NovelToon NovelToon
Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / TimeTravel / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyana Mentari

Fiksi-Fantasy

Berkisah tentang dokter muda yang ambisius mengabdikan diri untuk kesehatan anak-anak.

Marissa Darwanti, karena sebuah kecelakaan tragis di malam yang penting. Membuatnya harus berpetualang ke dalam novel berjudul Back In Time, karya sang sahabat.

Antara nyata dan tidak, entah ini mimpi atau memang jiwa Risa merasuk ke dalam raga seorang selir, dari dinasti antah-berantah di dalam novel itu. Menjadikannya seorang selir jahat, yang haus akan cinta dan kekuasaan, Selir Agung Wu Li Mei.

Akankah Risa mampu bertahan dan menjalani hidup sebagai Wu Li Mei? Atau ia bisa terbangun sebagai Marissa suatu hari nanti?



Slow update teman-teman, up hari Senin dan Kamis yaa! Terima kasih, dukung novel ini terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyana Mentari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obat berkhasiat

"Terima kasih, Tuan." Lan Suo menyerahkan tumpukan obat herbal yang dirangkai menjadi satu.

"Datanglah lagi jika anda merasa sakit, Tuan." tambahnya lalu menunduk hormat, pemuda itu menerima beberapa koin emas untuk satu obat pereda pening.

Lan Suo menutup kembali sebuah buku tebal pemberian Wu Li Mei, tulisan di dalamnya pun adalah tulisan sang selir. Buku itu adalah buku panduan untuk Suo bersaudara, di buku itu terdapat nama penyakit, gejala yang umum dialami, dan obat yang tepat untuk itu. Wu Li Mei juga menambahkan beberapa catatan, seperti tambahan obat saat sakitnya lebih parah.

Selama Suo bersaudara tetap berpedoman pada buku itu, mereka pasti dapat memberikan obat dengan baik. Tapi, kedua pemuda itu pun juga terus tetap belajar, mereka rajin membaca jurnal tentang kesehatan yang ada di toko obat. Dan mendengar keluhan dari para pengunjung toko.

Kedua pemuda itu pun kini meninggal hanfu lusuh mereka. Wu Li Mei mengangkat mereka menjadi pelayan setia, dan memberikan kehidupan yang jauh lebih layak untuk keduanya.

"Kakak, rak yang mana?"

Meng Suo membawa sekantung obat herbal siap jual, di dalamnya ada berbagai macam obat yang sudah diberi kode oleh sang selir.

Lan Suo membuka lembaran bukunya, buku petunjuk dari Wu Li Mei. "Ini obat untuk sakit perut."

"Letakkan saja di rak obat sakit perut, letakkan rapi dan berurutan." tambah sang kakak.

Obat sakit perut itu justru tidak lebih berbau menyengat dari yang lain, isi di setiap bungkus kertas juga terasa sedikit. "Apa kita bisa menggunakan ini jika sakit perut?"

"Maksudmu?" tanya Lan Suo.

"Kurasa dulu kita sering sakit perut, kak."

Lan Suo menggaruk kepalanya, menatap sedih pada sang adik. "Dulu kita bukan sakit perut, adik. Kita lapar."

"Ah, iya." Meng Suo mengangguk sambil tersenyum pedih. "Dulu kita sering mencuri nasi sisa, dan berakhir dipukuli oleh Ibu Yang Yang."

Ibu Yang Yang adalah pemilik gerai makan paling terkenal di pasar, dan Suo bersaudara sangat suka dengan masakan sang ibu. Tapi, karena mereka tidak punya uang, mereka terpaksa mencuri. Itu pun hanya nasi sisa yang disimpan untuk diberikan pada hewan ternak.

Pernah suatu hari, karena ketahuan mencuri. Ibu Yang Yang mengejar mereka sambil berlari, ibu tambun itu melemparkan batu dan mengenai kepala Meng Suo. Tapi, Meng Suo kecil tidak menangis, ia justru senang karena bisa memakan nasi sisa.

"Sudahlah, Meng Suo."

"Sekarang kita sudah bekerja untuk Nyonya Wu, kita harus giat agar toko obat memiliki. lebih banyak pelanggan."

"Ya, kakak, Nyonya Wu sangat baik hati."

Lan Suo mengeryit saat mendengar kehebohan di depan toko obat, pemuda itu meletakkan kemocengnya dan berjalan ke luar.

"Meng Suo!" panggilnya.

"Ya, kakak." Meng Suo pun mengikuti langkah sang kakak, dan mereka melongo melihat beberapa orang membopong seorang pria tambun paruh baya.

Suo bersaudara menunduk hormat saat Wu Li Mei dan kedua dayangnya datang menghampiri mereka.

"Nyonya, ada apa ini?"

"Ceritanya panjang, Xiao Lan." balas Wu Li Mei. "Apa ruangan itu sudah siap?"

"Ruangan?"

"Oh, ya!" Meng Suo mengangguk, "Sudah, nyonya."

Wu Li Mei mengangguk, wanita itu menginstruksikan para pemuda untuk membaringkan sang penjual ikan di sebuah ruangan dengan ranjang kecil dan sepasang meja kursi.

Lan Suo mengintip dari balik pintu, "Ruangan ini untuk apa? Kau menyiapkan semua ini, ya?"

Meng Suo mengangguk, "Nyonya Wu menyuruhku membersihkan ruangan ini. Katanya, Nyonya akan membuka praktek disini."

"Praktek?"

"Aku juga tidak tau apa itu praktek." Meng Suo mengendikkan bahu sambil menyengir lebar. "Tapi, Nyonya bilang, ia akan bekerja untuk kebaikan."

...****************...

"Apa yang terjadi pada suamiku, Nyonya?" tanya seorang wanita paruh baya, ia masih sesekali menangis karena sang penjual ikan tak kunjung membuka mata.

Wu Li Mei kembali memeriksa denyut jantung dan pernapasan, semuanya berangsur normal meski masih lemah. Tapi, sang selir yakin bahwa masih ada harapan.

"Aku tidak yakin apa yang terjadi, tapi ku perkirakan ini adalah serangan jantung ringan." ujar Wu Li Mei.

"Serangan jantung?"

"Ya."

"Apa maksudmu suamiku sakit jantung?" tanya wanita itu.

Wu Li Mei tersenyum tipis, "Itu hanya perkiraan, melihat gejala yang terjadi."

"Obesitas sering kali memicu banyak masalah, terutama bagi lansia. Serangan jantung, stroke, kolesterol, dan masih banyak lagi. Orang-orang dengan usia senja harusnya lebih menjaga pola makan dan gaya hidup sehat, mengingat faktor usia juga berpengaruh pada kesehatan dan pemulihan."

"Kau harus membantunya untuk rajin berolahraga, melakukan kegiatan yang menghasilkan keringat seperti berkebun, dan mengurangi konsumsi makanan yang berlebihan."

Sang wanita tua hanya bisa melongo kebingungan menatap Wu Li Mei, apa yang baru saja dikatakan wanita bercadar itu. Ia sama sekali tidak mengerti, mungkin ada beberapa yang bisa ia pahami, seperti harus hidup sehat dan rajin berolahraga.

Wanita itu menoleh pada Dayang Yi dan Lu Yan, mereka pun hanya menggeleng.

"Apa kau paham?" tanya Wu Li Mei, wanita itu meresepkan obat herbal untuk dikonsumsi dalam waktu dekat, sebagai pemulihan.

"Berikan ini pada Lan Suo, dia akan menjelaskan lebih banyak."

Wanita tua itu menerima uluran selembar kertas kecil dari Wu Li Mei. "Maaf, Nyonya, saya tidak bisa membaca."

"Emmm, kalau begitu, setelah mendapat obatnya. Kembalilah kesini, aku akan memberikan penjelasan."

Wanita tua itu mengangguk, dengan sisa koin yang ia miliki, ia bergegas menemui Lan Suo untuk menebuh obat.

Sepeninggalnya, sang penjual ikan mulai menunjukkan respon. "Nyonya, tangan penjual ikan itu bergerak!" pekik Lu Yan.

Wu Li Mei bangkit, berjalan cepat menuju sisi ranjang kecil.

Tangan wanita itu terulur untuk memeriksa denyut jantung, pernapasan, dan sirkulasi darah yang mulai membaik. Wu Li Mei tersenyum cerah melihat pria tua itu mulai memberikan respon yang baik. Hingga hal yang paling diharapkan pun tiba, pria itu membuka mata.

"Pak?" panggil Wu Li Mei, menepuk bahu pria itu pelan. "Apa kau mendengarku?"

Pria itu mengangguk.

Sang selir bernapas lega, tak sia-sia ia menunggu hampir dua jam disini. Dengan harap-harap cemas, apakah tindakannya tepat. Ia pun tidak memikirkan hal lain, tidak ada teknologi menjadi penghambat terbesarnya saat ini. Ini lah alasan mengapa terlalu dikuasai teknologi pun tidak bagus, karena bisa mengurangi kepekaan dan kepercayadirian seorang dokter, terutama dokter yang terbiasa dengan bantuan teknologi. Itu akan sangat bagus, jika berada di era modern yang serba canggih.

Tapi, di Dinasti Ming, negeri antah berantah, entah zaman apa dan tahun berapa. Teknologi belum ditemukan disini.

"Syukurlah." ujar Wu Li Mei.

"Aku telah meresepkan obat herbal untukmu, sementara, rajinlah minum itu. Obat akan membantu pemulihanmu."

1
Nuha aliya
Biasa
Nuha aliya
Buruk
Anonymous
.
Media Yasin
👍👍
Putri
/Good/
Retno Nining
Luar biasa
Tiena Ismiati
peran utama booodoh
Tiena Ismiati
bodoh
Tiena Ismiati
peran utamanya bodoh
Tiena Ismiati
bodoh bodoh bodoh wu li
Tiena Ismiati
bodoh wu li mei
Maureen Aliha Srikandi
wahh akhirnya kaisar ada di pihak wu li mei
#ayu.kurniaa_
.
Jio
Luar biasa
Anna Susiana
semangat...selir wu li mei untuk membalaskan kejahatan ketidakadilan yg terjadi padamu dan anakmu
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
iya sama
Anonymous
Qok rasa2nya kaisar peran nya bodoh banget. Masa kaisar mau bicara takut di dengar tengok kanan kiri wkwkwk konyol
Anonymous
ok
Ulfa Indah Putri
ancoorrrr ini gimana siii,kenapa banyak yg di skip, awal nya ok masi di maklumi, tapi semakin kesini kek nya emang terus-terusan di skip de, ke kurang jadinya, banyak masala konflik yg belum selesai tapi kok tiba2 ber alih lagi ya, astaghfirullah tho thor
Anonymous
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!