Athena
“Ahhhkkk!!!”
Mata Athena terbelalak membesar. Napasnya memburu sesak. Seolah seluruh udara tiba-tiba saja lenyap di sekelilingnya. Hal itu tentu membuatnya panik dan segera memberontak untuk menyelamatkan dirinya. Dia berusaha untuk menggapai apa pun yang ada di sekitarnya. Mencoba melepaskan diri dari rasa ketat dan sakit di sekitar lehernya terasa begitu nyata. Jari jemari kokoh itu sekarang terus menekan tenggorokannya agar tidak membiarkan sedikit pun udara masuk ke dalam paru-parunya.
Athena terus berontak, tetapi tubuh kekar yang sekarang menindih tubuhnya. Duduk tepat di dadanya dengan tangan terjulur mengunci lehernya itu tampak begitu begis, penuh dengan dendam, bergeming mencekik Athena dengan segala kemampuannya. Tak ada sedikit pun keraguan dalam matanya.
“Berikan penawar racunnya, wanita iblis!” desis pria itu dengan penuh amarah yang tertahan. Seolah dia benar-benar sedang dikuasai oleh rasa marah yang amat sangat.
Athena tentu tidak bisa menjawab apa yang dikatakan oleh pria itu. Jangan kan untuk berkata, sekarang saja dia sudah mulai merasa lemas dan juga tidak bisa bergerak sama sekali. Upayanya untuk melepaskan diri ternyata menjadi boomerang bagi dirinya. Dia kehabisan napas dan tenaga, terbuang sia-sia.
“Bagaimana bisa kau meracuni, Arabella!” ujar pria itu kembali dengan sorot mata memerah pada Athena. Athena bahkan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh pria ini dan bagaimana dia bisa dalam situasi seperti ini?
Malam ini seperti malam biasanya. Setelah seharian melakukan rutinitasnya, dia memutuskan untuk menghabiskan waktunya duduk di dekat jendela kamarnya yang dia tata sedemikian rupa agar menjadi nyaman. Tempat untuk menyalurkan hobinya dalam membaca.
Malam itu dia ingin menghabiskan waktu untuk menyelesaikan sebuah novel yang dipinjamkan oleh temannya. Athena sudah membaca beberapa bab awal dan juga membaca bab akhir dari novel itu. Tapi, setelah itu Athena tidak lagi ingat apa pun. Dia yakin dia tertidur seperti biasanya.
“Wanita ular! Aku menyesal membawamu ke rumah ini! Kau hanya anak pembawa malapetaka! bagaimana bisa aku membawa anak sepertimu ke keluargaku! kau sengaja meracuni Arabella hanya karena ingin dia tidak pergi ke pesta! berikan penawarannya atau kau juga akan mati bersamanya!” desis pria itu kembali.
Athena mengerutkan dahinya dalam. Dengan sisa-sisa tenaga dan telinga yang mulai mendengung, dia mencoba mendengar semua perkataan pria dengan umur pertengahan ini.
Dengan kepala yang pusing dan tubuhnya yang sudah meronta ingin mendapatkan udara bahkan paru-parunya terasa ingin meledak. Athena mencoba untuk menganalisa seluruhnya. Kembali pertanyaan itu muncul di benaknya, kenapa dia ada di situasi seperti ini?
Tiba-tiba otaknya yang sudah kekurangan oksigen itu, berputar untuk terakhir kalinya. Salah membawa anak? meracuni Arabella agar tidak bisa ke pesta? Arabella?
Mata Athena membesar sekali lagi, sepertinya dia familiar dengan nama itu dan juga jalan cerita itu. Bagaimana mungkin? bukankah itu adalah cerita novel yang baru saja dia baca sebelum dia tidur?
Novel itu bercerita tentang seorang gadis, Arabella, yang punya nasib tertukar sejak kecil oleh seorang gadis lain, Athena. Ya, gadis itu punya nama yang sama dengan namanya. Athena di novel itu adalah seorang antagonis yang merasa iri dan membenci Arabella saat tahu bahwa dia bukanlah anak kandung dari orang tuanya.
Athena semakin meradang ketika ayah dan ibunya menemukan Arabella dan akhirnya menjemput Arabella ke rumah mereka. Athena yang sejak bayi dimanja, dicintai, dihujani dengan segala kasih sayang dan tentunya materi dari keluarga Delaveto yang terkenal begitu kaya raya tak ingin semua itu jatuh ke tangan Arabella sehingga dia selalu menyiksa Arabella.
Athena ingat tentang peristiwa ini. Ini ada di bab dua dari novel itu. Pria yang sekarang mencekiknya adalah ayah angkatnya, Jullian Delaveto. Pria pekerja keras yang sangat disiplin dan juga mencintai keluarganya. Walaupun dia terkesan garang di luar, tapi bagi seorang Jullian Delaveto, keluarga adalah segalanya. Karena itu, saat mengetahui bahwa selama ini putri yang dia besarkan dengan segala kemampuan dirinya bukanlah anak kandungnya. Jullian begitu terpukul dan sebisa mungkin mencari anaknya. Sebenarnya, walaupun dia sudah menemukan Arabella, dia tetap mencintai Athena karena sudah membesarkan Athena dari kecil. Tapi sikap Athena yang ada di dalam novel itu, membuatnya menjadi membenci Athena.
Dan saat ini kenapa Jullian mencekik Athena? Itu semua karena Athena yang ada di dalam novel memberikan sebuah obat kepada Arabella agar Arabella tidak bisa pergi ke sebuah pesta bersama dengan keluarganya. Athena tidak punya niat untuk membunuh Arabella. Tapi sialnya, perbuatan Athena diketahui oleh pembantu rumah itu yang segera memberitahukan pada Jullian.
Namun, Athena yang sudah membaca cerita ini tahu, bahwa sebenarnya Arabella hanya berpura-pura pingsan. Dia bekerja sama dengan seorang pembantu rumah yang memang menjadi kaki tangannya di rumah itu yang menyebarkan bahwa Athena telah meracuni Arabella dan menginginkan Arabella mati. Hal itu tentu dilakukan oleh Arabella agar semua orang membenci Athena dan menjadi simpati oleh sosok Arabella yang sebenarnya juga tidak sebaik dan selugu apa yang dipikirkan oleh keluarganya.
“Ahkk ….” Athena kembali menarik napasnya yang tetap saja tidak lagi bisa melewati tenggorokannya yang tertutup oleh remasan ayah angkatnya. Tubuhnya sudah tidak bisa lagi mentolerir kekurangan oksigen yang dia derita. Pandangannya sudah mulai mengabur dan gelap. Jika dia tidak melakukan apa pun, dalam beberapa detik lagi, dia akan kehilangan nyawanya. Athena mencoba mengumpulkan sisa-sisa tenaganya.
“Aku … berikan … penawarnya. Jangan bunuh aku,” lirih suara Athena terdengar dengan napas yang tinggal satu-satu.
Mendengar hal itu tentu membuat Jullian segera melepaskan tangannya dari leher Athena. Bagaimana pun dia tidak punya niat untuk membunuh Athena. Jika dia membunuh Athena maka anak kandungnya yang begitu dia sayangi sekarang akan mati jika tidak mendapatkan pernawar dari wanita iblis ini. Entah bagaimana, dia sudah membesarkan wanita iblis ini?
Athena menarik napasnya kuat. Akhirnya udara bisa melewati tenggorokannya dengan leluasa. Tetapi kerena terlalu lama tidak mendapatkan udara membuat udara yang masuk bagaikan jarum-jarum kecil yang menusuk paru-paru Athena. Nyerinya hingga dia harus terbatuk-batuk. Athena terus menarik napasnya dalam-dalam hingga akhirnya dia bisa merasakan tubuhnya kembali normal.
“Berikan aku penawarnya sekarang!” ujar Jullian yang tak ingin menunggu lebih lama. Baginya semakin lama maka anak kesayangannya, Arabella akan semakin parah.
“Akupuntur! penawarnya hanya dengan akupuntur,” ujar Athena dengan suara seraknya. Masih terengap akibat cekikan tadi.
“Kalau begitu kau harus cepat melakukannya!” ujar Jullian yang segera memegang kasar tangan Athena yang masih lemas. Menariknya turun dari ranjangnya dan segera membawa Athena yang masih sempoyongan ke arah kamar Arabella.
Athena mengerutkan dahinya. Apakah dia sekarang sedang bermimpi? Ya, mungkin saja dia sedang bermimpi masuk ke dalam cerita novel karena tertidur saat membaca novel ini.
Tapi, bagaimana cekikan itu bisa sangat nyata? bagaimana dia bisa merasakan sensasi hampir mati dan nyeri yang sangat jika ini hanya mimpi? tapi tidak mungkin bukan jika dia masuk ke dalam dunia novel ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Wong Urip
membagong kan
2023-03-30
0
Inggit Fatmawati
wahhh baru tau ni...
2022-08-04
0
Mawar
waa
2022-07-30
0