dahulu." Ujarnya menenangkan mommy Jesica.

.

.

.

.

Malam harinya...

"Uncle... kenapa aunty tidak bangun-bangun?" Tanya Diva sendu melihat Ana masih saja terpejam. "Tunggu saja ya. Aunty masih lelah." Jawab Sean mengelus pucuk kepala Diva.

"Maafkan Diva, uncle. Kalau saja Diva tidak mengajak aunty pergi ke mall, pasti aunty tidak seperti ini?" Ucap Diva menundukkan kepalanya. Ada rasa bersalah yang terbesit di hati Diva.

"Diva tidak bersalah. Harusnya uncle lebih ketat lagi menjaga aunty. Diva tidak boleh menyalahkan diri Diva sendiri." Tutur Sean pada Diva.

Hikss... hikss...

Diva kembali menangis. Sean segera membawa Diva ke dalam dekapannya untuk menenangkan keponakan kecilnya itu.

"Diva tidak boleh menyalahkan diri Diva. Uncle yang bersalah di sini." Ujar Sean lagi.

"Ta-pi... kan Di-va yang me-ngajak Aunty per-gi." Ucap Diva dengan sesenggukan.

"Diva tenang dulu, ya."

Eenngh...

Terdengar suara lenguhan yang berasal dari Ana. Keduanya menoleh kearah sumber suara.

"Aunty..."

"Anara..." ucap keduanya bersamaan.

"Diva..." lirih Ana pelan, la mencoba untuk membuka kedua matanya.

"Kau sudah bangun? Di mana yang sakit?" Cerca Sean melihat Ana terbangun. Ana hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Sean pun segera merogoh ponselnya dan menghubungi Erick kembali.

"Datang ke mensionku sekarang juga." Ucap Sean setelah panggilan terhubung.

Belum juga Erick menjawab perkataan Sean, ia sudah lebih dulu mematikan sambungan telfonnya.

"Astaga orang ini... kenapa tidak pernah berubah?" Gerutu Erick di seberang sana. Tanpa berlama-lama Erick pun mengambil semua peralatannya dan segera menuju mension Sean.

Berselang beberapa menit, akhirnya Erick sampai di mension milik Sean.

"Apa ada yang terjadi?" Tanyanya saat baru saja tiba..

"Tadi dia membuka mata. Periksa dia," perintah Sean. Erick pun segera memeriksa kondisi Ana.

"Keadannya sudah membaik. Beri waktu lagi untuk dia beristirahat, agar cepat pulih." Terang Erick setelah memeriksa keadaan Ana. Sean pun mengerti.

"Uncle... apa aunty tidak apa-apa?" Sahut Diva.

"Aunty mu ini tidak akan kenapa-napa nona kecil. Kau tenang saja ya." Jelas Erick lembut pada Diva. Diva hanya menganggukkan kepalanya faham.

"Aku pamit dulu, jika ada apa-apa hubungi saja aku." Pamit Erick lengsung melenggangkan kakinya keluar.

"Diva tidak tidur?" Kata Sean yang melihat Diva masih setia membuka matanya.

"Diva mau tidur dengan aunty." Jawab Diva.

"Baiklah... kita tidur sama-sama menemani aunty." Jawab Sean. Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur bersama sambil berjaga-jaga di samping Ana.

Sean memilih menetap tidak meninggalkan Ana

saat ini.

1
gempi
g
Qilla
terlalu naif ana ini ,pengen tak getok pakek centong lama lama ni bocah
Dinar Almeera
terimakasih banyak author, ditengah gempuran cerita kalau nikah mendadak cowoknya kasar dingin, ini cerita terbaik yang dimana sekalipun menikah belum ada cinta tapi pasangan yang saling menghargai pernikahan tanpa perlu drama kasar cuek dingin dan surat perjanjian
bebe
done vote nya
bebe
biatkan sean marah sm keluargamu anara ngga usah lagi kau kasihani mreka yg tak tau diri
Rossa Simangusong
Maos disuruh seret. dibunuh kek
Sondry Kaday
Buruk
Debby
Luar biasa
Debby
Lumayan
Mimi Sanah
hahahaha kasian mereka tertekan batin 😁😁😁
Noni Diani
Lumayan
Noni Diani
Luar biasa
Mimi Sanah
hahahaha
Mimi Sanah
hahahaha langsung saya ketawa😀😀😀😀😀😀
epifania rendo
diva sabar ya
epifania rendo
keluarga tidak tau malu
epifania rendo
lita tidak tau malu
epifania rendo
diva harus sabr ya
epifania rendo
diva harus sabar ya
epifania rendo
sabar sean
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!