Story Of Naura

Naura masuk kedalam restoran tersebut menengok kekanan dan kekiri mencari keberadaan Riri.

Tak jauh dari tempat Naura berdiri, Sean memandangnya dengan mata nyalang melihat penampilan Naura. Sean menjadi kesal sendiri saat melihat hampir semua mata pria yang ada disini terlihat tengah memperhatikan kecantikan naura. Sean menjadi tak rela jika ada pria lain yang memberi tatapan kagum pada wanitanya. ya Naura adalah wanitanya, miliknya fikir Sean.

Riri yang dari jauh sudah sangat hapal dengan sosok sahabatnya Naura langsung berteriak memanggil sahabatnya tesebut hingga mereka menjadi pusat perhatian.

"Ra....." pekik Riri bangkit dari duduk nya lalu menghampiri Naura. Mereka bertingkah seperti anak kecil,berpelukan setelah itu melompat lompat kegirangan sembari berpelukan. Tanpa menghiraukan orang sekitar yang menatap mereka.

"Aku sangat merindukanmu" ucap Riri memeluk Naura.

"Akupun sangat sangat merindukanmu" ucap Naura membalas pelukan Riri.

Tanpa Naura sadari Sean dan rekan kerja Sean sudah berdiri tepat dibelakangnya.

Naura terkejut saat mendengar suara yang sangat tak asing di telinganya. Namun Naura tetap berusaha tenang, perlahan membalikan badannya. Dan seperti dugaan nya, pemilik suara tersebut adalah Sean. Naura tersenyum lalu sedikit membungkukkan tubuhnya tanda menghormati Sean.

Gawat, kenapa perasaanku menjadi tidak enak. Semoga saja dia tidak marah. gumam Naura

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sean Dingin dengan sorot mata tajam

"Saya disini bertemu dengan teman saya Tuan, saya minta maaf karna saya lupa untuk meminta izin dari anda" jawab Naura dengan kepala menunduk

"Ra apa kau mengenal pria ini? kenapa kau menyebutnya tuan, apa dia...??" tanya Riri penasaran.

"Aku bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediamannya Ri" jawab Naura menatap dalam mata Riri lalu mengangguk seolah menjawab. "iya Ri dia orangnya."

Jawaban Naura atas pertanyaan Riri membuat Sean, Riri bahkan rekan kerja Sean tercengang mendengarnya.

Oh... jadi ini pria Yang diceritakan oleh Naura. batin Riri

Wanita yang sangat cantik. batin Rekan kerja Sean

Apa dia malu mengakui aku sebagai suaminya? sial..!! Rasanya aku ingin sekali mencongkel mata mata pria pria yang menatapnya. batin Sean

"Kenalkan saya Jefry nona!" ucap Rekan kerja Sean mengulurkan tangannya.

Jefry menarik kembali tangannya saat merasa Naura tidak membalas jabatan tangannya.

"Dimana kau menemukan wanita secantik ini Tuan?" tanya Jefry kepada Sean masih dengan senyum manisnya kepada Naura.

Kenapa suasana disini terasa sangat tegang. aku yakin wanita ini bukan hanya Sekedar Art Dirumah Sean. batin Jefry

"Kau sangat cantik nona, sangat disayangkan kalau wanita secantik dirimu hanya menjadi seorang asisten rumah tangga. Kau bisa datang padaku bila kau merasa bosan bekerja pada Tuan Sean, saya akan memberikan anda pekerjaan yang bagus di kantor saya. ucap Jefry memberikan kartu namanya pada Naura.

Sean yang mendengar ucapan Jefry rekan kerja nya menjadi bertambah emosi.

Dengar kasarnya Sean menarik tangan Naura membawanya keluar dari restoran tersebut.

"Tuan, kau menyakitiku." ucap Naura berusaha melepas tangan Sean yang memegang pergelangan tangannya dengan sangat erat.

Sean yang sudah merasa sangat kesal seolah tak mendengar ucapan Naura, terus berjalan menuju mobilnya. Membuka pintu mobil lalu mendorong Naura masuk kedalam mobil.

"Bumm"

suara pintu mobil ditutup dengan sangat keras.

"Ra... ra... tunggu." pekik Riri berusaha mengejar Naura namun sayang mobil Sean sudah melaju dengan sangat kencangnya meninggalkan restoran.

Seperti nya kau tidak menyadari bahwa pria itu sebenarnnya menaruh perasaan padamu Ra. Hemm.. Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk padamu Ra. gumam Riri melihat mobil yang ditumpangi Naura semakin menjauh.