NovelToon NovelToon
Seputih Cinta Melati

Seputih Cinta Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Angst
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Tidak ada rumah tangga yang berjalan mulus, semua memiliki cerita dan ujiannya masing-masing. Semuanya sedang berjuang, bertahan atau jutsru harus melepaskan.

Seperti perjalanan rumah tangga Melati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Melati yang baru tiba di rumah setelah mengantar kedua anaknya sekolah harus kembali ke sekolah karena dikabarkan Sakura jatuh dari ayunan. Kembali Melati melajukan mobilnya, berharap anak bungsunya tidak apa-apa.

Tiba di sekolah Melati langsung ke ruangan kesehatan. Di sana ternyata sudah ada Dokter yang baru selesai memeriksa Sakura.

"Mama..." panggil Sakura saat melihat Mamanya di ambang pintu.

Anak kecil itu tidak mengadukan apa-apa, tidak menunjukkan rasa sakit padahal lukanya terlihat lebam. Dia tersenyum seolah semuanya baik-baik.

"Apa yang sakit?," tanya Melati sambil memegangi tangan Sakura. Mata anak itu tidak dapat berbohong, tapi Melati tidak ingin memaksanya bicara di depan banyak orang.

"Lukanya sudah diobati, ya, Bu Melati."

"Iya, Ibu Guru, terima kasih."

"Obatnya hanya salep saja untuk luka lebamnya," Dokter memberikan resep pada Melati.

"Terima kasih."

Kini di ruang kesehatan itu hanya ada Melati dan Sakura setelah yang lainnya pergi.

"Sekarang hanya ada Mama dan Sakura, Sakura bisa mengatakan apapun pada Mama di sini."

Sakura menatap pintu ruang kesehatan yang terbuka lalu Melati yang mengerti pun segera beranjak untuk menutupnya.

"Aku jatuh karena didorong teman-teman aku, Ma." Lirihnya.

Melati menguatkan hati untuk tetap bisa mendengar kelanjutan cerita dari putri bungsunya.

"Tidak ada yang menolongku, Ma, mereka semua menertawakan aku. Kak Lili tidak melihatku jatuh, Kak Lili sudah masuk kelas."

"Bagaimana tadi posisi jatuhmu?."

"Telentang, Ma, kepala belakang Sakura sakit." Sambil memegangi kepala bagian belakangnya.

Buru-buru saja Melati melepas hijab Sakura dan mengecek belakang kepala. Terlihat ada benjolan yang memerah, Melati segera memeluknya. Air matanya menetes namun segera dihapusnya. Dia mengatur napas supaya tetap tenang di depan Sakura.

"Setelah pulang Kak Lili sekolah kita mampir ke rumah sakit, ya?. Biar diperiksa Dokter lagi."

"Iya, Ma. Tapi Mama tidak akan memarahi teman-temanku 'kan? Nanti mereka tidak ada yang mau berteman denganku."

"Iya," sambil tersenyum menutup kembali kepala Sakura dengan hijab.

Jam pulang sekolah telah tiba, Melati dan kedua anaknya segera ke rumah sakit. Semoga semuanya akan baik-baik saja. Beberapa jam menunggu, hasil pemeriksaan kepala dan beberapa bagian luka pada Sakura sudah keluar. Hanya Melati seorang yang bicara dengan Dokter. Lili dan Sakura menunggu di depan sambil makan es krim.

"Bilang sama Kakak siapa teman-temanmu yang sudah mendorongmu sampai jatuh?," desak Lili.

"Kakak mau apa?," Sakura sangat takut jika Kakaknya akan membuat perhitungan seperti yang sudah-sudah.

"Kakak janji tidak akan macam-macam, asalkan kamu bicara jujur sama Kakak."

"Si kembar dan genknya, Kak."

"Sudah bisa Kakak tebak, pasti mereka yang berulah."

"Kakak sudah janji sama aku."

"Iya, kamu tenang saja." Karena kesal sudah termakan janji, Lili sudah tidak selera menghabiskan es krimnya dia pun melemparnya ke arah tong sampah yang ada di depannya.

Akan tetapi dia tidak hati-hati dan salah perhitungan hingga es krim itu mengenai seseorang.

" Ups," Lili menutup mulut dengan tangannya.

"Siapa yang buang es krim sembarangan?," tanya Dokter Langit pada Sakura dan Lili.

Kemudian Lili bangkit. "Maaf, Pak Dokter, aku yang salah. Aku tidak membuang sampah pada tempatnya."

Lili pun berinisiatif untuk mengambil sisa tumpahan es krim yang ada di lantai dengan tisu tapi Dokter Langit sudah meminta cleaning service yang lewat untuk membersihkannya.

"Boleh Pak Dokter minta tisunya? Karena pakaian Pak Dokter juga kena cipratan es krimnya."

"Maaf," sambil menyodorkan tisunya.

"Tidak apa-apa," lalu mengambilnya dan mulai membersihkan kemejanya.

Melati yang baru keluar dari ruangan Dokter langsung melihat pemandangan Lili yang berdiri menunduk di hadapan seorang Dokter. Melati setengah berlari menghampirinya.

"Ada apa, Kak?," Melati langsung bertanya pada putri sulungnya.

Dokter Langit sangat mengenali suara itu dan tidak akan pernah lupa dengan si pemilik suaranya. Dokter Langit segera menoleh dan benar saja, dia Melati.

"Tidak apa-apa, Mel, anakmu tidak sengaja melakukannya."

"Langit?," Melati menatap pria itu lalu pada Lili yang sudah memeluknya.

"Maaf, Bu."

Melati mengusap punggung Lili. "Tidak apa-apa."

"Kalian di sini?," tanya Viola yang berjalan melewati mereka.

"Iya," sahut Melati singkat.

"Tante Viola bekerja di rumah sakit ini?," tanya Sakura sambil berdiri.

"Iya, sayang."

"Siapa yang berobat di sini?."

"Aku, Tante." Jawab Sakura cepat.

Kemudian Viola menatap Melati dan dia tidak bertanya apa-apa lagi.

"Maaf, kami harus pamit."

"Iya, tapi sepertinya Mas Lingga tidak pulang ke rumahmu, Mel. Ibu minta di temani arisan."

Melati hanya mengangguk dan segera pergi membawa anak-anaknya.

"Tunggu, Dokter Viola!."

Viola yang sudah melangkah meninggalkan tempat itu harus menghentikan langkahnya karena Dokter Langit menahannya.

"Kenapa, Dokter Langit?."

"Suami Dokter Viola siapanya Melati? Karena kebetulan Melati tetangganya Mama."

"Dengan berat hati harus aku katakan, aku istri kedua dari suami Melati."

"Oh, oke."

Viola kembali melanjutkan langkah kakinya menjauh dari Dokter Langit. Dan pria itu menatap arah Melati dan anak-anaknya yang sudah tidak terlihat.

Kebahagiaan Melati tidak sepenuhnya dimiliki wanita dua anak itu. Apa yang harus dilakukannya? Meraih kembali cintanya Melati atau membiarkannya dan melihatnya terluka?.

Waktu sudah menujukkan pukul delapan malam, seperti yang dikatakan Viola. Mas Kalingga tidak pulang dan baru saja mengabarinya. Tidak masalah, karena dia tahu kondisi putrinya baik-baik saja. Hasil pemeriksaannya tadi sangat memuaskan.

"Mama belum tidur?," Lili menaruh kepalanya di atas pangkuan Mamanya yang duduk di sofa kamar mereka. Menatap Sakura yang sudah tidur pulas.

"Mama belum mengantuk, tadi juga Mama baru selesai merapikan setrikaan."

"Bukan menunggu Papa?," suara Lili bergetar dan matanya sudah berkaca-kaca.

"Papa pulang ke rumah Nini karena ada acara," Melati menundukkan pandangannya. Berhasil menangkap momen Lili menghapus air matanya sendiri.

Melati menggigit bibir bawahnya supaya tidak ikut menangis seperti Lili. Dia harus lebih kuat dari dan untuk kedua anaknya.

"Papa dan Tante Viola sudah menikah, ya?." Lili segera menutup mulut guna meredam tangisnya yang kian pecah.

Semakin kuat Melati menggigit bibirnya, tak kuasa menjawab pernyataan Lili yang jawabannya sudah diketahuinya.

"Maaf, Kak, kamu harus terlibat urusan orang dewasa. Maafkan Mama yang tidak bisa menutup rapat ini semua dari kamu dan Sakura."

Lili segera bangkit dan langsung memeluk Mamanya kala suara itu hilang berganti tangis. Melati begitu sedih dan rapuh tentang anak-anaknya bukan lagi tentang kehilangan sosok suaminya.

Mereka berpelukan untuk saling menguatkan satu sama lain.

"Maafkan, Mama, Kak."

"Mama tidak salah apa-apa, tapi Papa yang salah."

Melati menggelengkan kepala. "Papanya Kakak juga tidak salah, hanya saja kebahagiaan kita sedang diuji."

"Maafkan aku dan Sakura yang menahan Mama tetap berada di sisi Papa."

Anak sulungnya begitu dewasa dan semakin menyayat hati Sakura.

Bersambung

1
Jolanda Lengkey
dasar suami egois/Toasted/
R⁸
paling perceraian nya pun hasil rekayasa c viola.. biar aja dy kena azab.. mati saat melahirkan.. n sebelum mati dy mengakui dosa2nya
Daulat Pasaribu
suami gk ada otak,uda berhianat bisa bisa nya diceraikannya istrinya yg berkorban banyak
Mumtaz Zaky
jangan lupa viola akan ada balasan dari setiap perbuatan mu, cepat atau lambat...
R⁸
semoga yg kesuntik c ibu dajjal nya tuh.. udah lumpuh pun ga ada tobat nya.. masih aja mo jahatin menantu sah nya😒😤😤😤
Mumtaz Zaky
gila semua tu orang,, si ibu jg udah tinggal nunggu waktu mati doang geh, masih aja ngelakuin dosa,,, naudzubillah
Siti Sarifah
aku tegang bacanya
R⁸
sumpah ya.. ini valakor nya bener2 ga tau malu, ga punya hati n perasaan, n ga punya otak juga
R⁸
aiiihhh knp mau di anu2 siiihh
R⁸
Luar biasa
R⁸
semoga c lumpuh ga bakal hidup normal lagi, n sampai akhir hayat hatinya akan selalu sepi n tersia2
R⁸
laahhh c setaannn.. ga mikir apa, laki2 yg lo ributin itu sebelum nya milik anak istri sah nya.. bukan milik pribadi lo taaann😒
R⁸
perempuan jika sakit hati mungkin masih bisa memaafkan, tapi bila udah kecewa, seumur hidup pun luka itu masih akan tetap ada n terasa pedih nya
R⁸
othor typo🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
R⁸: masama thor
total 2 replies
R⁸
pede amat 😒
Kaylaa
lama2 njelehi si Kalingga
R⁸
ibu mertua jihiniim.. semoga azab mu dibenci anak cucu mu di masa tua mu
Mumtaz Zaky
kurang tegas
Mumtaz Zaky
sesuatu yg di dapat dari yg tdk baik,, hasil nya pun gak bakal baik jeng...
Linda Yohana
Bagus novelnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!