Love Revenge

"Dia pikir dia siapa? Kenapa jadi dia yang menguasai anak-anakku?" Gumam Cyara yang lalu keluar dari kamar. Keadaannya kini sudah baik-baik saja.

"Loh sayang mau kemana?" Tanya Jasmine yang melihat Cyara turun dari tangga.

"Bibi, hmm itu Rey dan Rain kemana ya?" 

"Oh anak-anak kamu, mereka sedang pergi sama Paman Vano." 

"Oh ya sudah."

"Kenapa sayang?" 

"Aku mau mengajak mereka pulang Bi, lagian mereka juga harus berangkat ke sekolah."

Jasmine mengangguk mengerti, "Tapi sayang, apa tidak sebaiknya kamu menginap saja disini, masalah seragam buat anak-anak kamu, biar besok pagi-pagi sekali aja diambil, lagian kamu belum sembuh benar, Bibi takut terjadi apa-apa."

"Bagaimana ya Bi, maaf tapi aku tidak mau merepotkan Bibi terus."

"Baiklah terserah kamu saja, ya sudah kemari sayang, kita tunggu mereka disini!" Jasmine menepuk sisi kosong di sampingnya.

Cyara pun mendekat dan duduk di samping Jasmine. Dia duduk menatap sekeliling dan menatap foto-foto yang ada di meja maupun tertempel di dinding rumah itu.

Jasmine menyadari tatapan Cyara, ingin bertanya tapi dia memilih diam.

"Kami pulang!" Kata Stevano, Rey dan Rain bersamaan.

Jasmine dan Cyara langsung menoleh dan menghampiri ketiganya.

"Wah! Bawa apa ini kalian buat Oma?" Tanya Jasmine yang kini sudah berdiri di samping suaminya.

"Ini buat Oma, kata Opa spesial pakai cinta," ucap Rain mengatakan apa yang tadi diajarkan oleh Stevano.

"Makasih sayang," kata Jasmine menerima yang Rain berikan dan mengecup pipi gadis kecil itu.

"Kok Rain sih sayang yang dicium, kan harusnya aku," protes Stevano.

"Cepat sini cium aku juga!" Pinta Stevano sambil menunjuk-nunjuk pipinya dengan jari.

Rain dan Rey hanya cekikikan, sementara Cyara hanya diam saja menyaksikan drama sepasang suami istri itu.

"Sayang, malu tahu ada Cya," ucap Jasmine tapi tidak dengan wajahnya yang mendekat,

Cup

Jasmine yang hendak mencium pipi, justru berakhir mencium bibir suaminya, karena saat Stevano menoleh ke samping saat tahu, Jasmine akan menciumnya.

Cyara dibuat panik dengan adegan yang baru saja terjadi, dia takut anak-anaknya melihat itu. Dan saat Cyara akan menutup mata anaknya, terlambat, karena Vier lebih dulu menutup mata kedua bocah kecil itu.

"Mama, Papa kebiasaan deh, tidak tahu disini ada anak kecil, kalau mau seperti itu mending di kamar saja deh, jangan di sembarang tempat," kesal Vier atas apa yang dilakukan mama papanya.

"Maaf, Papa lupa," kata Stevano yang memang tidak mengingat jika disana ada Rey dan Rain.

"Kebiasaan," kata Vier. "Ayo sayang kalian ikut Om saja, kita tidur sudah malam," ajak Vier pada Rey dan Rain.

"Tunggu sayang, sebaiknya kita pulang ya sekarang," ucap Cyara.

Vier menatap Cyara tidak suka, bagaimana bisa Cyara mengajak kedua anak itu pulang, Vier masih ingin lebih banyak menghabiskan waktu dengan mereka berdua.

Rey dan Rain menatap Om Pir dan maminya bergantian.

"Hmm Om Pir maaf kami tidak mau ikut Om tidur sekarang," kata Rey dan Rain pun mengangguk setuju, sukses hal itu membuat Vier begitu kecewa, karena kedua anak Cyara menolaknya.

Berbeda dengan Vier yang terlihat jelas kecewa, Cyara justru tersenyum.

"Ya sudah, ayo kita siap-siap pulang," ucap Cyara.

"Mami kami memang tidak mau ikut Om Pir tidur sekarang, tapi kami juga tidak mau ikut pulang, kami mau makan ini dulu sama Opa," kini giliran Rain yang menjelaskan.

Rey diam-diam mengacungkan jempolnya kepada Stevano dan Stevano pun melakukan hal yang sama. Dan hal itu hanya disadari oleh Jasmine yang ikut tersenyum, bahkan dirinya tidak tanggung-tanggung  mengacungkan kedua jempolnya untuk suami dan cucu-cucu barunya.

Vier yang mendengar jawaban Rey dan Rain langsung tersenyum lebar dan  disana hanya Cyara lah yang merasa tidak senang, karena harus lebih jauh berhubungan dengan keluarga atasannya.

"Ayo, Om temani kalian makan ini, kita sikat habis makanannya!" Vier dengan semangat menggandeng anak-anak itu menuju dapur.

"Cya sayang kenapa diam saja? Ayo ke ruang makan, kita makan yang tadi Paman beli, enak loh ini," ucap Jasmine mengangkat tinggi-tinggi paperbag tadi.

"Iya Bi," Cyara kemudian melangkahkan kakinya dengan gontai menyusul anak-anaknya.

"Sayang kamu hebat, tadi aku mencoba menahan Cya disini, tapi gagal, apa yang kamu katakan kepada anak-anak itu hingga mereka bisa bekerja sama denganmu untuk menahan Vier dan Cya disini," bisik Jasmine.

Stevano kemudian menyuruh istrinya mendekat, "Kemari aku bisikin!"

Jasmine pun menurut dan mendekat.

"Rahasia," bisik Stevano kemudian mengecup pipi istrinya.

"Stevano Anderson!" Teriak Jasmine kesal.

"Hahaha," Stevano hanya tertawa dan berlalu meninggalkan istrinya, sebelum dirinya mendapat amukan dari macan betina.

Vier melihat itu, hanya menggelengkan kepalanya, sudah biasa melihat mama dan papanya yang seperti itu.

"Biasa saja melihatnya, atau kamu juga ingin seperti itu," Vier mendekat dan membisikan itu pada Cyara yang membuat wanita itu langsung melotot, sedangkan Rey dan Rain, kedua anak kecil itu bingung melihat apa yang terjadi pada keempat orang dewasa yang bersamanya.

"Kenapa Mi?" Tanya Rain penasaran.

"Hah? Oh tidak apa-apa sayang, ayo katanya mau makan!" Cyara  segera mengalihkan perhatian kedua anaknya dan mengajak keduanya menuju ke ruang makan.

Rey dan Rain pun dengan cepat mengangguk dan mengikuti maminya.

"Aku menang," bisik Vier yang melewati Cyara begitu saja.

Cyara menatap Vier kesal, sedangkan  yang ditatap hanya tersenyum.

***

Dan sekarang disinilah Cyara, di kamar tamu rumah Jasmine. Cyara akhirnya mengalah karena kedua anaknya tidak mau Cyara ajak pulang, bukan  hanya tidak mau pulang, kedua anaknya juga tidak mau tidur bersamanya dan justru memilih tidur dengan bos sombongnya, dan Cyara hanya bisa pasrah saat mata anaknya sudah berkaca-kaca, karena awalnya Cyara tidak memberi izin.

"Mami bukan menekan kalian sayang, tapi Mama  takut kedepannya kalian merasa kecewa, kecewa karena kenyataan kadang  tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan.

"Dan kamu Vier, aku harap kamu tidak mengecewakan anak-anakku, jika sampai itu terjadi, aku takut anak-anakku terluka.

Cyara mencoba memejamkan matanya, tapi tidak juga bisa, Cyara terus membolak-balikan badannya di atas kasur, hingga dia kemudian duduk bersandar, dia mengambil ponsel dan melihat foto-foto anak-anaknya yang sebisa mungkin dia abadikan.

"Mami sangat menyayangi kalian, Mami ingin yang terbaik untuk kalian  dan Mami ingin kalian selalu bahagia, dan mami berharap kalian tidak pernah merasa kecewa seperti apa yang mami rasakan," gumam  Cyara mengelus foto anak-anaknya yang ada di ponsel.