alex yang sedang berada di titik terendah dalam hidup nya, secara kebetulan menginstal game yang membuat nya bisa pergi ke dunia lain untuk menjadi kuat, lihat kisah alex yang sebelum nya pecundang yang lebih rendah cacing tanah berubah menjadi naga yang memandang rendah segala nya.
ini novel pertama saya jadi jika ada yang kurang nyaman saat membaca novel saya silah kan beri saran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ash zero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"baiklah sudah saat nya masuk ke dalam game dan menjadi lebih kuat." ucap alex dalam hati.
[Pemberitahuan kepada tuan rumah bahwa waktu di dunia game bisa di percepat di bawah 7.]
Alex yang mendengar itu sangat senang. "kalo begitu percepat selama 3 hari." ucap alex dalam keadaan berbaring langsung menutup mata nya.
[Waktu di percepat selama 3 hari memasuki dunia game, 1%2%3%50%97%98%99%100%,
Selamat anda telah memasuki dunia game.]
Alex perlahan membuka mata nya melihat keadaan kamar sama seperti sebelum dia kembali ke dunia nyata, alex pun merasa lega. "sistem apa yang terjadi dengan tubuh ku di dunia game, saat aku mempercepat aliran waktu di dunia game."
[Menjawab tuan rumah saat waktu di percepat tubuh tuan rumah akan di simpan sistem di dimensi yang berbeda.]
"jadi begitu, bagus lah kalo begitu." ucap alex sambil berjalan keluar dari kamar nya.
Setelah keluar dari alex langsung menuju ke bengkel pak tua damian, sampai nya di bengkel pak tua damian alex langsung masuk ke dalam. "permisi tuan damian apakah armor saya sudah selesai." ucap alex dengan nada tidak sabar.
Pak tua damian keluar dari ruang penempaan nya dengan penampilan sangat kotor, dan mata nya seperti panda, "dasar bajingan apa kau tidak bisa sabar, ikuti aku dalam armor baru saja jadi."
Alex yang mendengar itu langsung mengikuti pak tua damian ke ruang penempaan, alex yang memasuki ruang penempaan terkejut dengan suhu nya, karna di bawah 100 celsius pejuang rank c tidak akan merasakan apa pun, sedangkan saat alex memasuki ruangan penempaan pak tua damian dia langsung berkeringat, sedang kan di liat dari penampilan pak tua damian, telah tidak keluar dari ruangan penempaan selama 3 hari penuh, jadi bisa di bayang kan seperti nya pak tua damian bukan orang biasa.
Pak tua damian mengambil armor yang pertama kali dalam hidup nya, dia merasakan rasa malu dan rasa bangga dari hasil karya kali ini.

"ambil ini bocah, ini adalah karya ku yang membuat ku malu dan bangga." ucap pak tua damian.
Alex yang menerima armor dari pak tua damian merasa terkesima dengan tampilan armor nya. "ini sangat bagus tuan damian, kenapa anda merasa malu." tanya alex dengan bingung.
Pak tua damian menghela nafas sebentar kemudian berbicara. "aku malu karna armor itu tidak mewarisi pertahanan naga bumi, tapi aku bangga karna armor itu bermutasi dan menjadi armor yang bisa terus berkembang, jika kau beri dia darah."
Alex yang mendengar berteriak bahagia seperti anak kecil. "hahahahaha tuan damian anda tidak perlu malu, karna jika anda mengorbankan sebongkah emas dan mendapat kan sebongkah berlian anda harus tidak merasa malu tapi bangga." ucap alex dengan tulus.
"hem berhenti memuji ku, sekarang tetes kan darah mu dan berikan armor ini sebuah nama." ucap pak tua damian dengan tegas, tapi muka bahagia nya tidak bisa di sembunyikan.
Alex yang melihat itu menggelengkan kepala nya, alex memegang armor nya dengan erat dan berkata. "warna merah mu seperti darah, warna hitam yang melambangkan kematian, dan cara membuat mu lebih kuat adalah dengan darah maka aku akan memberikan mu nama ares yaitu nama dari dewa perang."
"nama yang bagus, tapi kenapa aku tidak pernah mendengar nama ares sebagai dewa perang." ucap pak tua damian.
"anda belum pernah mendengar nya, karna anda kurang membaca." ucap alex dengan nada mengejek.
Pak tua damian yang mendengar itu langsung menendang alex keluar dari ruang penempaan nya dengan marah. "dasar bocah bajingan jangan kembali lagi ke pak tua ini." ucap pak tua damian dengan marah.
"di mana sepatu yang ku pesan." ucap alex dengan nada polos.
Pak tua damian yang mendengar itu langsung mengambil nya dari ruang penempaan, dan melemparkan ke alex. "ambil itu bocah bajingan dan jangan pernah kembali lagi."
Alex yang mendengar itu tersenyum dan mengambil sepatu yang di lempar kan pak tua damian. "sayang sekali padahal saat aku kembali menemui, aku akan membawa kan kepala naga merah yang ingin kau bunuh itu."
Pak tua damian yang mendengar itu tertegun kemudian kembali sadar dan berkata. "hem jika kau memang membawa kepala naga merah itu aku akan memangil mu tuan, dan menempa peralatan mu dengan gratis dan tanpa protes sedikit pun."
"aku mengingat perkataan anda tuan damian." ucap alex dan pergi menuju gerbang teleportasi.
15 menit kemudian.
Alex sampai di gerbang teleportasi dan melihat antrian yang sangat panjang, "sial seperti nya aku harus menunggu lama." pikir alex dalam hati.
Penjaga gerbang yang melihat sosok alex sedikit meragukan mata nya, namun dia memastikan nya sekali lagi dan dia langsung berlari ke arah alex dan berkata. "permisi apa anda tuan alex, yang melindungi kota ini dan membunuh monster tingkat 6."
"ya aku alex, tapi kau terlalu berlebihan yang melindungi kota bukan aku saja tapi juga orang orang yang hadir dengan mempertaruhkan nyawa mereka." ucap alex dengan jelas.
"memang benar kota berhasil bertahan karna orang orang berani seperti mereka, tapi mereka pasti akan putus asa tanpa kehadiran anda dalam pertempuran itu." ucap penjaga gerbang teleportasi, dengan mata berseri seri seperti melihat idola nya.
Alex yang mendengar penjelasan dan tatapan penjaga gerbang teleportasi itu tidak bisa berbicara, hanya menghela nafas.
"tuan apakah anda ingin mengunakan gerbang teleportasi, jika anda tidak perlu antri." ucap penjaga gerbang itu dengan antusias.
"tidak perlu aku tidak ingin membuat orang lain iri, karna aku di perlakukan spesial." alex sangat rendah hati di dunia game karna banyak orang yang memiliki kekuatan lebih tinggi dari nya.
Penjaga gerbang yang mendengar itu menoleh ke orang orang yang sedang antri dan berteriak. "permisi semua nya berikan aku waktu sebentar."
orang orang yang sedang antri pun melihat ke arah penjaga gerbang teleportasi.
"semua nya ini adalah tuan alex, pahlawan kota dam kita, bisa kah kalian mengalah sedikit dan membiarkan dia mengunakan gerbang teleportasi terlebih dahulu." ucap penjaga gerbang sambil memperkenalkan alex dengan bangga.
Namun alex yang di perkenalkan merasa malu dan menyesal, karna menjawab pertanyaan penjaga gerbang teleportasi itu.
"jika itu pahlawan kita alex, itu tidak masalah."
"tentu saja tidak apa kita hanya mengalah sebentar, sedangkan dia sudah mempertaruhkan nyawa nya untuk melindungi kita."
"benar sekali biarkan dia mengunakan gerbang teleportasi lebih dulu."
Ucap orang orang yang sedang antri.
Penjaga gerbang teleportasi yanh mendengar itu merasa puas dan berbicara kepada alex. "apakah anda mendengar nya tuan, tidak ada dari mereka yang mempersalahkan anda mengunakan gerbang teleportasi."
Alex yang mendengar itu hanya bisa pasrah dan mengikuti saran penjaga gerbang teleportasi. "baiklah kalo begitu, tujuan ku kota flores di kerajaan median." ucap alex.
"baik tuan silahkan masuk ke gerbang teleportasi dan saya akan menyesuaikan tujuan nya." ucap penjaga gerbang teleportasi.
Alex yang mendengar itu langsung memasuki gerbang teleportasi, namun sebelum memasuki gerbang teleportasi alex mengucapkan terima kasih kepada orang orang yang sudah mengalah.