Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMBALI MASUK KERJA
Ketika sampai di parkiran perusahaan Kania segera keluar dari mobil merahnya setelah melihat sekelilingnya yang terlihat sepi.
"Bang...ntar sore kalau menjemput Kinan agak sorean aja, soalnya Kalau Kinan jadi ikut kasihan kalau dia nunggu terlalu lama di sini..." kata Kania sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan tempat parkir.
"Beres Non Nia..." jawab bang Mamat sambil mengacungkan telunjuk dan jempol jari membentuk huruf 👌.
"Ya udah Kania masuk kantor bang, trimakasih...." lanjut Kania.
"Sama- sama Non Nia.." jawab bang Mamat yang memang suka dengan sifat Kania yang ramah dan mudah akrab dengan siapapun walau dia dekat dengan tuan Bara yang teramat kaya itu. Tak ada sikap congkak dan sombong pada Kania. Dia mudah sekali menolong orang yang sedang kesusahan. Setelah melihat Kania masuk kedalam kantornya Mamat segera membawa pulang mobil antar jemput Kania.
Sedang Kania yang sudah masuk kedalam loby Kantor jadi perhatian para karyawan yang ada disana.
"Mbak Kania sudah sembuh...?" tanya Vivi petugas resepsionis yang bertugas di loby kantor. Dia tahu saat kejadian Kania terluka
"Sudah Vi..." Jawab Kania sambil berjalan masuk.
"Kok lama nggak masuk kantor mbak..?' tanya Vivi kembali.
"Dapat tugas luar daerah dari pak Dika Vi..." jawab Kania dengan wajah tenang.
"Ooo kirain mbak Kania kenapa- napa.." kata Vivi dengan wajah lega.
"Yaudah Vi aku ke ruanganku dulu.." kata Kania sambil berjalan meninggalkan Meja resepsionis.
"Iya mbak selamat tugas.." kata Vivi mengiringi Kania pergi kearah lift yang sedang terbuka. Saat Kania sudah berada di dalam lift yang terbuka terlihat Dika datang dan berjalan kearah lift khusus para petinggi perusahaan . Kania menundukkan mukanya ketika tanpa sengaja dia bertatapan dengan Dika . Dika tersenyum melihat wajah calon kakak iparnya itu tertunduk malu.
"Dasar... Andai tak keduluhan kak Bara aku juga mau padanya. Tapi aku juga bodoh dia sudah satu tahun lebih bekerja denganku kenapa aku tak mengetahuinya..." gumam Dika sambil masuk kedalam lift bersama sang sekretarisnya.
"Tuan Dika, tuan ngomong sama saya..?" tanya Feni sang sekertaris.
Dika terkejut mendengar teguran dari sang sekertaris.
"Nggak, jangan hiraukan omonganku.." jawab Dika datar walau dalam hati dia malu sekali. Feni pun hanya bisa mengabaikan perkataan Dika tadi.
Sedang Kania saat pintu lift tertutup Kania bisa bernafas lega.
fuu...lega rasanya ( Kania menghembuskan nafas dengan perasaan lega)
"Ini mbak Kania yang anak humas yang pernah terluka di dalam lift kan...?" tanya seorang pria yang seumuran dengan Kania yang berada di dalam lift.
"Lo kok masnya tahu soal kejadian itu..? Iya saya Kania anak humas.." jawab Kania lembut.
"Waah...benar kata mereka, mbak Kania emang cantik banget..." kata pria itu.
"Emang ada gosip tentang saya mas..?" tanya Kania penasaran.
"Iya...gosipnya seorang gadis teramat cantik terluka dan berdarah - darah di dalam lift , katanya dia anak humas..." jawab pria itu.
"Waah...saya jadi terkenal gara- gara terluka dong mas...." kata Kania sambil tersenyum manis.
"Aduh mbak...jangan tersenyum seperti itu, nanti saya pingsan..." seru pria itu dengan serius.
"Emang kenapa mas..." tanya Kania heran.
"Karena senyuman mbak Kania terlalu manis buat saya, hingga membuat saya pingin pingsan. .." jawab pria itu dengan kocak. kontan saja para karyawan yang berada satu lift dengan mereka pada tertawa.
"Ih si masnya pandai juga ngegombal.." kata Kania dengan wajah agak meronah
Untunglah lift segera terbuka di lantai 9.
Kania segera buru- buru keluar dari dalam lift. Dengan cepat Kania berjalan keruangannya. Sesampainya di depan ruangannya yang tertutup Kania membuka pelan pintu yang tertutup itu.
Dia melongokkan kepalanya sebelum masuk kedalam. Terlihat Sonya, Ratih dan Karin serta beberapa karyawan yang sekantor dengannya sedang sibuk bekerja. Memang saat ini Kania hampir saja terlambat.
"Assalamualaikum...." kata Kania perlahan.
"Walaikum salam..." jawab mereka serempak.saat ketiga sahabatnya mendengar suara Kania mereka serempak menatap pintu masuk.
"Kaniaa...!" teriak mereka sambil berhamburan menuju Kania yang berdiri di depan pintu. Mereka segera memeluk tubuh Kania yang agak tinggi itu.
"Hey, hey...pelan- pelan sayang...kalian tak ingin aku masuk rumah sakit lagi kan...?" kata Kania sambil tertawa.
"Dasar wanita menyebalkan....kami tahu .." jawab Sonya sambil menitikkan air mata.
"Kemana saja kau ha...kau tahu kami sangat mencemaskanmu..." teriak Karin sambil mengusap air matanya.
"Dasar wanita sableng...kami merindukanmu tahu.." seru Ratih sambil mencubit hidung Kania.
"Kau ini kebiasaan deh Rat, apa elo mau tanggung jawab kalau hidung gue panjang..." sungut Kania pura- pura marah.
"He he he...biar aja kayak pinokio..." ejek Ratih yang tahu sahabatnya pura- pura marah.
"Yee..nggak ada si cantik Kania lagi dong kalau hidung gue kayak pinokio.." seru Kania sambil kembali tertawa.
"Dasar manusia yang terlalu narsis.." sungut Ratih .
"He he he emang kenyataan kan sayang.." jawab Kania.
"Iya dech iya...emang kau princess kami yang paling cantik...tapi sekarang duduk dulu dan tolong ceritakan kemana aja kau selama ini setelah menghilang dari rumah sakit...?" tanya Sonya sambil membawa Kania duduk di meja kerjanya
Dan ketiga temannya duduk mengelilingi Kania. Rekan kerja yang lain juga memberi sapaan.
"Apa kabar Nia...?" tanya ike sambil menjabat tangan Kania.
"Baik..." jawab Kania sambil tersenyum. Dan satu persatu teman satu ruangannya memberi salam. Baru saja Kania bernafas tiba - tiba dua sosok manusia tampar membuka pintu dengan keras.
"Niaa..." teriak mereka berdua hampir bersamaan.
"Hey apa kabar..." sapa Kania sambil tersenyum. Tiba- tiba Beny masuk dan memeluk Kania. Kania yang mendapat perlakuan dari Beny hanya bisa pasrah.
"Nia kenapa elo menghilang dari rumah sakit tanpa memberitahu di mana dirimu..?" tanya Beny yang masih memeluk erat Kania. Hingga Kania merasakan sesak di dadanya.
"Lepaskan dulu pelukanmu Ben..." kata Kania terbatah- batah.
"Oo..maaf, habis aku cemas dan rindu padamu..." jawab Beny sambil melepas pelukannya.
Roby yang sejak tadi diam mendekati Kania.
"Apa kabar Nia...?" tanya Roby sambil memeluk Kania sebentar.
"Aku baik- baik aja.., maaf aku membuat kalian cemas....sebenarnya aku di pindahkan oleh si ayah dari anak yang aku tabrak ke rumah sakit pribadi miliknya. Seminggu setelah itu saat aku mau masuk kantor Bos Dika nemintaku menyelesaikan satu persoalan. Nach aku menyelesaikan persoalan itu tanpa pamit pada kalian, maaf kan aku ya...." ucap Kania berbohong.
"Apa benar yang kau ceritakan itu Nia..?" tanya Sonya seperti tak percaya.
"Kalau aku berbohong apa mau Bos Dika membiarkan aku masuk kembali setelah aku lama tak masuk..." jawab Kania.
"Benar juga kata Dia, mana mungkin Bos Dika membiarkan Kania nggak masuk sampai selama ini. Bisa- bisa dia kena sangsi kan..." seru Ratih.
'Benar juga apa yang diKatakan Ratih..' pikir mereka dalam hati.
"Ya udah kita balik kemeja kalian, nanti kita kena marah pak Marwan.." seru Kania mengusir sang sahabat. Terlihat wajah Beny yang cemberut seakan tak rela meninggalkan Kania. Roby membawa paksa Beny keluar ruangan Kania. Memang Beny dan Roby berada di bagian marketing. Setelah Beny dan Roby keluar keadaan ruang Kania kembali sunyi. Masing - masing karyawan kembali mengerjakan tugasnya.
Di dalam kantor Dika, terlihat wajah Dika yang sebentar tertawa dan sesaat lagi marah.
"Dasar kakak ipar yang nakal, dan kedua sahabatnya itu sepertinya menyukai kakak ipar dech. Ha ha ha ternyata bukan aku saja yang akan kecewa..aku nggak bisa membayangkan wajah kak Bara jika melihat tingkah kedua pria itu. Aku saja yang bukan kekasihnya nggak rela apa lagi kak Bara ha ha ..." kata Dika berbicara sendiri. Tak lama dia mengirimkan vidio saat Kania bertemu sahabatnya. Benar saja kala Bara yang sedang memeriksa berkas- berkas di atas mejanya tiba- tiba terdengar tanda pesan WA masuk kedalam telfon genggamnya. Terlihat ada vidio yang di kirim Dika. Dengan malas Bara membuka pesan WA tadi. Tak berapa lama terlihat wajah Bara yang memerah. Dia segera mengetik sesuatu di henfonnya.
Saat itu Kania sedang mengerjakan tugas dari pak Marwan tiba- tiba henfonnya berbunyi. Ada pesan Wa masuk dari seseorang. Ketika di lihat ternyata nama Bos galak tertera di layar ponsel.
Ada apa dia kirim pesan ..tanya Kania dalam hati. Dia segera membuka pesan Wa itu.
"Kenapa pria itu memelukmu...?" tanya Bara dengan memberi tanda emoji 😫.
"Siapa...?" tanya Kania tak mengerti.
"Dua laki- laki yang memelukmu tadi.." jawab Bara 😫. Kania baru ingat kalau dia baru saja berpelukan dengan para sahabatnya. pasti Beny dan Roby yang di maksud oleh dia (pikir Kania). Dia pun segera membalas Wa tersebut.
"Bukankah dia sahabatku...?" jawab Kania.
"Tapi aku nggak suka gadisku di peluk pria lain ..." tulis Bara masih mengirim 😫.
"Maafkan aku...." jawab Kania.
"Kau harus menerima hukuman..." tulis Bara dengan emoji masih marah😫.
"Iya..." jawab Kania.😭.
Bara yang menerima emoji dari Kania tertawa.
"Dasar gadis nakal..." gumamnya gemas. Hilang sudah kemarahan dalam hatinya.
"Jangan terlalu lelah..."
"Iya, Nia ngerti...."
Bara pun segera menaruh kembali Hp nya di atas meja sambil tersenyum Dia kembali mengerjakan pekerjaannya .
Tanpa terasa waktu berjalan dengan cepatnya , saat makan siang pun telah tiba, para sahabat Kania sudah menghampiri Kania yang sedang berbenah.
"Nia kita kekantin yuk..." ajak Karin.
"Iya, gue kangen makan bareng elo princess..." seru Sonya si biang crewet.
"Boleh... Apa gue mau di tlaktir nich...?" tanya Kania sambil tersenyum menggoda pada para sahabatnya.
"Iya gue yang bayarin makanan elo Nia " jawab Ratih yang baru mendekat.
"Beneran gue di bayarin...?" tanya Kania sambil tertawa. mana mungkin gue nolak kebaikan he he...
"Iya...apa sich yang kagak buat elo...?" jawab Ratih sambil mencubit pipi Kania gemas.
"Aduh....kebiasaan dech elo Rat...." kata Kania mengaduh.
"Habis gue gemes ama wajah elo... " Jawab Ratih enteng.
"Yee...elo yang gemes, gue yang sakit dodol..." seru Kania pura- pura marah. Merekapun akhirnya tertawa bersama.
"Udahan yuk kita pergi...?" kata Sonya sambil menarik tangan Kania.
Mereka bertiga pergi kekantin yang berada di lantai dasar. Ketik sampai di sana mereka bertemu dengan Beny dan Roby yang sudah melambaikan tangan pada mereka. Ternyata mereka sudah mencarikan tempat duduk untuk mereka ber enam. Memang saat makan siang keadaan kantin sangat penuh . hingga sampai antri untuk makan. Maklumlah kedua perusahaan itu hanya memiliki satu kantin saja. Walaupun cukup luas tapi karena karyawan dua gedung perusahaan itu banyak maka mereka akan bergantian untuk makan . saat mereka sedang menunggu makanan. datang tiba- tiba tiga orang wanita yang terlihat sangat angkuh dan sombong masuk kedalam kantin dengan pongahnya.
"Waah...dia si Elisabet, artis film yang terkenal itu ya....yang katanya calon istri CEO kita..." kata Sonya sambil memandang mereka bertiga yang berjalan bagai seorang nyonya pemilik.
Kania mendengar perkataan Sonya sampai tersendak ketika sedang minum
"Uhukg..uhukg..." Kania terbatuk- batuk karena tersendak, hingga Wajahnya memerah.
"Nia...hati- hati minumnya....' seru Ratih .
"Nia perlahan lihat wajahmu sampai memerah. .." kata Beny penuh perhatian.
"Aku nggak apa- apa kok..." jawab Kania sambil tersenyum menenangkan para sahabatnya.
"Kata siapa dia calon istri CEO kita...?" tanya Karin penuh dengan tanya.
"Aku dengar dia dan menejernya yang bilang seperti itu pada para Karyawan ..asistenya juga mengiyakannya... "jawab Sonya lagi.
"Emang mereka udah pada lihat saat dia bersama CEO kita..." tanya Ratih dengan muka tak percaya.
"Mana gue tahu, yang gue denger cuma itu doang, ceritanya udah menyebar di seluruh kantor, lihat aja lagaknya kayak Nyonya yang punya perusahaan. .."kata Sonya lagi.
"Lagian katanya para petinggi perusahaan pada segan tu sama si angkuh itu..." lanjut Sonya lagi.
"Terang aja mereka segan, kalau dia ngomong calon istri pemilik perusahaan ini, walau kenyataannya kita belum tahu .." kata Ratih sinis.
"Yang gue heranin kalau emang dia bukan calon istri pemimpin kita kok si Bos nggak ada reaksi, mereka diem- diem aja tu...gue yakin rumor itu pasti udah sampai ketelinga si Bos kan...?" kata Sonya lagi.
"Bener juga apa kata elo So... kalau emang nggak bener berita itu pasti Bos akan marah mendengar beritanya, .." jawab Karin.
"Nia kenapa elo diem aja sejak tadi...?"tanya Karin sambil menatap Kania.
"Yee.. Emang gue harus ngapain...?" tanya Kania cuek. Obrolan merek terhenti karena pesanan mereka sudah datang.
"Yach...ngomong apa kek....komentar apa kek...?" kata si Karin lagi.
"Kagak ach... Kabar yang belum jelas ntar kita jadi dosa , kalau nggak bener bisa jadi fitnah tu.." jawab Kania lagi.
"Betul tu apa kata si Kania . ngapai. juga kita ngomongin orang yang belum tentu kebenarannya...kalau salah bisa jadi fitnah ..?" timpal Roby tenang.
"Iya juga sich..." kata Ratih membenarkan
"Ya udah yuk kita maka aja dulu,perut gue udah laper..." kata Kania sambil menyambar makanan pesanannya. Merekapun mulai menyantap makan mereka. Saat asyik makan terdengar suara henfon berbunyi.
"Nia...kayaknya Hp elo berbunyi..." seru Sonya . Kania seger mengambil Hp nya yang ada di dalam tas . ketika di lihat ternyata ada pesan Wa masuk. ketika di lihat tertera nama Bos galak di layar henfonnya. Kania tersenyum menatap ponselnya. Ada sedikit rasa senang dalam hati Kania. Namun tiba- tiba rasa senang itu hilang di gantikan kemarahan ketika dia teringat nama si Elisabet. Kania urung membuka isi pesan nya.
"Yee kenapa gue marah ya...apa gue mulai jatuh hati pada pria menyebalkan itu, tapi emang dia cakep kayak artis korea kesukaan gue si tampan Son Joong Ki he he he...(batin Kania)
ketika Hp nya terdengar bunyi ke dua kalianya Kania segera membuka pesan sebelum sang empunya menelfon dia.
"Sudah makan...?
"Ada apa kenapa kau tak menjawab pesanku...?
Kania hanya membaca pesan masuk tapi tak menjawab.
"Sayang...ada apa..? Apa kau marah..?
Kembali pesan dari Bara masuk.
"Siapa Elisabet..?" tulis Kania singkat.
"Elisabet....?" tulis Bara.
"Kau tidak tahu Elisabet....? Tulis Kania dengan emoji marah😫😫.
"Sayang...beneran aku nggak tahu..?"
"Bukankah dia calon istrimu...?
"Jangan macam- macam sayang...calon istriku cuma kamu.."😍😍
"Aku perlu penjelasan tak ada asap kalau tak ada bara..!😫.
"Baiklah kita ngomongin nanti dirumah.😍😍😍
,Kania memasukkan kembali ponselnya kedalam tas kecilnya.
"Siapa itu Nia...?kok serius amat kaumembalas pesan...?" tanya Karin kepo.
"Kakak gue..." bohong Kania.
"Emang elo punya kakak...?" tanya Sonya.
"Putra bang Kadir cucu paman Asep.." jawab Kania asal.
"Oo...gue kirain dari cowok elo..." seru Ratih menimpali.
"Sok tahu ..." jawab Kania lagi. Sebenarnya Kania masih merasa marah tapi dia nggak mau teman- temannya curiga .
Udahan dulu ye....jangan lupa like dan Komennya.
Bersambung