Tumblr Light

Setelah dua jam, Keisha baru keluar dengan badan sangat wangi. Syarif bisa merasakan nya, Aroma susu bercampur dengan wangi bunga mawar membuat jika lelaki nya meronta-ronta. Mungkin ini sebab nya, wanita tidak di perbolehkan memakai minyak wangi, seperti Hadist Rasulullah berikut :

Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An-Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad. Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ , no. 323. Hadits ini shahih).

Maksud hadits di atas sangat jelas, bahwa wanita dilarang memakai parfum apabila tujuannya ingin menggoda dan membangkitkan syahwat kaum pria. Memakai wangi-wangian juga dilarang jika wanita sekiranya akan berada di antara kaum pria, dan walau pun tak ada tujuan menggoda pria tetapi wanginya menggoda maka tetap tidak diperbolehkan.

"Kei, aku mau beli batik buat anak anak yang bantuin persiapan nikahan ku. Sekalian kita makan siang"

"Hemm" Keisha hanya berdehem saja, ia malas sekali berbicara sama Syarif.

"Kei, Lain kali jangan se wangi ini"

"Emang suka cewe yang bau ya?"

"Bukan gitu kei, tapi gak boleh cewe se wangi ini"

"Belok kiri, kita hampir sampai"

Sesampai nya di jalan Malioboro, Keisha memilih tidak ikut keluar dengan Syarif. Dia tak ingin, kulit nya terbakar sinar matahari, apalagi jam segini terik matahari sangat terasa sekali.

Duduk di mobil, apalagi menunggu Syarif adalah hal yang sangat membosankan sekali bagi Keisha. Baterai ponsel nya habis, mata nya juga sudah mulai ingin terpejam gara-gara tadi ia bangun sangat pagi sekali. Keisha memencet tombol di samping kursi nya, lalu mendorong sandaran kursi ke belakang agar ia bisa merebahkan tubuh nya.

"Inggih bu, ambil yang ini tiga lusin. Motif nya yang beda-beda ya bu. Untuk yang perempuan juga 3 lusin"

"Iya, Nak. Sebentar ya"

Rupanya tidak ada yang mengenali Syarif. Apalagi saat ini Syarif tak melepas kacamata hitam nya.

Setelah membayar semua nya, Syarif berjalan menghampiri mobil merah milik Keisha bersama seorang laki-laki juru panggul yang membawa belanjaan nya.

"Matur nuwun, pak"

"Inggih, Sami-sami mas" Laki-laki itu berjalan meninggalkan Syarif setelah meletakan barang nya di bagasi belakang. Tak lupa mereka berjabat tangan sekalian Syarif memberi upah kepada laki-laki itu.

Setelah menutup pintu bagasi, Syarif berjalan dengan hati-hati karena mobil berada di pinggir jalan. Ia masuk ke dalam mobil dan melihat istri nya itu sudah tidur.

Syarif di buat geleng-geleng dengan kelakuan Kaisha. Dia tertidur dengan jaket jeans dan jilbab yang sudah ia buka. Syarif pun memalingkan pandangan nya sambil beristighfar, pasalnya ia melihat bagaimana lekuk tubuh Keisha terlihat jelas.

Syarif yang hendak pulang pun bingung, dia tak tahu arah jalan ke rumah Keisha. Ia pun membuka HP nya, menelpon Aditya untuk meminta lokasi rumah.

📞 Keisha kemana, Rif? Kamu di tinggal sama dia

📞 Tidak, pa. Keisha tidur, kasian kalau di bangunin

Aditya merasa lega

📞 Joko saja aku suruh ke malioboro, nyusulin kamu

📞 Tidak usah, pa. Share Lokasi saja, itu cukup.

📞 Baiklah, papa Share sekarang. Assalamualaikum

📞 Waalaikumsalam.

Syarif mengucapkan Hamdallah, karena masalah nya saat ini sudah selesai. Ia sekilas melihat Keisha yang masih tertidur, sungguh makhluk Tuhan di samping nya itu sangat menguji iman nya.

Lokasi sudah masuk di HP Syarif, kini ia mulai menjalankan mobil nya sesuai arahan yang di berikan Google Maps kepada nya.

Mobil itu berjalan pelan-pelan, ia tak mau terlewat atau salah ambil jalan. Jika biasanya jarak yang di tempuh dari malioboro ke rumah Keisha 20 menitan, kini sudah 45 menit mobil yang di kendarai Syarif baru memasuki jalan area rumah Keisha. Syarif bernafas lega, karena jalanan ini sudah ia hafal.

Saat mobil sudah berada di depan gerbang besar rumah Keisha, Syarif turun hendak membuka gerbang nya. Pak Hadi yang melihat Syarif baru saja masuk lewat gerbang samping langsung berlari.

"Gus Syarif kenapa gak pencet klakson nya. Biar bapak yang buka"

"Keisha tidur, pak. Kalau di bunyiin klakson nya dia bangun"

Pak Hadi senyam senyum melihat perlakuan pengantin baru ini. Begitu takutnya Keisha bangun sampai dia rela turun untuk buka gerbang sendiri.

Setelah kembali masuk mobil, Syarif menginjak pedal gas agar mobil yang ia kendarai masuk ke dalam halaman rumah mertua nya tersebut.

Di depan, Aditya dan Ana sudah berdiri. Sepertinya mereka sengaja menunggu anak dan menantu nya itu. Mobil berhenti di garasi belakang, Syarif sengaja agar Aditya tidak menghampiri nya.

"Kei, bangun"

Tapi sia-sia, Keisha tak bergerak. Tentu saja tidak bergerak, Syarif hanya memanggil nya. Seharusnya dia juga menggoyangkan tubuh Keisha agar Keisha merasa terganggu dan bangun. Dasar Syarif, begitu saja jantung nya berdetak kencang, keringat juga mulai keluar dari dahi nya. Walaupun tak dosa, siang ini aroma wangi dan pemandangan tubuh Keisha membuat Syarif benar-benar berada di puncak syahwat.

Syarif keluar dari dalam mobil, lalu ia membuka bagasi belakang. Persetan, seharusnya nanti saja mengurusi rang-barang ini. Syarif mengusap keringat di dahi nya, lalu ia melangkahkan kaki nya ke depan agar bisa membuka pintu mobil sebelah kiri.

"Apa ini di bawah masuk, gus?" Bi siti dan Pak Mat tiba-tiba datang.

Untung saja, Syarif merasa sangat lega sekali melihat bi siti datang.

"Biar saya yang angkat bi, ini tolong bangunin Keisha"

Syarif berjalan ke arah belakang mobil, ia langsung mengangkat zak bersama pak Mat dan membawa nya ke dalam.

Tak lama, Keisha dan bi siti juga menyusul. Nampak bibir Keisha manyun sambil melirik sebal Syarif. Entah apa lagi yang membuat Keisha seperti itu, hanya dia dan Tuhan yang tau. Author gak tau ya..

"Kei, kok cemberut sih habis kencan sama suami"

"Udah deh, gak usah ngurusin aku. Urus saja dirimu sendiri. Dasar nenek tua," Keisha langsung naik tangga sambil berlari.

Sedangkan Syarif, hampir saja tak percaya dengan apa yang ia dengar. Seberani itu Keisha dengan Ibu tiri nya. Ana langsung tersenyum licik, seperti nya ia sengaja ingin memperlihatkan kepada Syarif sifat Keisha itu.

"Mama, maafin Keisha ya. Mungkin tadi karena Syarif gak ajak makan siang, jadi ngambek."

"Hehehe.. gakpapa kok menantu ku. Santai saja"

"Syarif, yuk ikut papa. Papa mau bicara"

Syarif tersenyum dan mengangguk. Ia langsung mengikuti langkah kaki Aditya yang seperti nya hendak menuju ruang kerja nya.

Author up dulu segini, agar kalian gak nunggu terlalu lama, hehehe..

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Terima kasih atas dukungan kalian ❤