Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka?
Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekasih
Ronald menyusuri lorong lantai dua club malam miliknya. Melangkahkan kakinya menuju salah satu ruang VVIP club malamnya. Dia sudah berjanji kepada Eddy dan Ryan untuk menghadiri rapat kegiatan bisnis bawah tanah mereka. Menghentikan langkah kakinya di depan pintu sebuah ruangan yang dijaga oleh dua orang bodyguard. Kedua bodyguard itu memberikan kehormatan dengan menundukkan kepalanya kepada Ronald.
"Saya ingin masuk ke dalam," ujar Ronald tegas.
"Baik Tuan," ucap salah satu bodyguard.
Bodyguard itu menekan handle pintu ke bawah, lalu mendorongnya sehingga pintu itu terbuka. Ronald melengos masuk ke dalam. Bodyguard itu menarik pintu sehingga pintu tertutup. Melangkahkan kakinya menghampiri Eddy dan Ryan yang sedang meminum whiskey dengan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa dia sedang tidak dalam mood yang baik.
Ryan dan Eddy menaruh sloki mereka masing-masing di atas meja. Ryan melihat ekspresi Ronald yang seperti ada masalah, langsung memberi kode Eddy. Sontak Eddy menoleh ke Ronald dengan wajah yang sedang menahan sebuah masalah. Ronald menduduki tubuhnya di sofa single di ruangan itu. Ronald menghela nafas panjang.
"Ada apa Bro?" tanya Eddy khawatir.
"Juliette masih ngambek," jawab Ronald datar.
Wajah Eddy dan Ryan yang awalnya menegang, mengubah raut wajahnya yang sedikit santai. Ronald mengambil satu sloki, lalu sebuah botol whiskey. Ronald menuangkan whiskey ke sloki, lalu meminumnya. Dia melakukan itu berulang kali. Eddy dan Ryan menatap heran dengan kelakuan Ronald yang berubah. Kemarin Ronald menolak untuk meminum miras, sekarang dia meminum miras dengan porsi yang lumayan banyak.
"Jangan terlalu banyak Bro minumnya, nanti kamu mabuk dan tak bisa berdiskusi," ujar Ryan tegas.
"Aku tak akan mabuk," celetuk Ronald setelah dia menaruh sloki dan botol whiskey di atas meja.
"Kamu bisa mencari wanita lain jika kamu lagi berantem sama Juliette," ucap Eddy.
"Tidak, dia wanita yang berbeda. Aku tak berniat mencari wanita lain," ucap Ronald dingin.
"Kenapa Juliette bisa ngambek?"
"Kemarin sore kami bertemu dengan Claudia. Claudia bicara tentang hubungan dia denganku du depan Juliette sehingga Claudia menghina Juliette, dengan menyebut Juliette seorang jalang yang telah merebutku dari dirinya. Aku sudah menjelaskan kepada Juliette bahwa aku dan Claudia pernah punya hubungan spesial sebelum Juliette menjadi kekasihku."
"Memangnya kamu sudah bilang ke Claudia jika hubungan kalian sudah putus?" tanya Ryan.
"Sebelum kejadian itu, aku belum bilang putus. Waktu itu, aku hanya bosan dengan hubunganku bersama Claudia. Karena itu aku menjauh dan menghindar dari Claudia."
"Itu salah kamu sendiri, orang seperti Claudia harus ditegasi," celetuk Ryan.
"Akhirnya aku bilang ke Claudia bahwa hubungan asmara kami sudah putus sebelum Juliette menjadi kekasihku di hadapan Juliette."
"Bagaimana respon Juliette setelah mendengarnya?"
"Tidak ada respon, hanya wajah datar yang dia ekspresikan, dan sampai sekarang dia masih ngambek karena hal itu."
"Kamu sudah menelponnya dan mengirim pesan?"
"Sudah berkali-kali tapi belum digubris olehnya. Dari semalam aku telepon dan kirim pesan, belum dia jawab satu pun."
"Kayak bocah aja," celetuk Ryan membuat Ronald kesal.
"Hey, jaga ucapanmu Bro!" ucap Ronald marah sambil menatap Ryan dengan tatapan mata yang tajam.
"Santai saja Bro," ucap Ryan santai.
"Coba kamu datangi dia," saran Eddy.
"Untuk hari ini sampai lima hari ke depan, aku tidak bisa menemuinya."
"Kenapa? Tumben, kemarin-kemarin selalu menemuinya," samber Ryan.
"Wanita jalang itu lagi menginap di sana. Kemarin Juliette meminta aku untuk menemuinya, tapi aku menolaknya dengan alasan keluar kota."
"Kenapa kamu tidak mau menemuinya?" tanya Ryan.
"Aku belum siap menemuinya, kalau aku menemuinya sekarang, semua rencanaku menjadi kacau karena hubungan asmara aku dengan Juliette masih baru."
"Kamu masih ingin memiliki Juliette seutuhnya?" tanya Eddy.
"Kamu bagaimana sich Ed, yah masihlah."
"Kamu tidak akan bisa memiliki Juliette seutuhnya jika kalian belum bercinta," komentar Ryan.
"Benar juga apa yang kamu ucapkan. Tapi, aku juga ingin menuruti keinginannya."
"Kalau begitu kamu harus menikahinya," celetuk Ryan.
"Bisa jadi, aku akan menikahinya agar aku bisa memiliki Juliette seutuhnya."
"Kamu yakin ingin menikahinya?" tanya Eddy.
"Ya ... nggak tahu juga, menurutku itu salah satu cara agar aku bisa memilikinya."
"Kalau kami sudah bosan sama Juliette setelah menikah, apa yang akan lakukan?"
"Mungkin aku akan menceraikannya."
"Coba kamu telepon dia lagi, siapa tahu telepon kamu dijawab," saran Eddy.
Sejurus kemudian, Ronald merogoh kantung dalam jaketnya. Mengambil smartphone miliknya. Menyentuh beberapa ikon untuk menghubungi Juliette. Mendekati benda persegi panjang itu ke telinga kirinya. Mendengar nada sambung beberapa detik. Namun tak disangka oleh dirinya, panggilan telepon darinya dijawab oleh Juliette.
"Hallo ada apa?" tanya Juliette datar.
"Aku kangen."
"Temui aja Claudia," ujar Juliette sinis.
Juliette langsung memutuskan sambungan telepon itu karena belum mau bicara dengan Ronald. Juliette menjauhkan smartphone miliknya dari telinga kirinya. Menghela nafas panjang. Menaruh smartphone miliknya di dalam tas kerja yang sedang dia pakai. Beranjak berdiri dari tempat tidur. Melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar. Berjalan melewati pintu kamar yang terbuka.
"Wangi banget makanannya, Mommy masak apa?" tanya Juliette ramah sambil berjalan menghampiri Mommynya yang berada di meja makan.
"Ayam Vesuvio dan Risotto, dan Braciole, Sayang. Ayo kita makan siang!" ucap Julia lembut.
Ting nong ... ting nong ...
Bunyi bel apartemennya Juliette. Sontak Juliette mengarahkan tubuhnya ke pintu apartemen. Melangkahkan kakinya menuju ke pintu. Menyentuh beberapa ikon untuk membuka kunci pintu itu. Melihat tamu yang datang melalui kaca kecil di daun pintu. Menghela nafas kasar setelah melihat Andre sedang berdiri di depan pintu. Menekan handle pintu ke bawah, lalu menariknya ke dalam sehingga pintu terbuka lebar.
"Silakan masuk Ndre," ucap Juliette ramah.
"Iya," ucap Andre lembut.
Sedetik kemudian Andre berjalan masuk ke dalam apartemennya Juliette. Juliette menutup pintu apartemennya yang otomatis terkunci. Membalikkan tubuhnya, lalu menaruh tas kerjanya di atas sofa single. Andre menduduki tubuhnya di atas sofa panjang dengan gerakan yang berwibawa. Juliette tersenyum ramah ke Andre yang menatap Juliette dengan tatapan mata yang berbinar-binar.
"Kamu mau minum apa Ndre?" tanya Juliette ramah.
"Air putih."
"Hai!" sapa Julia ramah ke Andre sambil berjalan menghampiri Andre.
"Hallo Tante," ucap Andre sopan santun sambil beranjak berdiri. "Perkenalkan saya Andre, Tante," lanjut Andre sambil mengulurkan tangan kanannya ke Julia yang sedang berdiri di hadapannya.
"Panggil Mommy Julia aja, Nak Andre," ucap Julia ramah yang membuat Juliette risih.
"Mommy tolong temani Andre ya, aku mau ambil air dan cemilan."
"Eh jangan, Mommy mau ngajak dia makan siang bareng sama kita," ucap Julia lembut namun tegas sambil menoleh ke Juliette. "Ayo kita makan siang bareng!" ajak Julia ramah.
"Terima kasih Tante, tapi saya sudah makan siang."
"Oh ... gitu, silakan duduk Nak Andre," ucap Julia sambil menduduki sofa single yang satunya lagi. "Julia, tolong ambilkan minuman dan cemilan untuk Nak Andre," ucap Julia senang, lalu Juliette membalikkan tubuhnya.
"Kamu teman atau kekasihnya Juliette?" tanya Julia to the point ketika Juliette berjalan menuju pantry.
"Saya rekan kerjanya Juliette, Mommy Julia," jawab Andre.
"Oh, Mommy kira kamu kekasihnya Juliette."
"Aku inginnya dia menjadi kekasihku," ucap Andre polos.
"Wah, Mommy setuju banget kamu menjadi kekasihnya Juliette. Mau Mommy comblangin?"
"Mau banget Mommy, tapi dia sudah punya kekasih Mommy," ucap Andre.
"Siapa kekasihnya Juliette?" tanya Julia penasaran.
"Aku tidak punya kekasih," celetuk Juliette sambil berjalan membawa cemilan dan air untuk Andre.