NovelToon NovelToon
Terpaut 20 Tahun

Terpaut 20 Tahun

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Terlarang / Beda Usia / Teen Angst / Persahabatan
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: ria aisyah

Cinta akan menemukan pemiliknya. Sebuah ketidaksengajaan, keterpaksaan, dan perjodohan, bisa menjadi jalan untuk menyatukan dua hati yang berbeda.

Seorang gadis SMA bernama Aira, terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang duda bernama Affan yang merupakan ayah sahabatnya, Faya.

Mengapa pernikahan itu bisa terjadi?

Akankah pasangan beda usia itu bisa saling mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ria aisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Tertunda

Affan mencoba untuk melepaskan pelukan Aira dan menahan dirinya. Namun, istri kecilnya itu tak bergeming dan tidak ingin lepas darinya.

"Aira, jangan salahkan aku jika setelah ini aku akan meminta hakku." Affan mengusap punggung Aira dengan lembut.

"Tidak ada yang salah dengan pernikahan ini, Om." Aira memberanikan diri menatap wajah Affan.

Keduanya saling berpandangan cukup lama. Beberapa kali Affan terlihat menelan ludahnya melihat wajah cantik Aira. Nalurinya menuntunnya untuk melakukan apa kata hatinya.

Bibir lembut Affan menyapu seluruh wajah Aira lalu keduanya saling berciuman. Tanpa melepaskan ciuman itu Affan membawa Aira ke tempat tidur mereka. Aira pasrah meskipun tubuhnya gemetar saat menerima sentuhan seorang pria untuk yang pertama kalinya.

Affan menghentikan aktifitasnya sebelum dia melakukan hal yang lebih jauh lagi. Dia takut jika Aira belum siap untuk menyerahkan kehormatannya untuknya. Bagaimanapun juga dia adalah seorang gadis belia yang belum pernah melakukan hubungan suami istri.

"Aira, apakah kamu benar-benar telah ikhlas untuk melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri?" tanya Affan meyakinkan dirinya.

"Insyaallah aku ikhlas, Om." Aira terlihat malu-malu.

Bibir Affan terlihat sedang membisikkan sebuah doa sebelum menyentuh Aira. Pikirannya sudah dikuasai oleh hasrat yang membucah. Dengan segala keyakinannya, Affan kembali memberikan cumbuannya.

"Aira, aku bukan orang yang pandai merayu wanita. Aku juga tidak bisa menjanjikan yang indah, tapi percayalah aku akan terus berusaha untuk tetap disisimu. Jangan tinggalkan aku, meskipun aku belum bisa menerimamu sepenuhnya." Keraguan masih terlihat di wajah Affan.

Keinginannya untuk menyentuh Aira telah menggeser akal sehatnya. Affan tidak bisa menahan dirinya lagi untuk menuntaskan hasratnya.

Aira hanya mengangguk. Sebenarnya hatinya merasa getir ketika harus menyerahkan dirinya untuk orang yang tidak mencintainya dengan tulus. Dia tahu jika Affan menyentuhnya karena butuh bukan karena dia benar-benar menyayanginya.

'Kayra, maafkan aku. Lebih dari delapan belas tahun aku tidak melakukan ini. Aku merasa mengkhianatimu, tetapi aku juga harus menyalurkan kebutuhanku. Maafkan aku Kayra.' Affan teringat istrinya yang telah tiada saat akan menyentuh Aira.

Meskipun sama-sama cantik, tetapi keduanya memiliki postur tubuh yang berbeda. Aira bertubuh mungil dengan tinggi sedikit di atas bahunya, sedangkan Kayra tinggi semampai dan hampir sejajar dengannya.

Affan semakin tegang ketika dia sudah siap untuk melakukan penyatuan. Mereka sama-sama tidak banyak berbicara. Hanya suara-suara kecil yang tertahan setiap kali mereka merasakan gelombang perasaan.

Mata Affan terbelalak saat melihat darah di tangannya saat menyentuh area sensitif Aira. Seharusnya ini belum terjadi karena dia belum melakukan penerobosan.

"Aira, apakah kamu sedang datang bulan?" tanya Affan sambil menunjukkan tangannya yang memerah.

Aira segera menarik selimutnya lalu beranjak dari tempat tidurnya. Dia mencari-cari di mana kemeja Affan. Setelah menemukannya dia mengenakannya sembarang.

"Maaf, Om. Aku ke kamar mandi dulu." Aira meninggalkan Affan yang terbengong.

Affan pun segera mengambil pakaian dan memakainya lagi. Dia pergi ke wastafel untuk mencuci tangannya. Saat menyadari apa yang terjadi, dia menjadi malu dan tersenyum melihat pantulan wajahnya di cermin.

Tidak lama kemudian Aira muncul dari kamar mandi dengan langkah malu-malu. Sesekali dia melirik ke arah Affan lalu berdiri di hadapannya.

"Maaf, Om. Aku memang sedang datang bulan."

"Tidak masalah. Aku akan mandi di kamar mandi sebelah. Kamu mandi di sini saja." Affan menyentuh bahu Aira dan mengelusnya lembut.

Aira mengambilkan baju ganti untuk Affan sebelum dia mengambil baju ganti untuk dirinya sendiri.

Setelah mandi, Aira segera mengganti sprei yang terkena noda darahnya. Saat Affan kembali semuanya sudah bersih dan rapi.

Keduanya terlihat canggung saat berdekatan. Mereka merasa malu ketika mengingat malam pertama mereka yang gagal.

"Beristirahatlah, Aira. Malam sudah larut." Affan berbaring di samping Aira yang sedang duduk dan memainkan ponselnya.

Aira mematikan alarm ponselnya untuk mengingatkan waktu sholat karena dia tidak wajib menjalankannya beberapa hari ke depan. Setelah meletakkan ponselnya, dia kemudian menyusul Affan berbaring di tempat tidur.

Affan berbaring miring menghadap ke arah Aira. Rasa sayang itu mulai muncul di hatinya. Melihat wajah Aira yang pucat, dia pun menjadi iba.

Di masa lalu, Kayra selalu mengeluh perutnya sakit ketika dia sedang datang bulan. Affan sering kali mengelusnya dan menenangkannya hingga dia terlelap.

Aira terlihat sangat gelisah. Mungkin perutnya mulai merasa tidak nyaman. Dia terus bergerak-gerak dan membolak balikkan tubuhnya tanpa bersuara.

"Kemarilah. Kamu pasti tidak nyaman." Affan merentangkan tangan kirinya dan menepuk tempat kosong di sampingnya.

Aira terlihat ragu-ragu untuk memenuhi permintaan Affan. Affan kembali menepuk tempat kosong di sampingnya untuk meyakinkan Aira.

Akhirnya Aira pun menggeser tubuhnya mendekat dan melirik ke arah Affan malu-malu.

Affan menarik kepala Aira lebih mendekat hingga menempel di dadanya. Mereka berada dalam jarak yang begitu dekat. Secara spontan Aira menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena merasa malu.

"Hei, kita telah lebih dekat dari ini, Aira. Baiklah jika kamu malu, kamu boleh berbalik memunggungiku." Affan berbicara lembut pada Aira sambil mengelus kepalanya.

Aira pun segera membalikkan tubuhnya memunggungi Affan.

Affan tersenyum geli melihat sikap malu-malu Aira. Tangannya merapikan rambut panjang Aira yang berantakan lalu memeluk pinggangnya.

"Mau aku usap perutmu agar kamu merasa nyama. Aku tahu seorang yang datang bulan pasti tidak nyaman. Istriku dulu juga begitu. Dia baru bisa tertidur jika aku memperlakukannya seperti ini." Affan mulai terbuka tentang kisah masa lalunya pada Aira.

Aira mengangguk sambil tersenyum meskipun Affan tidak bisa melihatnya.

'Sepertinya Om Affan sudah mulai terbuka tentang mantan istrinya. Semoga ini adalah sebuah awal yang baik. Jujur aku masih gugup setiap kali berada di dekatnya. Apalagi saat aku membayangkan apa yang baru saja kami lakukan.' Aira tersipu setiap kali mengingat hal dewasa yang dia lakukan bersama Affan.

"Apakah Om Affan tidak akan merasa lelah jika terus-terusan mengelus perutku?" Aira memberanikan diri untuk menggenggam tangan Affan.

"Tidak akan. Aku tidak akan pernah merasa lelah untuk hal sekecil ini." Affan menghentikan gerakannya dan memainkan jemari Aira.

Aira merasa begitu nyaman dan mulai mengantuk. Apa yang dilakukan oleh Affan benar-benar ampuh meredakan rasa mulasnya.

"Aira, sebaiknya kita menunda untuk melakukan hubungan suami istri. Setidaknya hingga kamu lulus SMA. Sebaiknya kita biasakan dulu untuk berdekatan seperi ini dulu." Affan takut jika Aira hamil.

Bukan karena dia hamil di saat masih sekolah tetapi takut jika dia mengalami hal buruk saat melahirkan. Kematian Kayra masih membayang jelas di benaknya, menyisakan kesedihan tak bertepi yang hingga kini belum terlupakan.

"Jika Om Affan tidak merasa keberatan, aku ingin mengunjungi makam Tante Kayra," ucap Aira, membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Affan.

****

Bersambung ....

1
Rina Herfina
cerita bagus ,TPI aku orang nya suka baca TPI tak suka komentar
Mamah Alfa
lanjutan nya apa thor
nur
kapan kehidupan faya?
Ei_dach v_3 yah🥰
ceritanya bagus... pembahasan nya nggak berbelit-belit..suka saya suka...😁
harwanti unyil
itu lh hukum alam
harwanti unyil
wah belah duren
Nurul Umilhuda
ceritanya sangat bagus
Mariya Retno
lanjutannya mn mb
sari emilia
aku bc dr bab 70 lgsung loncat k bab 109 😄😄😄 pusing mslh nya bc nya byk muncu pemeran baru n byk drama muter2...jd bc yg langsung tamat aja kn kelar
sari emilia
asli spt drama indosiar
sari emilia
😃😃😃😄 ada ga novel yg ky jiplakan drama indosiar 😝😝
sari emilia
mk nya paya aira goblok jgn d pelihara 😄😄😄
sari emilia
aku paling tdk sk wntia muslimah yg taat kt crt nya tp sk bohong jujur aja knp....kl aku sll jujur sm suami apalg kl mrs terancam....jd tdk sk dgn aira...
sari emilia
jgn salah anggie org kampung itu meski tp sangat cantik2 alami bkn spt km cantik krn riyasan menor...km ank2 kampung ini jarang dandan
sari emilia
😆😆😆 yg sampai sekarng msh masuk dlm pola pikir ku ank umur 20 msh SMA kls 2 🤪🤪 gmn crt nya emg mrk b2 oon sampai jd siswa abadi...thor yg bnr aja...ank SMA kelas 2 itu paling banter 16/17 thn 😇😇
Sedang Bertapa: Kalau membaca dipahami dulu mb... kelas 12 itu sama dengan 3 SMA... Terpaut 20 Tahun itu artinya beda 20 tahun bukan umur 20 tahun... Di bab sebelumnya sudah dijelaskan jika istri Affan meninggal 18 tahun yg lalu artinya Faya dan Aira 18 tahun dan Affan 38 tahun di mana mereka beda 20 tahun... paham???
total 1 replies
sari emilia
kl bc sinopsisnya aira ank SMA...ms sdh umur 20 thn...atau paya yg umur nya sdh 20 thn tp otak nya aga lemot jarang naik kelas jd umur sdh 20 thn msh SMA 😄😄
Dadang Yuliadi
sangat bagus
dina
keren
Ani Vabbiani
suka thor sama ceritanya
Ani Vabbiani
mampir thorrr...semangatttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!