"Rachel dijodohkan demi mahar, lalu dibuang karena dianggap mandul. Tapi pelariannya justru membawanya pada Andrean Alexander—seorang CEO dingin yang tanpa sadar menanam benih cinta… dan anak dalam rahimnya. Saat rahasia masa lalu terbongkar, Rachel menyadari bahwa dirinya bukan anak kandung dari keluarga yang telah membesarkan nya.
Bagaimana kelanjutan kisah nya.
Mari baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I.U Toon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menaruh Iba
BAB. 21
"Iya pak, kalau gitu saya turun dulu ya. Maaf saya tidak bisa menawarkan bapak masuk".
"Tunggu dulu". Andrean menahan Lengan Rachel.
"Kenapa pak?" Tanya Rachel heran.
" Kamu serius?"
Andrean masih tidak menyangka jika kehidupan Rachel selama ini sangat jauh dari kata sederhana. Pasalnya Rachel tidak terlihat seperti orang yang sangat kesusahan. Rachel sangat pandai menyimpan masalahnya rapat-rapat. Tidak ada karyawan lain yang mengetahui kondisi asli Rachel seperti apa. Karena Rachel tidak pernah menceritakan masalahnya pada siapa pun termasuk Tissa rekan yang dianggap sangat dekat dengan Rachel di kantor.
"Beneran pak, Sangat kecil bukan? Bahkan tak sebesar kamar mandi bapak !. Tapi bagi saya tinggal sendiri di rumah itu cukup sih. itu sebab nya saya tidak mengundang bapak untuk masuk. Karena saya malu pak".
"Terus keluarga kamu ?
" Ceritanya panjang pak, Lain kali saya akan cerita dengan bapak. Jika sekarang waktunya sangat singkat. Ini Juga sudah mulai gelap. Sebaiknya bapak pulang kan!. Saya akan turun dari mobil sekarang". Secara tidak langsung Rachel telah mengusir Bos-nya itu untuk segera pulang. Ia pun tak ingin orang salah paham karena melihat nya sedang turun dari mobil mewah milik Andrean.
"Baiklah. Sampai jumpa besok di kantor". Pamit Andrean.
"Baik pak, sekali lagi terimakasih pak. Jaket bapak saya Bawak dulu ya pak, setelah saya cuci nanti saya kembalikan lagi pada bapak ".
"Sama-sama Rachel. Iya bawa saja dulu!".
Andrean segera meninggalkan tempat itu dan segera pulang kerumahnya. Ia pun sudah merasa gerah dengan badannya dan ingin segera mandi.
Pria tampan dan mapan itu pun tiba di rumahnya setelah hari sudah gelap.
Di rumahnya yang megah bak istana dengan Warna putih yang mendominasi. Rumah yang hanya ia tempati bersama dengan neneknya. Sedangkan Ayahnya di sedang di luar negri sedang mengobati sakitnya. Sang istri juga ikut untuk menemani suami nya melewati hari-hari selama masa berobat.
Andrean berjalan menuju tangga hendak pergi ke kamarnya namun langkah ya terhenti saat nenek memanggil nya
"Andrean... Baru pulang kamu?" Tanya nenek pada Andrean cucunya.
"Iya nek" Andrean berjalan menuju neneknya dan mencium tangannya.
Bagaimana dengan cucu menantu yang telah kamu janjikan pada nenek ?
"Apa maksud nenek?" Andrean tersipu malu pada neneknya sambil menggaruk kepala belakangnya.
"Bukan nya tempo hari kamu yang bilang pada nenek kamu akan memberikan cicit pada nenek? Bagaimana bisa ada cicit jika kamu tidak menikah?
"Nanti Andrean bawa untuk di kenalin sama nenek ya!".
"Baiklah cucu, nenek akan menunggu saat bahagia itu tuba. Nenek seneng banget dengernya, rasanya udah gak tidak sabar lagi menunggu hari itu tiba. Sebaiknya kamu tidak membohongi nenek kali ini ya!". Karena dalam hatinya memang sudah lama ingin mempunyai cicit dari cucunya itu. Nenek langsung memeluk cucu kesayangan nya tersebut. Namun nenek melihat seperti ada hal lain yang mengganjal dirinya ketika melihat wajah cucu nya itu agak murung tidak ceria seperti biasanya.
"Iya nek" sahut Andrean pada nenek nya yang tengah bahagia mendengar perkataan nya tadi.
"Kenapa muka mu di tekuk seperti itu? Apa terlalu banyak kerjaan di kantor?" Nenek mengusap rahang cucunya lembut.
"Tidak nek, Andrean cuma pusing aja sedikit. hanya lagi banyak pikiran aja ni?
Banyak pikiran? Kamu lagi ada masalah ya ? Cerita sama nenek, mungkin nenek bisa bantu kamu sayang!" ujar nenek khawatir
"Bukan masalah serius kok nek. Nanti aja Andrean bahas sama nenek ya kalau pikiran Andrean sedikit tenang".
" Yasudah, lebih baik kamu istirahat aja dulu sana!" Karena terlihat kurang baik akhirnya Nenek menyuruh cucunya itu untuk masuk ke kamarnya
Nenek terus memandang punggung cucunya tersebut saat menaiki tangga hendak menuju kamarnya. Sebagai seorang yang paling dekat dengan cucunya itu dia ikut merasa ada hal penting yang tengah cucunya sembunyikan dari dirinya. Ia merasakan hal tidak nyaman dalam hatinya walaupun dia belum tau Masalah apa yang tengah di hadapi cucunya tersebut.
"Sepertinya ada hal yang lain yang tengah kamu sembunyikan dari nenek. Apapun itu mudah-mudahan itu bukan hal buruk untuk kamu dan keluarga sayang" Gumam nenek dalam hatinya.
Andrean naik ke ke atas menuju kamarnya.
Mulai membersihkan seluruh tubuhnya setelah tadi kehujanan bersama Rachel, setelah itu menuju ranjangnya yang empuk guna membaringkan diri untuk segera tidur.
Saat ia memejamkan matanya tampak sekilas bayang-bayang Rachel di ingatannya. Semalaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan Rachel. Wanita yang telah merenggut mahkotanya itu berhasil membuat pikiran nya penuh akan ingatan mereka saat menghabiskan malam panas itu.
Selain itu Andrean merasa bersalah dengan Rachel. Selama ini dia hidup dengan nikmat sedangkan Rachel yang sedang hamil anaknya itu hidup dengan pas-pasan di luar sana.
Andrean terus memikirkan cara agar Rachel mau menikah dengan nya dan hidup layak.
...*****...