Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang sebenarnya terjadi
Di sekolah Raka..
"Maaf pak, bisa bicara sebentar?" Wali kelas Raka menghentikan langkah Adit.
"Iya bu ada apa ya?"
"ini pak piala dan hadiah Raka karena Raka juara 1 lomba lukis kemarin". Ucap guru Raka sambil memberikan piala dan hadiah berupa perlengkapan seni lukis.
"Oh baik bu terimakasih".
"Saya kasih ini ke Pak Adit karna Raka tidak mau menerimanya"
"Iya maaf bu"
"Apa Raka ada masalah pak? Sepertinya pengasuhnya ganti lagi ya?"
Adit mengerutkan dahinya, "maksud ibu?"
"Iya saya tawarkan Raka mau ikut lomba atau tidak karena saya tau Raka begitu berbakat, Raka selalu menolak. Hingga pas hari H Raka tetap tidak mau, namun ada seorang gadis mendekati Raka pak. Gadis itu berbeda dengan yang biasa suka antar jemput Raka. Setelah mereka berbicara, Raka langsung mau ikut lomba pak. Saya hanya berpikir mungkin itu pengasuh Raka yang baru".
"Oh gitu ya bu, baiklah terimakasih infonya. Saya permisi, Raka sudah menunggu di mobil".
"Jadi benar apa yang Raka bilang... Kenapa aku bodoh sekali tidak mempercayai ucapan anak sendiri!"
****
Di ruang keluarga.
"Adit, papa dan eyang mau bicara". Ajak bu Ratna.
"Boleh ma".
"Apa yang kamu lakukan kemarin membuat eyang kecewa. Kamu sudah dewasa Adit harusnya kamu bisa mengendalikan emosi kamu. Tindakan kamu bukan hanya menyakiti Raka tapi ucapan kamu menyakiti Hanna juga"
Adit sadar betul apa yang ia lakukan kemarin tidaklah benar. Baru kali ini eyang merasakan kecewa terhadap dirinya.
"Maafin Adit eyang, maaf pa. Adit tau salah dan nanti Adit akan meminta maaf sama Hanna. Dan ternyata benar yang diucapkan Raka dan Hanna kalau bukan Hanna pa yang membujuk Raka untuk ikut lomba"
"Kamu tau dari mana?" Tanya oma
"Tadi Adit ke sekolah Raka untuk jemput dan gurunya yang bilang, kalau ada seorang wanita yang membujuk Raka terlihat Raka begitu nyaman dengan wanita itu. Adit pikir itu Hanna tapi gurunya bilang itu wanita yang berbeda".
"Makanya kamu itu jangan mengedepankan emosi! Kamu menyakiti anak kamu juga, kamu lihat sekarang kan? Raka menjadi pendiam lagi" Nada bicara Pak Hanung begitu tegas.
"Sudah pa, semua sudah terjadi yang terpenting Adit sudah mengakui kesalahannya dan akan memperbaikinya". Sahut bu Ratna
"Lalu Adit apakah kamu sungguh ingin membatalkan perjodohan dengan Hanna?" Tanya eyang.
"Iya eyang.. Adit sudah menemukan perempuan yang dulu pernah Adit sukai. Sebelumnya Adit minta maaf, tolong jangan jodohkan Adit kali ini, biarkan Adit memilih kali ini" Ucap Adit memelas.
"Baiklah, jika itu pilihan kamu. Kami pun tidak bisa memaksa. Eyang hanya mendoakan yang terbaik untuk kamu".
"Apa eyang tidak marah?"
"Untuk apa eyang marah? Eyang senang sekarang karena kamu sudah menemukan cinta kamu, sudah 4 tahun kamu sendiri Adit akhirnya kamu membuka diri kamu lagi". Eyang menepuk pundak Adit.
"Terimakasih eyang"
"Yaudah mau kapan kamu bawa calon kamu? Ayo kenalkan kepada mama"
"Betul itu, apapun pilihan kamu, oma juga setuju"
Adit memeluk mamanya dan omanya, "terimakasih ya besok Adit akan bawa calon menantu kalian".
Setelah mendapat restu dari keluarganya, Adit segera menghubungi sahabatnya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu.
[Hallo, assalamu'alaikum]
[Wa'alaikum salam, ada apa dit?]
[besok malam kamu siap-siap ya, aku mau memperkenalkan kamu kepada keluarga aku]
[apa mereka akan suka sama aku? aku merasa gugup]
[kamu jangan khawatir ya, itu urusan aku, aku mau kamu jadi diri kamu sendiri]
[yaudah nanti kamu jemput aku di toko saja ya]
[baiklah, yaudah selamat malam ya sayang]
Syifa merona dipanggil sayang oleh Adit.
[kok ga dijawab?]
[eh ii-iya selamat malam juga dit]
"aduh gini rasanya sahabat jadi cinta, aaaa aku salting sendiri"
Syifa berdiri di depan cermin, "pokoknya besok aku ga boleh malu-maluin. Aku sudah menunggu lama untuk merasakan ini. Laki-laki yang aku kagumi sejak dulu, sekarang malah bucin ke aku" Syifa kegirangan.