NovelToon NovelToon
Suamiku Pura-pura Buta

Suamiku Pura-pura Buta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintapertama / Perjodohan / Tamat
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Titin Supriatin

follow igku @zariya_zaya

Bagaimana kalau tunangan yang sudah lama tak kau temui, tiba-tiba dia menjadi buta, apa kau percaya?

Yuna, bidan cantik dari desa tak sengaja bertemu dengan pria asing yang menyelamatkannya beberapa kali. Pria asing itu tak sengaja mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh Yuna karena suatu hal dan menjadi buta.

Pria buta itupun meminta Yuna menikah dengannya. Awalnya Yuna menolak karena ia sudah bertunangan, tapi rasa bersalah telah membuat Yuna mengambil keputusan pahit dalam hidupnya, yaitu melanggar janjinya pada tunangannya yang tak pernah ia temui sejak ia masih kecil. Tak disangka, ternyata pria buta itu adalah tunangan masa kecilnya sendiri, yang baru saja kembali dari Swiss, yaitu Yeon.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah Yeon benar-benar buta atau hanya pura-pura?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Supriatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 28 Aku Selalu Bersamamu, Sayang!

Tiga wanita yang ada di dalam rumah hanya bisa berdiri diam menatap kepergian emak dan anak itu dari kejauhan. Shin Ni Mas masih belum mau melepas jewerannya pada telinga putra keduanya yang bernama Chui Lan Sheng. Sedangkan pemuda bengal itu merintih-rintih minta dilepaskan, berhubung sang emak sudah darting dengan kelakuan putranya yang suka bolos sekolah dan lebih senang bermain-main saja, memang bermaksud memberi hukuman untuk anak-anaknya. Keduanya masih sibuk berdebat sampai menghilang di tikungan jalan.

Pandangan mata Yuna beralih pada ruangan rumah yang tak banyak perabotnya dan terkesan kosong. Hanya ada buffet minimalis, meja dan kursi tamu, meja makan kecil dan beberapa meja berukuran sedang sebagai penghias dinding. Tidak ada apa-apanya di rumah ini. Bau cat barunya juga masih menyengat di hidung. Namun bagi Yuna, rumah ini lebih bersih dan lumayan nyaman daripada tempat tinggalnya yang ada di desa Shena. Bangunan ini tampak artistik karena ada sentuhan modern ala rumah-rumah di Eropa pada umumnya.

“Silahkan istirahat dulu, Non.” Seok Mang Ga mempersilahkan Yuna menuju kamar istirahatnya yang luas dan rapi. “Anda bisa membersihkan diri di kamar ini. Ada pemandangan indah juga di belakang rumah. Anda bisa istirahat sambil bersantai menikmati pemandangan tersebut. Di meja makan juga sudah ada makanan, jadi anda tinggal makan. 2 jam lagi kami akan datang kemari untuk persiapan pernikahan. Anggap saja ini rumah sendiri. Dan sekali lagi selamat ya Non. Anda memang sangat cocok bersanding dengan Pak Leon. Tadinya kami pikir, beliau tidak suka wanita. Tapi ternyata … beliau sudah punya calon istri yang cantiknya kebangetan. Pantas saja semua wanita di desa ini tidak ada yang diliriknya …”

“Jangan banyak bicara lagi! Kau bisa dicincang sama Mak Shin kalau kau sampai kelepasan bicara!” bisik Seo Ma I pada Seok Mang Ga mengingatkan agar temannya mengerem ucapannya.

“Ups, benar juga! Haduh mulutku ini gak bisa di rem, ayo pergi dari sini sebelum aku kelepasan lagi. Permisi Ya, Non … selamat istirahat.” Dua emak-emak berdaster itu langsung pergi meninggalkan Yuna sendirian tanpa menunggu jawaban Yuna terlebih dulu.

“Tunggu!” teriak Yuna tapi dua emak-emak gesrek itu sudah pergi jauh. “Kok aku diringgal sendiri?” gumam Yuna.

Tidak ada yang bisa Yuna lakukan selain menuruti apa yang dikatakan emak-emak tadi, Yuna berjalan masuk ke dalam kamar, membuka koper dan mengeluarkan perlengkapan mandinya serta beberapa pakaian ganti yang akan ia kenakan. Selama setengah jam lebih, Yuna menjadi diri sendiri dan melepaskan segala penat yang ia alami selama perjalanan ke desa unik dan nyeleneh ini. Baru beberapa menit berada di desa baru, banyak hal yang sudah Yuna lalui. Benar-benar sebuah perjalanan panjang nan melelahkan.

Mulai sekarang, Yuna harus terbiasa berada di desa ini. Sebab, hidupnya yang baru akan segera di mulai. Namun, tak dapat dipungkiri, hatinya masih terasa sakit kalau mengingat Yeon. Tunangan yang menurutnya sudah menjadi mantan. Tanpa terasa, air mata mengalir jatuh membasahi pipi lembut Yuna ketika mengenang masa kecil Yeon yang terlihat cool dan selalu jutek padanya.

Dan di balik kejutekannya itu, mata Yeon terlihat jelas kalau putra sulung Shena dan Leo sangat mengkhawatirkan Yuna. Bahkan saat malam pertunangan merekapun, Yeon masih bersikap sok cuek pada Yuna. Di malam belasan tahun lalu, adalah malam terakhir Yuna bersama dengan Yeon, tapi bukannya menghabiskan malam bersama, Yeon malah pergi meninggalkan Yuna hingga detik ini. Tanpa kabar apapun. Bahkan bidan cantik itu tidak tahu seperti apa Yeon sekarang ini.

“Aku merindukanmu Yeon,” ujar Yuna lirih dan sedih. Berkali-kali ia menyeka air matanya. “Tapi aku akan menjadi milik orang lain. Maafkan aku … mungkin kita sudah tidak berjodoh lagi. Aku harap kau menemukan wanita yang jauh lebih baik dariku di luar sana.” Yuna melepas kalung yang berbandulkan cincin tunangannya dengan Yeon lalu meletakannya di atas bak mandi begitu saja.

Setelah puas menenggelamkan diri dengan berendam air di kamar mandi. Akhirnya Yuna keluar dari kamar mandi setelah berpakaian lengkap dan ia sangat terkejut saat melihat ada orang lain, sedang tidur di atas ranjang kamarnya.

“Ya ampun! Bikin kaget saja! Apa yang sedang kau lakukan di sini? Mau apa kau?” tanya Yuna pada pria yang tak lain dan tak bukan adalah Yeon alias Leonard, calon suaminya sendiri.

“Kau sudah mandi?” tanya Yeon masih berakting pura-pura buta. Ia kecewa karena Yuna keluar sudah dalam pakaian lengkap, tadinya ia kira Yuna bakal pakai handuk doang. Tapi ternyata dugaannya salah besar.

“Sudah, bukankah … kita tidak boleh bertemu? Kenapa kau datang kemari? Dan juga … bagaimana caranya kau kemari?” tanya Yuna masih hati-hati dengan Yeon. Entah mengapa, ia selalu merasa kalau calon suaminya ini bisa melihatnya meskipun kini pria itu buta.

“Apa bedanya ketemu dan tidak ketemu, aku tetap tak bisa melihat wajah cantikmu.” Yeon memasang wajah sok sedih padahal dalam hati ia menertawai ucapannya sendiri. “Kemarilah, aku ingin numpang ke toilet, setelah itu baru kita bicara sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan.” Yeon mengulurkan tangannya agar Yuna meraih dan menuntunnya ke tempat yang diinginkan Yeon.

Pelan dan agak sedikit ragu, Yuna mendekati calon suaminya dan mulai memapah Yeon menuju kamar mandi. Mereka berdua masuk ke dalam bersama.

“Apa kau mau lihat?” tanya Yeon dengan tenang.

“Hah? Lihat apa?” Yuna bingung, tapi tangannya masih menggamit lengan calon suaminya.

“Sebenarnya sih belum saatnya, tapi aku rasa tidak ada bedanya kau melihatnya sekarang atau nanti. Aku mau menuntaskan panggilan alam, kalau kau mau …”

“Tidak, aku akan keluar!” sela Yuna cepat sebelum Yeon menyelesaikan kalimat sensitifnya dan membuat Yuna jadi merinding disko. “Panggil aku jika kau sudah selesai!” ujar Yuna dan ia bergegas keluar dari dalam kamar mandi sambil menutup pintunya dengan keras saking gugupnya.

Dasar bengek! Batin Yuna.

Hal seperti ini akan ia alami setiap hari begitu dirinya sah menjadi istri dari pria yang kini tengah berada di dalam kamar mandinya. Entah seperti apa hari-hari mereka nanti, sebab pernikahan ini, bukanlah pernikahan cinta. Rasanya begitu canggung dan juga aneh sekali bagi Yuna. Ia tidak tahu apakah ia sanggup atau tidak menjalani pernikahan tanpa cinta ini, yang jelas seumur hidup Yuna … ia akan mengabdikan dirinya untuk suami butanya.

“Aku sudah selesai,” seru Yeon dari dalam dan Yuna kembali membuka pintu untuk menuntun Yeon keluar.

“Kau mau ke mana?” tanya Yuna sambil memapah lengan Yeon.

“Tidur diranjangmu,” jawab Yeon cepat.

“Apa?” pekik Yuna dan ia langsung menatap wajah tampan calon suaminya.

“Kenapa kau selalu terkejut setiap kali aku bicara.”

“Karena setiap kata yang kau ucapkan memang mengejutkanku. Bisakah bahasamu kau ganti sedikit? Apa maksudmu tidur di ranjangku? Kau kan punya tempat tinggal sendiri? Kenapa kau tidak pulang saja kerumahmu dan tidur di sana. Satu jam dari sekarang, emak-emak triple S itu akan datang kemari, apa jadinya jika mereka sampai tahu kau datang menemuiku?”

“Itulah yang ingin aku bicarakan denganmu sambil rebahan di atas ranjang. Itu maksudku, aku sangat lelah dan juga baru saja keluar dari rumah sakit. Jadi, aku tak bisa bicara sambil berdiri. Aku maunya rebahan di ranjang.” Yeon beralasan. Padahal aslinya ia sengaja menggoda Yuna.

Buk!

Yuna sengaja mendorong tubuh Yeon terhempas diatas kasur dengan kasar. Ia agak keki juga mendengar bahasa Yeon yang membuat telinganya merinding.

“Kau kasar sekali! Jangan kasar begitu my dear Yuna. Calon suamimu ini baru saja sembuh. Bagaimana kalau tiba-tiba ada komplikasi dimataku? Kau akan jadi semakin merasa bersalah padaku nanti. Untung saja kasurnya empuk dan ah … nyamannya. Kau bisa mencobanya bersamaku di sini. Lenganku siap menopang kepalamu,” ujar Yeon mulai menggoda Yuna lagi.

“Dengar mister Leonard. Aku bersedia menikah dengamu, bukan berarti kau bisa memperlakukanku seenaknya. Aku sudah peringatkan padamu kalau aku tak bisa memberikan lebih dari ini. Kau dan aku tetap orang asing dan aku … tak bisa … tidur seranjang dengamu,” tandas Yuna sudah tak bisa menahan diri lagi.

Mendengar kalimat Yuna, Yeon pun bangun berdiri tepat dihadapan Yuna. Pria itu melepas kacamata hitamnya seolah menatap tajam manik mata Yuna.

“Kenapa kau tak bisa memberikan lebih dari ini? Apa karena aku buta? Kau malu bersuamikan seorang tunanetra sepertiku?” tanya Yeon dengan ekspresi yang serius seolah tersinggung dengan ucapan Yuna barusan.

Mata Yuna langsung berkaca-kaca karena calon suaminya ini salah paham padanya. Dengan rasa letih yang amat sangat, bidan cantik itu memberanikan diri menatap mata calon suaminya yang buta, tapi terlihat normal. Dan anehnya, pria yang berdiri dihadapannya ini tampak tampan bagai dewa Yunani, turun dari langit.

“Berapa kali aku harus jelaskan padamu, mister Leonard?” nada suara Yuna terdengar gemetar. “Aku tidak malu, justru aku ingin menukar mataku dengan matamu seandainya itu bisa dilakukan. Apa yang terjadi padamu adalah kesalahanku. Jika aku adalah orang yang kau tuduhkan, kenapa aku harus merelakan tunanganku dan memilih menikah denganmu? Aku bisa saja kabur darimu dan mencari keberadaan tunanganku lalu hidup bahagia bersamanya. Tapi aku tidak melakukannya karena sudah tugasku merawat dan menjagamu.

Aku akan menjadi pelita hidupmu, seumur hidupku. Namun … aku … tidak bisa memberikan hatiku padamu dan menjadi seorang istri seperti para istri-istri yang lain, Tolong mengertilah perasaanku. Aku bukannya malu punya suami tunanetra. Bukan itu alasan kita tak bisa seranjang meskipun kita berdua sudah menikah. Di dalam hatiku … masih ada Yeon. Beri aku waktu ... untuk melupakannya. Aku mohon …” Air mata Yuna bercucuran dan Yeon langsung memeluknya dengan erat, sangat-sangat erat seolah ikut merasakan apa yang dirasakan Yuna.

Mulutnya sudah hampir terbuka untuk memberitahu bahwa dialah Yeon, dialah orang yang sangat dicintai Yuna, dialah orang yang dirindukan dan didambakan Yuna. Dialah tunangan sekaligus calon suami Yuna. Sayangnya, Yeon tak bisa mengatakan semua itu. Ia tidak boleh mengatakannya sekarang sampai semua hal buruk menghilang dari Yuna.

Maafkan aku, my dear Yuna. Tunggu sedikit lagi, tunggulah sampai ayah dan ibu kembali. Tersiksalah sedikit lagi dan aku akan memelukmu seperti ini. Aku bersamamu, Sayang. Aku selalu bersamamu, jerit Yeon dalam hati sambil memejamkan matanya mengeratkan pelukannya.

BERSAMBUNG

***

Ngakaknya udahan dulu ya … takut kalian kena diare dan sakit perut. Nanti sambung lagi … wkwkwkw …

Yang ingin tahu visual Yeon di hari pernikahannya, bisa cek di instagramku (zariya_zaya) intagram itu khusus untuk reader dan semua haluku aku tuangkan disitu. Mari kita nikmati bersama-sama dunia halu yang aku ciptakan. Wkwkwkw …

Kapan Yeon nikah? Besok di tanggal cantik … kalian semua diundang kok … ntar sekalian ketemu sama Soo Li Khin, Xiang xiang Mhaling Sheng, Chui Lan Sheng, Seo Ma I, Seok Mang Ga, dan Shin Ni Mas, kalian bisa kenalan sama mereka semua di sana … wkwkwkwk ….

1
Teh Yen
haha Shena keren rasain emng enk d timpuk pake sandal ada hak tingginya pula hihiii 😁
Teh Yen
xixiii kalian lucu sekali
Teh Yen
waduh kecolongan siapa tuh yg brnai nembak Yeon ????
Teh Yen
baru ngeeh saat ayah mertuamu blng kalau suamimu itu engg buta pdhl td Yeon udh d ngaku d bilang kalau dia engg buta malah d sangka bercanda hihii
Teh Yen
itu pasti ayahmu yah Yeon
Teh Yen
siapa dia Yuna ??? bukan Pana refald yah hemm tebakan ku salah ternyata hehe 😁✌️
Teh Yen
knp aku merasa ini ada yg janggal ,,jangan" ini perbuatan biksu tong (paman refald ) yg ingin menggelar suprise pesta pernikahan Yeon d Yuna benarkah itu ???
Teh Yen
haah rasain hajar lagi sheina wanita seperti Ida memang harus d beri pelajaran huh 😤
Teh Yen
nah loh tau rasa makanya jangan berlebihan Yuna kasih saja seperlunya engg ush nguras dompet jg hadeuuh
Teh Yen
ah aku penasaran apa yg d lakukan Shena pad wanita jalang itu yah ???
Teh Yen
akhirnya pedang naga Geni nya bisa masuk sarangnya wkwkkk 🤭
Teh Yen
xixii kasian Yeon d dorong ampe jatuh dari kasur 🤭🤭
Teh Yen
wah hilang lah sudah masa depanmu mike bisa bisa d potong habis tuh burung hihiii
Teh Yen
hahahaa rasain mike enk jg yah pura pura buta c yeon bisa melakukan sesuatu tanpa tau d depan ada apa kan engg bisa liat kalau kena orang blng aj engg sengaja 🤭 kan engg liat haha
Teh Yen
hahhaa mirip banget ayahnya yah Yeon Leo muda dulu kan gt smaa Shena 🤭🤭
Teh Yen
wah horang kaya mah bebas yah langsung di datengin orang" dari dinas kependudukan nya keren
Teh Yen
ih dasar kluarga engg ada akhlak semua ini mah 😅😅😅😅
Teh Yen
duh jd ikutan gemes greget gmn gt yah
Teh Yen
jhhaaaaaa engg kebayang deh sakitnya ky apa tuh yah ngeri banget
Teh Yen
duh ini mah ayah smaa ank sama bengek nya yah 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!