NovelToon NovelToon
Ternoda Di Malam Pengantin

Ternoda Di Malam Pengantin

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:2.5M
Nilai: 5
Nama Author: meliani

Dara terkejut ketika mendapati dirinya bangun dalam keadaan tidak perawan. Seseorang telah menculiknya di malam pengantin dan membuat rumah tangganya yang masih berusia seumur jagung itu berada di ambang kehancuran.

Namun kebenaran pasti terungkap dan tidak ada yang lebih indah daripada itu. Sungguhpun Dara amat terkejut ketika mengetahui siapa pelakunya. Celakanya, di saat cinta perlahan sudah mulai hadir. Dan dia merasa terjebak dalam situasi ini.

“Apa maksudmu seperti ini?” sembur Dara pada sosok menawan di hadapannya.

“Tidak ada cara lebih baik yang bisa kulakukan untuk mendapatkanmu.”

“Kau benar-benar SAMPAH!?”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seharian Bersama Terkasih

Dara tersentak kaget pada saat wajahnya tertampar sinar hangat matahari yang masuk dari celah-celah jendela. Dalam hati ia menggerutu karena selama ini dirinya tak pernah bangun sesiang ini. Padahal seingatnya hari ini mereka (dia dan Chandra) akan pergi.

‘Ceroboh, aku bisa telat ke Bandara.’

Lekas-lekas Dara duduk, namun diurungkan karena kepalanya terasa begitu nyeri sehingga ia mendesis pelan. Kembali terbaring, ia mencoba mengingat-ingat lagi kejadian semalam.

Dara menyadari setelah beberapa saat kemudian bahwa dirinya sedang tidak berada di kamar sendiri. Pakaian yang dikenakan—juga bukan lagi pakaiannya, melainkan kemeja dan celana pendek laki-laki yang kebesaran. Namun bukan itu yang dia persoalkan sekarang, tetapi insiden mengerikan semalam yang terkena pukulan.

“Awwhh ...” wajahnya terasa sakit saat mencoba digerakkan. “Dasar manusia tak punya perasaan.”

Merasa harus ke kamar mandi, Dara menginjakkan kakinya ke lantai. Namun karena kurang waspada, ia tak sengaja menginjak suatu benda lunak yang menimbulkan bunyi. “Aaaaaaa!”

Alif langsung berguling, mengubah posisi menjadi telungkup sembari mengerang sakit.

“Alif!” Panik, Dara segera kembali menarik kakinya. Terang saja ia kaget saat melihat pria itu yang sedang terlelap di lantai dengan menggunakan alas bedcover.

“Apa kamu tidak melihat orang sebesar ini?” tukas Alif amat geram karena benda terlarangnya terinjak.

“Maaf, Lif. Aku benar-benar tidak tahu kamu ada di situ,” ujar Dara sangat tidak enak. "Ternyata aku tidur di kamarmu, ya? Kenapa bisa?"

“Hhhh!” Alif menahan napas. Kesal, Alif menuju ke kamar mandi untuk menyelamatkan diri. Di dalam kamar mandi ia menggerutu karena kejadian ini sudah terjadi ke dua kalinya. Pertama, ditendang oleh kakak iparnya secara sengaja, kedua terinjak oleh Dara.

Alif kemudian berpikir, mungkinkah ini adalah azab untuk burung pelatuk yang pernah mencuri makanan sembarangan? Entahlah! Alif tidak tahu. Alif hanya memperkirakan sendiri.

“Mudah-mudahan masih bisa berfungsi dengan baik.” Kemudian dia keluar setelah mencuci muka dan merasa lebih baik.

“Lif, maaf ya?” ujar Dara begitu melihat Alif keluar. Tapi dengan muka yang sulit diartikan. Seperti tengah menahan senyum.

“Hmm.”

“Thank you juga sudah mau menolongku.” Dara melanjutkan, “Yang bawa aku semalam ke sini siapa?”

“Jack, bukan aku,” Alif menjawab.

“Aku harus berterima kasih padanya,” ujar Dara. Ternyata dibalik wajahnya yang jutek, jelek dan sombong itu masih tersimpan jiwa penolong yang besar, pikirnya.

“Eh, tapi—yang menggantikan bajuku siapa? Apa Jack juga? Astaga?” mendadak wajah Dara menjadi sangat panik dan refleks menutupi tubuhnya dengan kedua tangan, meski ia tahu, tindakan ini tidak dapat menyelamatkannya.

Alif menggeleng.

“Kamu berarti?”

“Bukan, aku meminta tolong ibu-ibu sebelah.” Alif berkilah karena tak ingin masalah ini menjadi panjang.

“Ibu siapa, biar aku bilang terima kasih.”

“Sudah aku wakilkan.”

“Iya tapi siapa?” tanya Dara menyelidik. Memang tidak semudah itu membuat seorang Dara percaya.

“Jangan terlalu ribet. Mau ditanyakan bagaimana pun kamu sudah ganti pakaian sekarang.”

“Ini baju siapa?” tanya Dara.

“Bajuku, kenapa? Tidak suka bisa ganti.”

“Bukan begitu,” sangkal Dara. “Maksudku wanginya enak. Justru aku suka. Kamu kenapa gampang sekali emosi. PMS, ya?”

“PMS?”

“Ya, pria menjadi singa.” Dara tertawa kecil setelahnya hingga tawa itu menular.

***

Sudah setengah harian Dara hanya tiduran tanpa melakukan apa pun terkecuali makan dan minum, lainnya paling jauh hanya pergi ke toilet. Sebenarnya dia pun heran, kenapa belakangan ini sebentar-sebentar sakit seperti anak kecil yang mau dikasih adik pikirnya. Aneh memang, tapi demikianlah kenyataannya.

“Ibumu mau beranak lagi, kali,” ujar Alif serampangan menanggapi celotehan Dara saat Dara keluar masih dengan memakai kemejanya. Terus terang, Alif merasa bangga karena Dara nyaman memakai pakaiannya yang sebenarnya malah justru terlihat cantik di matanya.

“Setua itu masih mau beranak lagi, ha? Kurang kerjaan sekali. Mau saingan sama aku?”

DEG.

Batin Alif mencelos. Apa ucapannya tadi hanya sekadar lelucon atau memang isyarat?

Tiba-tiba ia hatinya terasa begitu nyeri mendapati kenyataan ini. Hancur sudah harapannya dalam sekejap mata.

“Sebaiknya kamu hubungi suamimu sekarang supaya dia menjemputmu segera,” ujar Alif terdengar begitu dingin. Alif tidak peduli sebesar apa pun masalah yang sedang Dara hadapi, karena seorang istri yang sedang mengandung—sudah pasti akan tetap kembali kepada suaminya demi anak itu, pikirnya.

Dara memang tidak sepenuhnya menceritakan masalahnya kecuali masalah inti. Oleh karena itu, Alif tidak begitu paham.

Dara langsung menajamkan telinganya. Tentu saja dia kaget karena Alif seperti tengah mengusirnya secara halus. ‘Dia keberatan ya, aku di sini?’ batinnya dengan mata kembali berkaca-kaca.

“I-iya, terima kasih karena sudah mau menampungku,” kata Dara tak lama setelahnya dengan suara tertahan.

Dia langsung memohon diri untuk bersiap-siap. Hingga beberapa puluh menit setelahnya, Alif melihat Dara keluar dari kamarnya sudah dengan memakai pakaian rapi.

“Memangnya Chandra sudah menjemputmu?” Alif bertanya segera.

Lagi-lagi Dara berbohong dengan menganggukkan kepala.

“Aku pulang, ya. Sekali lagi, terima kasih, Lif. Kamu baik sekali sama aku. Kemejamu sudah aku cuci tadi, sudah aku jemur juga di halaman belakang.”

“Ya, hati-hati,” jawab Alif tanpa menatapnya.

Dengan kepala menunduk, Dara menyeret kopernya keluar dari rumah ini. Lantas berjalan melewati deretan-deretan rumah sekitar. Kemudian mencari ATM terdekat agar dia bisa mengambil uang untuk menyewa kendaraan yang dapat mengantarkannya ke tempat yang jauh.

Ya, niat awalnya seperti itu, namun sayang, uang miliknya sendiri hanya tinggal tersisa lima ratus ribu. Jelas tidak akan cukup untuk menyambung hidupnya di tempat asing. Sedangkan kartu milik Chandra sudah diblokir sehingga ia tak bisa mempergunakannya lagi.

“Pasti kamu sengaja supaya aku tidak bisa pergi ke mana pun. Jahatmu benar-benar tak tertolong.”

Dia menghela napasnya sejenak dan berpikir. “Apa jalan satu-satunya aku harus pulang ke rumah ibu? Tapi bagaimana dengan luka ini? Aku takut mereka menyalahkan—ah, sempat-sempatnya aku memikirkan orang lain, sementara aku sendiri sedang kesusahan. Aku benar-benar benci sama diriku sendiri!”

Dara tak karu-karuan. Mencari tempat yang agak sepi, Dara menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Wajahnya memerah karena berusaha menahan diri yang sedang tergugu.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kenapa aku selalu menemukan jalan buntu?”

“Dara, Dara!”

Dara menoleh mendengar panggilan namanya. Rupanya Alif. Dia sedang setengah berlari menghampirinya.

‘Aissst, kenapa dia bisa menemukanku? Aku jadi ketahuan sudah membohonginya.’

“Dara!” Alif kembali memanggil agar Dara tetap di tempatnya. "Aku memanggilmu dari tadi. Kenapa diam saja?"

Dara memaksakan senyum pada saat pria itu mendekat.

“Mana katanya suamimu sedang menjemput?” tanya Alif lagi dengan napas yang masih tak beraturan.

“Ehm, dia—dia ...” Dara kesulitan untuk menjawab karena dia belum mempersiapkan jawaban ini sebelumnya. Ia memang bukan wanita yang pandai berbohong. “Chandra sebentar lagi datang. Aku disuruh menunggu di sini.”

Alif menyorot tak percaya. “Kamu bohong.”

“Dia sedang menuju kemari.” Dara berusaha meyakinkan.

“Bibirmu memang bisa berkata lain, tapi matamu tidak, Ra.”

Dara menunduk. Dia menelan ludahnya susah payah. Tenggorokannya tercekat karena Alif paham dia sedang membohonginya.

“Aku tidak enak kalau berlama-lama di rumahmu,” Dara akhirnya mengaku.

“Apa karena perkataanku, tadi?” tebaknya sangat benar.

“Maaf, Lif ....”

“Aku pikir kamu sedang hamil sekarang. Jadi kupikir seberat apa pun masalahmu, kamu tetap akan kembali dengannya.” Alif berterus terang.

“Kamu itu omong apa?” tanya Dara tak mengerti. “Ini pasti kamu salah paham gara-gara aku bicara soal ibu yang saingan sama aku. Itu Cuma omongan, Alif. Bukan betulan ....”

Terdengar helaan napas kelegaan dari pria itu.

“Lagi pula mana mungkin kami akan punya anak. Sementara setiap harinya, rumah kami hanya dipenuhi dengan pertengkaran.”

Detik kemudian Dara tersentak kaget, serta merta matanya melebar karena saat Alif langsung menubruk tubuhnya dan mengatakan, “Tinggallah bersamaku sampai kapan pun kamu mau.”

Dara merenggangkan pelukan untuk menatap wajah pria di depannya. Memastikan sekali lagi.

“Tinggallah,” Alif mengulang.

***

Bersambung.

1
Hariyani Puji
sangat rapi alur ceritanya
Hariyani Puji
jalan ceritanya sangat rapi
Hariyani Puji
jalan ceritanya sangat rapi
Hariyani Puji
bagus
Hariyani Puji
ceritanya bagus
Aurora
kasihan nggak sesuai dengan ekspektasi alif
Aurora
kembali mesra
Aurora
nanti luluh juga si dara
Aurora
akhirnya sebentar lagi keinginan Alif terkabul
Aurora
ceraikan Candra nikah sama Alif saja
Aurora
keren tempatnya
Aurora
coba dulu nikahnya sama Alif aja
Aurora
rumah tangga di ujung tanduk
Aurora
menghubungi alif
Aurora
Luar biasa
Aurora
paling alif
Aurora
kasihan dara jadi korban
Aurora
Alif pelakunya mungkin
Aurora
kasian dara
dewitoon
langsung ngakak pas bilang mau babymoon ke monas /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!