MISI KEPENULISAN NOVELTOON
Terbangun karena cekikan yang membuatnya susah bernapas. Athena mendapati dirinya ternyata masuk ke dalam novel yang dia baca sebelum dia tidur. Ternyata dia menjadi seorang pemeran antagonis yang lemah dan manja yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan dirinya.
Bisakah Athena bertahan di dunia yang asing itu baginya? bagaimana caranya dia kembali? apa saja dia temui di sana? adakah cinta yang mengubah dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Luka di sekujur wajah.
Athena segera berjalan ke arah Axcel yang masih saja nyaman menonton televisi dan segera berdiri di depan televisi untuk menghalagi pandangan Axcel. Axcel tentu langsung mengerutkan dahi dan menatap ke arah wanita yang bercekak pinggang dengan wajah kesal menatap ke arahnya. Dalam hatinya, apalagi yang ingin diperbuat oleh wanita ini?
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Athena dengan nada tak ramah.
“Apa kau tidak melihatnya dari tadi? Aku sedang menonton TV,” ujar Axcel merasa aneh dengan pertanyaan Athena. Terlalu mengada-ngada.
“Iya aku tahu kau sedang menonton TV, tapi apa yang kau lakukan? Memakan apel tanpa mengupasnya dan memotongnya? Itu terlihat sangat mengganggu ketika kau menggigitnya begitu saja dengan mulutmu terbuka lebar,” ujar Athena yang merasa terganggu hanya karena Axcel memakan apel langsung tanpa memotongnya.
Axcel yang mendengar itu memiringkan dahinya sambil melihat Athena yang sekarang melipat kedua tangannya di depan dada. Seolah begitu kesal dengan apa yang sedanh dia lakukan. Setelah melihat Athena sejenak. Dia melihat ke arah apel yang sudah habis setengah digigit olehnya.
“Masalah dengan apel ini?” tanya Axcel saja. Merasa semakin aneh, memang ada peraturan jika memakan apel harus dikupas dan dipotong dahulu.
“Iya, apel mana lagi. Lagi pula kenapa jam segini aku sudah santai duduk-duduk nonton TV? Bagaimana dengan pekerjaan rumah ini?” ujar Athena lagi.
“Aku sudah membersihkan semua rumah. Sudah mencuci pakaian. Sudah memasak makan siang. Apalagi yang harus aku lakukan?” tanya Axcel masih dengan nadanya yang datar, tak terpancing dengan nada kesal Athena yang terdengar dari awal.
Athena mengerutkan dahinya dan merasa tak mungkin Axcel sudah melakukan semua hal itu. Athena menyipitkan matanya lalu berjalan ke arah dapur untuk membuktikan apakah yang dikatakan oleh Axcel benar adanya atau tidak. Jika apa yang dikatakan oleh Axcel tidak benar, Athena sudah siap untuk meledak. Axcel yang melihat itu hanya mengerutkan dahi dan mengikuti langkah Athena.
Saat Athena masuk ke dapur dia sedikit kaget melihat dapur itu sudah tertata begitu rapi. Piring-piring yang menumpuk tadi malam sudah tersusun dan bersih. Athena masih belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh Axcel. Dia kembali melanjutkan perjalananya ke area penjemuran. Di sana sudah terjemur rapi baju-baju yang sudah bersih di cuci oleh Axcel. Melihat itu bukannya Athena menjadi senang, tapi dia malah semakin kesal. Kenapa semuanya sudah selesai? Dia jadi tidak punya alasan memarahi Axcel.
Axcel yang mengikuti Athena hanya menunggunya bersandar di ambang pintu sambil melipat tangannya. Athena yang baru selesai melihat baju-baju itu langsung membalikkan tubuhnya dan menatap dengan wajah kesal ke arah Axcel.
Axcel tahu, Athena sering mengatakan bahwa Axcel adalah bocah yang merepotkan dan dia orang yang tidak suka direpotkan. Tapi dia juga tahu bahwa Athena bukanlah wanita yang mudah marah. Dia bukan wanita yang akan marah hanya karena cara orang memakan apel atau menonton televisi. Melihat keadaan Athena, tiba-tiba Axcel ingat tentang sesuatu yang tak sengaja dia baca di internet saat waktu senggangnya.
“Apa kau sedang datang bulan?” tanya Axcel segera.
Athena mendengar itu menjadi terdiam tapi dia malah semakin menunjukkan wajah kesal dengan bibirnya yang lebih maju.
“Aku ingin minum air hangat sekarang,” ujar Athena seraya berjalan melewati Axcel yang masih menatapnya dengan tatapan bertanya. Athena segera melangkah menuju ke arah ruang tengah dan duduk di sofa empuk miliknya.
Axcel menarik napasnya. Dengan patuh dia segera mengambilkan air hangat yang diminta oleh Athena. Dengan cepat dia memberikannya pada Athena yang masih berwajah ketat, Athena langsung saja meminum minuman itu hingga habis.
Setelah minum, Athena kembali melirik ke arah Axcel seolah dia sedang berpikir. Axcel hanya mengerutkan dahinya menunggu apa yang akan dikeluarkan oleh Athena.
“Aku ingin makanan yang manis! Kau harus membelikanku makanan manis!” ujar Athena dengan nada memerintah tapi juga terselip suara manja.
Axcel sekali lagi menarik napasnya. Tentu saja dia hanya bisa patuh dan tak bisa menolak apa permintaan Athena. “Baiklah, aku akan memesan makanan manis untukmu.” Axcel segera mengambil ponselnya dan memesan makanan manis yang bisa dia temukan di aplikasi pembelian makanan online.
“Baiklah! Terima kasih,” ujar Athena yang merasa perasaannya sedikit membaik. Tapi tubuhnya yang terasa tidak enak membuatnya menghempaskan dirinya ke atas sofa itu. “Nanti jika makananku sudah datang, bangunkan saja aku.”
“Hmm,” gumam Axcel mengerti dan melihat Athena sudah mulai menutup matanya. Mencoba untuk tertidur agar tubuhnya lebih terasa nyaman. Perlahan-lahan Athena akhirnya tertidur juga.
Tak lama, terdengar suara bel yang membuat Axcel yang sedang menunggu sedikit kaget karenanya. Axcel segera berdiri dan langsung berjalan ke arah pintu utama rumah itu. Tapi belum juga dia sampai ke pintu itu tiba-tiba Axcel merasakan sakit yang amat sangat di sekitar wajahnya hingga Axcel harus menunduk menahannya. Sakitnya begitu menusuk seolah wajah Axcel seperti terbakar. Saat Axcel mencoba untuk memegang wajahnya, hal itu malah membuat wajahnya semakin panas dan sakit.
Bel rumah itu terus saja berbunyi. Karena hal itu pula terpaksa Axcel mencoba untuk tidak menghiraukan rasa sakit yang semakin lama semakin parah terasa di wajahnya. Axcel mencoba sebisa mungkin untuk menggapai pintu itu dan akhirnya dia bisa mencapainya. Axcel segera membuka pintunya dan melihat wajah pengantar makanan yang tampak begitu kaget melihat wajahnya.
Pria itu bagaikan melihat hantu ketika melihat wajah Axcel, dia dengan cepat menyerahkan pesanan dan segera berlari begitu saja meninggalkan Axcel seolah benar-benar ketakutan.
Axcel tidak memperdulikan bagaimana reaksi dari pengantar makanan itu karena rasa sakit yang makin parah hingga Axcel berteriak, rasanya bagaikan wajah Axcel terkelupas dan membuat wajahnya penuh dengan luka.
Athena terbangun karena mendengar suara erangan dan teriakan kesakitan. Dia juga melihat Axcel sudah tidak ada di sekitarnya. Athena segera menaikkan tubuhnya dan mencoba untuk mencari Axcel.
“Hei, bocah? Apakah makanannya sudah datang?” tanya Athena. Tapi tidak ada reaksi sama sekali.
Axcel terus mencoba untuk menahan rasa sakit yang luar biasa di wajahnya. Mukanya sekarang bagaikan dikuliti dan juga disayat-sayat pisau. Dia benar-benar merasa tersiksa dan tidak bisa lagi menahannya hingga tubuhnya terjatuh ke lantai.
Athena yang berjalan ke arah ruang depan mendengar sesesuatu jatuh. Athena membesarkan matanya ketika melihat Axcel yang sudah meraung-raung kesakitan di lantai. Seolah menahan rasa nyeri yang amat sangat di wajahnya. Tangannya bahkan terkaku di depan wajahnya. Athena segera mendekati Axcel.
Athena kaget ketika melihat wajah Axcel yang penuh dengan luka. Luka-luka itu bagaikan luka bakar yang melepuh dan juga mengelupas kulit arinya meninggalkan daging berwarna merah jambu. Athena pun meringis membayangkan bagaimana sakit yang sekarang dirasakan oleh Axcel. Wajahnya benar-benar seperti orang yang baru saja disiram oleh cairan asam.
“Hei, Axcel!” ujar Athena yang ingin memeriksaan keadaan dari Axcel.
“Jangan! Ahk!” Axcel tiba-tiba segera melarang Athena. “Ahk! jangan mendekat!Ahk!” erang Axcel melarang Athena mendekatinya, dia bahkan menapis tangan Athena yang ingin melihat keadaannya. Axcel tampak berguling-guling mencoba untuk menahan sakitnya.
Melihat hal itu tentunya membuat Athena jadi panik dan juga cemas. Dia juga jadi kesal karena tingkah Axcel yang membuatnya tidak bisa melakukan pemeriksaan. “Jika kau terus begini! Aku akan mengusir kau keluar dari sini! Berhentilah!” teriak Athena langsung pada Axcel.
ada apakah dengan kak author kok lama up nya