Tentang perjalanan hidup seorang gadis biasa saja. Hidupnya hambar dan tidak ada istimewanya. Dia, dulunya adalah gadis yang ceria Namun karena keadaan ceria itu hilang.
Manusia lain nggak pernah jahat, ia hanya menyalahkan dirinya sendiri.
Setiap hari yang ia rasakan adalah sepi dan hampa yang selalu menemani.
Ada banyak pertanyaan dalam kehidupan gadis itu.
Akankah Gadis itu perlahan akan menjawab banyak pertanyaan rumit di kepalanya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(33) Danger
Aruna sekarang duduk nyaman di pangkuan Rafael, menikmati momen tenang yang jarang mereka dapatkan. Rafael dengan lembut memeluk Aruna, memberikan rasa aman dan hangat yang membuat semuanya terasa lebih ringan. Di tengah dunia yang sibuk dan penuh tekanan, detik-detik seperti ini jadi tempat mereka bisa benar-benar hadir untuk satu sama lain, tanpa kata-kata berlebihan.
Aruna merasakan ketenangan yang dalam, seolah semua beban hilang ketika berada di pelukan Rafael. Ia tahu, Rafael bukan hanya kekasih, tapi juga sahabat dan pelindung yang selalu ada di sisinya. Rafael pun merasakan energi positif yang datang dari kehadiran Aruna di pangkuannya, seperti pengingat bahwa mereka tidak sendirian menghadapi apapun. Cinta dan pengertian mereka terpancar lewat sentuhan sederhana itu.
Momen ini bukan sekadar soal fisik, tapi juga emosional, tempat di mana keduanya bisa saling mengisi dan menguatkan tanpa perlu banyak bicara. Kadang, hanya dengan berada bersama dalam keheningan, mereka sudah cukup. Ini menegaskan betapa dalam dan kuatnya ikatan mereka, yang sudah melewati banyak suka dan duka.
Di saat Aruna ada di pangkuan Rafael, dunia seakan berhenti sejenak, memberikan ruang untuk kedamaian dan cinta yang tulus. Mereka tahu, dengan ada di sisi satu sama lain, apapun rintangan yang datang bisa dihadapi lebih mudah dan penuh keyakinan.
Aruna sangat menggemaskan ketika ada di pangkuan Rafael. "Kenapa, gugup?"
Aruna menggeleng. "Aku nggak biasa aja."
Rafael mendorong Aruna pelan sampai pojok sofa. "Sekarang, kamu harus terbiasa sayang."
Rafael mencium kening Aruna, sementara itu Aruna salah tingkah.
...•••...
Aruna salah tingkah saat dirinya waktu itu dipangku Rafael karena campuran rasa malu dan bahagia yang tiba-tiba muncul. Di pangkuan Rafael, Aruna merasa hangat dan aman, tapi hatinya juga berdetak lebih cepat karena kedekatan fisik yang membuatnya gugup. Biasanya Aruna penuh percaya diri, tapi kini ia merasa canggung dan sulit berkata-kata, tubuhnya pun jadi sedikit kaku.
Sikap Rafael yang lembut malah bikin perasaan Aruna makin campur aduk. Ia menatap Rafael dengan senyum malu-malu, mencoba menahan perasaan yang sulit diungkapkan. Momen ini jadi pengalaman baru bagi Aruna, di mana kedekatan sederhana berubah menjadi sesuatu yang membuatnya merasa spesial tapi juga sedikit kikuk.
Aruna merasa salah tingkah karena pangkuan Rafael menghadirkan kehangatan sekaligus getar-getar perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Salah tingkah Aruna bukan cuma soal rasa malu, tapi juga tanda bahwa hatinya terbuka menerima kehangatan dan cinta Rafael. Ia belajar menerima bahwa tidak apa-apa untuk menjadi rapuh dan manja sesekali, terutama kepada orang yang dia percayai. Momen sederhana ini jadi pengingat betapa pentingnya kehadiran seseorang yang bisa membuatmu merasa aman dan dicintai tanpa harus banyak kata.
Selain malu dan grogi, ada rasa bahagia yang sulit diungkapkan. Aruna menikmati momen kecil tapi penuh makna ini, saat ia merasa dihargai dan dicintai apa adanya. Rafael pun tahu, dengan memangku Aruna, ia sedang memberikan ruang bagi Aruna untuk melepaskan segala kekhawatiran dan ketegangan. Mereka berdua menikmati kehangatan fisik dan emosional itu, membuat hari yang biasa menjadi sangat istimewa.
Rafael benar-benar berbahaya untuk jantung Aruna, bukan karena dia penjahat atau jahat, tapi karena dia selalu sukses membuat Aruna salah tingkah dan deg-degan tak karuan. Setiap kali Rafael dekat, Aruna merasa detak jantungnya seperti lomba lari, susah diatur dan bikin dia kebingungan sendiri. Bahaya terbesar Rafael adalah bagaimana kehadirannya bisa mengacaukan pikiran Aruna yang biasanya tenang dan santai.
Rafael punya cara yang membuat Aruna jatuh hati semakin dalam, tapi juga bikin dia merasa gugup luar biasa. Dengan senyum manis dan tatapan hangatnya, Rafael bisa membuat Aruna tersipu dan kehilangan kata-kata. Apalagi saat Rafael memangku Aruna atau melakukan sentuhan lembut, Aruna langsung merasa detak jantungnya melonjak, dan dia pun keteteran, bingung harus bagaimana. Inilah “bahaya” Rafael yang sesungguhnya: dia menguras emosi dan energi Aruna, tapi dalam cara yang bikin Aruna semakin sayang tanpa bisa lepas.
Kalau dipikir-pikir, Rafael adalah racun manis buat Aruna. Ia bikin hati Aruna seperti naik roller coaster, kadang senang dan bersemangat, kadang malah gelisah dan salah tingkah. Bahkan, setiap kali berinteraksi dengannya, Aruna seperti terjebak dalam perasaan campur aduk terus, sampai susah membedakan antara bahagia dan grogi. Ini bikin orang yang melihatnya pasti bilang, “Hati-hati, Rafael itu bahaya buat jantung Aruna!”
Tapi yang lucu, meski Rafael ‘berbahaya’, Aruna justru makin penasaran dan ingin selalu dekat dengannya. Ia susah menolak pesona Rafael walau tahu semua itu bikin hatinya tak keruan. Rasanya kayak kecanduan yang indah, bikin hidup sehari-hari terasa penuh warna. Walau ada rasa gugup dan malu, Aruna tak bisa bohong bahwa Rafael membuat hidupnya jadi lebih bersemangat dan berarti.
Namun, di balik semua ‘bahaya’ itu, ada juga sisi Rafael yang bikin Aruna merasa sangat aman dan nyaman. Salah tingkah Aruna hanyalah tanda bahwa hatinya mulai terbuka dan percaya pada Rafael. Perasaan yang mengganggu tapi hangat ini jadi bukti bahwa cinta mereka nyata dan kuat, walau kadang bikin jantung Aruna berdebar kencang.
Jadi, Rafael memang berbahaya untuk jantung Aruna, tapi dalam arti paling manis dan penuh cinta. Dia mungkin bukan tipe yang mudah dipahami, tapi kehadirannya membuat Aruna belajar merasakan hal-hal baru: dari gugup sampai bahagia, dari salah tingkah sampai nyaman. Itu semua bagian dari perjalanan cinta yang penuh warna dan kehangatan.
Aruna memang nggak bisa lagi menyembunyikan rasa cintanya ke Rafael. Setiap kali dia lihat Rafael, hatinya langsung deg-degan, wajahnya memerah, dan senyum manisnya nggak bisa disembunyikan. Aruna merasa perasaannya sudah terlalu besar untuk ditahan sendiri, dan tiba-tiba dia sadar, kenapa harus menunggu? Kalau dia yang duluan mencium Rafael, itu juga bisa jadi cara menyatakan cintanya secara langsung dan manis.
Saat mereka duduk berdua dalam suasana santai, Aruna merasa ada keberanian baru yang membara di dalam dirinya. Tanpa sadar, ia membalikkan posisi, tiba-tiba ada di dekat Rafael—pandangannya tak bisa beranjak, dan jantungnya berdebar kencang. Dengan langkah pelan tapi pasti, Aruna mencondongkan tubuhnya ke arah Rafael, dan dalam detik yang berharga itu, dia yang mencium duluan bibir Rafael.
Momen itu tidak hanya mengejutkan Rafael tapi juga menunjukkan betapa tulus dan beraninya Aruna mengekspresikan perasaannya. Rafael terdiam sesaat, lalu melembutkan wajahnya dan membalas dengan penuh kehangatan. Rasa malu yang tadi dirasakan Aruna langsung terobati dengan dekapan hangat Rafael yang membuat perasaannya meledak-ledak bahagia.
Aruna yang dulu selalu ragu untuk menunjukkan perasaannya kini menemukan bahwa dengan keberanian, ia bisa menyatakan cinta tanpa takut ditolak. Dia menyadari betapa indahnya menjadi sosok yang membuka jalan dalam hubungan mereka, bukan hanya menunggu giliran. Keberanian Aruna itu membuka bagian baru dalam kisah mereka, penuh dengan kehangatan dan kenyamanan yang sebelumnya hanya didambakan.
Selain itu, tindakan Aruna yang duluan mencium Rafael juga membuat hubungan mereka jadi semakin erat dan penuh gairah. Rafael yang biasanya tenang pun jadi lebih ekspresif dan terbuka. Mereka mulai sering berbagi kata manis, tawa, bahkan kebiasaan kecil yang membuat hati mereka makin terikat. Aruna pun merasa semakin percaya diri dan bahagia karena cintanya yang selama ini terpendam akhirnya bisa tersampaikan dengan cara yang paling alami.
Aruna yakin cinta itu nggak harus selalu diam dan disembunyikan. Kadang, keberanian untuk mengambil langkah pertama justru membawa kebahagiaan besar yang tak terduga. Aruna pun semakin yakin kalau bersama Rafael adalah keputusan terbaik, dan cintanya layak diperjuangkan dengan sepenuh hati.