Kisah seorang wanita yang mencari kebahagiaan setelah perceraian.
Kara Gantari seorang gadis yang menikah dengan Adi Saputro karena permintaan sang kakek disertai ancaman tidak akan mendapatkan warisan. Setahun kemudian Kara diceraikan oleh Adi karena sudah mendapatkan warisannya.
Pertemuannya dengan seorang CEO yang gesrek, pecinta dangdut, melokal luar dalam, membuat Kara pusing tujuh keliling tapi Rayden adalah pria yang sangat memuja Kara. Kehidupan keduanya pun diuji dengan tragedi.
Apakah Kara dan Rayden akan menemukan kebahagiaannya?
Cerita ini murni halu milik author
Follow Ig ku di hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mood Booster
Rayden dan Kara kembali ke rutinitas dan sekarang di divisi Sophia ada orang baru lagi bernama Tristan sebagai asisten baru Sophia karena semakin banyaknya pekerjaan bagian HRD.
Sophia sendiri sebenarnya lebih suka bekerja dengan Kara karena selama enam bulan lebih bekerja dengan wanita itu, Sophia tidak pernah mengeluh apapun apalagi Kara tipe wanita yang benar-benar menjaga martabat nya.
Kara sangat berbeda dengan asistennya dulu yang selalu berusaha mencari sugar Daddy dari para klien yang datang. Tentu saja Sophia jengah melihat perilaku tidak ada etika dan akhlak yang akhirnya dia memecatnya setelah pihak GM hotel pun mendapatkan laporan yang sama.
Sophia sendiri mendengar tentang Tara yang mencatut namanya untuk mengatakan bahwa dirinya meminta Kara ke hotel, membuatnya murka dan memindahkan gadis itu ke cabang Star di daerah Bogor.
Sophia dikenal dengan manager HRD yang ramah dengan siapa saja tapi jangan bermain-main menggunakan namanya atau membuat perkara dengannya.
Tak heran ketika dia menerima Kara sebagai asistennya dan melihat bagaimana kinerjanya, dia sangat bersyukur, apalagi Kara bukan tipe wanita neko-neko.
Kini pihak manajemen meminta Sophia untuk mencari asisten lagi karena dirinya dan Kata semakin kewalahan dan akhirnya dipilih asisten pria bernama Tristan yang sebaya dengan Kara.
Kara sendiri tidak terlalu ambil pusing dengan hadirnya asisten baru itu, dia hanya memfokuskan pada pekerjaannya.
"Bu Sophia, ini laporan yang ibu minta" ucap Tristan sambil menyerahkan laporannya.
"Baik Tris. Terimakasih."
Tristan melirik Kara yang masih berkonsentrasi dengan layar laptopnya. Cantik tapi acuh.
"Kara" panggil Sophia.
"Iya Bu?" Kara mengalihkan pandangannya dari layar monitor.
"Tolong bawa ini ke perusahaan Takahashi ya" kedip Sophia.
"Eh? Apa ini Bu?"
"Tuan Takahashi tahu kok. Kamu yang bawa kesana ya. Sekarang" ucap Sophia penuh penekanan.
"Baik Bu." Kara mematikan laptopnya dan mengambil tas nya yang sudah berganti dengan tas branded pemberian Rayden. "Saya permisi dulu." Kara memasukkan berkas itu ke dalam tasnya yang lumayan besar. Sengaja dia meminta tas model begitu karena bisa menampung banyak barang.
"Hati-hati." Kara mengangguk ke Sophia dan kemudian ke Tristan.
Sophia menatap punggung Kara yang keluar ruangan lalu melanjutkan pekerjaannya.
***
Kara bukannya tidak bisa menyetir mobil tetapi dia memang malas harus berkonsentrasi sebelum dan sesudah bekerja untuk mengemudi. Tak heran dia sangat terbantu dengan adanya aplikasi ojek online yang mempermudah mobilitasnya.
Kini Kara sudah duduk manis di sebuah mobil ojek online menuju kantor suaminya. Kara baru sekali datang ke sana pada saat wawancara kerja yang berakhir dengan perdebatan.
Mobil Toyota Avanza itu pun berhenti di depan kantor Takahashi LLC dan Kara turun dari mobil itu menuju lobby.
Seorang resepsionis menyapa ramah Kara dan terkejut melihat istri bossnya datang dan menghubungi Rayden.
"Apa maksudmu istriku di lobby?" tanya Rayden bingung.
"Benar tuan Takahashi, ini nyonya Takahashi ada di depan meja saya."
"Ya sudah, pakai lift khusus, kamu tolong pencetkan lantai saya."
"Baik tuan."
Resepsionis itu pun mengajak Kara menuju lift khusus direksi dan CEO dengan menggunakan kartu khusus.
"Tuan di lantai 15 nyonya Takahashi."
"Baik, terimakasih."
Kara memencet tombol no 15 dan lift itu bergerak ke atas. Wajah Kara tersenyum melihat wajah ayah mertuanya yang terdapat di lift sebagai owner Takahashi LLC.
Pintu lift pun terbuka dan tampak Jake yang sudah menunggunya di depan pintu.
"Nyonya Kara, kenapa tidak minta jemput?" tanya Jake tidak enak.
"Santai saja Jake. Dimana ruangan suamiku?" senyum Kara.
"Mari saya antar" Jake pun berjalan di depan Kara.
Asisten tampan itu pun mengetuk pintu ruangan Rayden dan membukanya. Tampak Rayden sedang berdiri membelakangi Kara lalu Jake undur diri dan menutup pintunya pelan.
"Kunci pintunya sayang" pinta Rayden tanpa menoleh.
Kara pun menurut dan menguncinya.
"Ngapain kamu kesini? Kenapa kamu tidak bilang minta dijemput? Malah naik ojol? Memang suamimu itu tidak mampu menyuruh asistennya jemput kamu?" cerocos Rayden tanpa menoleh ke belakang.
"Bisa nggak ngomongnya jangan cerocos gitu?"
Rayden pun berbalik dan matanya melotot melihat istrinya sudah membuka dua buah kancing blusnya sehingga memperlihatkan belahan squishy nya.
"Udah? Anteng?" Kara menutup kancing bajunya lagi.
"Lho kok ditutup? Mas belum puas ini" keluh Rayden langsung lemas.
"Itu CCTV apa kabar mas?" Kara mengedikkan dagunya ke arah empat kamera CCTV yang ada di sudut ruangan Rayden.
"Haaaiissshhhh mas lupa!" Rayden merutuki kebodohannya karena bisa-bisa kakak dan papanya dapat tontonan lebih dari 19 detik nantinya.
"Ini ada titipan dari Bu Sophia. Katanya untuk mas" ucap Kara sambil mengeluarkan berkas dari tasnya.
"Oh soal penggalangan dana yang rutin dilakukan oleh almarhum mama. Biasanya dilakukan di hotel Star dan kali ini aku dan kamu yang harus mengurusnya" kata Rayden sambil membaca proposalnya.
Kara memindai ruangan Rayden yang lagi-lagi warna solid yang mendominasi, hitam putih abu-abu dan coklat. Satu-satunya warna hijau hanyalah tanaman yang terdapat di sudut ruangan.
"Kamu habis ini kembali ke kantor?" tanya Rayden mengalihkan perhatian Kara ke ruangan suaminya kembali ke wajah tampan itu.
"Iyalah mas. Kan tugasku mengantarkan berkas itu saja" senyum Kara.
"Enak aja!"
"Eh? Gimana?"
"Kamu sudah pamer belahan squishy kok main pulang! Mas ga kasih ijin!" Rayden pun berdiri dan menggandeng tangan Kara.
"Kemana mas?" tanya Kara bingung mereka menuju ke sebuah pintu. di dekat meja kerja Rayden.
"Mainan squishy!" jawab Rayden cuek.
Pintu itu terbuka dan Kara melihat terdapat kamar tidur lengkap dengan pakaian ganti Rayden, tv, meja rias yang terdapat parfum dan hair dryer serta kamar mandi.
"Lho kok?" Kara menatap suaminya. "Malah ke ruang tidur?"
"Kamu bilang sama Sophia kenapa telat apa adanya nanti yang penting aku butuh mood booster dulu!" Rayden menarik Kara ke tempat tidur king size nya.
***
Yuhuuu Up Siang Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️