NovelToon NovelToon
"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: PrinsesAna

Kisah menakjubkan tentang perpindahan Jiwa seorang Ratu Mafia ke dalam Tubuh seorang Gadis Cupu yang diabaikan dan direndahkan oleh keluarganya.
Gadis Cupu itu terus-menerus dianggap tidak berarti oleh keluarganya.
Namun semua hinaan dan pandangan meremehkan itu tak pernah mempu mematahkan semangat nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PrinsesAna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Pagi itu, Ara terbangun dengan perasaan berbeda. Hari ini terasa istimewa baginya, membuatnya tak sabar melihat reaksi semua orang nanti. Setelah bangun, Ara segera mandi untuk bersiap menghadiri acara ulang tahun sekolahnya. Usai mandi, ia mengenakan dress yang kemarin dibelinya bersama sahabatnya. Dress tersebut sangat pas di tubuh Ara, berpadu dengan kulitnya yang seputih susu, sehingga membuatnya terlihat begitu cantik.

Ara mulai merias wajahnya. Walaupun ia adalah ketua mafia dan jarang memakai makeup, bukan berarti ia tidak pandai melakukannya. Ara hanya memoles makeup tipis-tipis di wajahnya. Rambutnya disanggul rapi, menyisakan beberapa helai di sisi kanan dan kiri wajahnya, sehingga memperlihatkan leher jenjangnya yang putih. Ia mengenakan heels setinggi lima sentimeter dan membawa tas kecil berwarna hitam untuk menyimpan ponselnya.

“Perfect,” ucap Ara sambil memandang pantulan dirinya di cermin. Ia segera turun ke lantai bawah, yang ternyata sudah sepi; sepertinya semua orang telah berangkat lebih dulu. Hari ini, Ara memilih menggunakan mobil Ferrari keluaran terbaru yang dikirim oleh sekretarisnya. Setelah berpamitan dengan Bi Ina, Ara melajukan mobilnya.

BRUMM! BRUMMM!

Mobil Ara memasuki pekarangan sekolah dan langsung menjadi pusat perhatian semua orang. Mobil yang ia bawa adalah keluaran terbaru dengan harga fantastis, membuat banyak siswa berbisik: “Gila, keren banget mobilnya!” “Gue yakin, pasti orang yang punya mobil ini tajir banget.” “Cewek atau cowok, ya? Kok belum keluar?”

Ara duduk tenang di dalam mobil sambil menunggu sahabatnya. Ia tersenyum kecil mendengar obrolan mereka tentang mobilnya. Tak lama, para sahabat Ara tiba dengan mobil-mobil mewah mereka dan parkir di sebelah mobil Ara. Setelah merasa cukup, mereka turun dari mobil masing-masing secara bersamaan, termasuk Gio dan Lucas.

“Anjir, beneran si Ara!” “Woi, bidadari, mak!” “Gila, cakep semua! Apalagi Ara sama Gio!”

Gio pun tak bisa menyembunyikan keterpanaannya. Penampilan Ara yang begitu cantik membuat jantungnya berdebar kencang.

"Daebak, cantik banget lo, Ra," ucap Manda yang sudah berdiri di dekat Ara, begitu juga yang lainnya.

"Huaa, Ara cantik banget," ucap Nabila sambil menatap kagum ke arah Ara.

"Gimana, semuanya udah beres kan, Bang?" tanya Ara kepada Darren.

"Udah, baby girl," jawab Darren sambil mengelus pipi Ara. Gio pun dibuat panas oleh Darren. Gio yang tak terima berpindah berdiri di sisi Ara.

"Mommy katanya kangen sama kamu. Bentar lagi Mommy juga datang," ucap Gio kepada Ara.

"Iya, nanti aku temuin Mommy," jawab Ara.

"Semua udah beres, tinggal nunggu waktunya aja. Udah diatur sama Kenzo, dibantu Varo, Azka, El, sama Lucas. Jadi, adek abang tenang aja, oke," ucap Darren.

"Makasih, Bang. Makasih juga semuanya," ucap Ara menatap mereka dengan tulus.

"Kan kita sahabat, udah pasti bakalan bantu lo, Ra," ucap Jessika, diangguki mereka semua.

"Sekarang kita ke dalam yuk, bentar lagi acaranya mulai," ajak Manda, dan mereka semua mengangguk.

Ara berjalan paling depan dengan Gio yang menggenggam tangannya. Awalnya Darren ingin protes, tapi setelah diyakinkan Ara, ia pun pasrah. Di belakang Ara, Darren berjalan dengan Risa, Kenzo dengan Jessika, Manda dengan Azka, Nabila dengan El, sedangkan Varo dengan Lucas. Mereka pun menjadi pusat perhatian, terutama Gio dan Ara.

"Cocok banget ya mereka berdua." "Sayang banget, padahal mau dijadiin mantu." "Keren banget mereka, apalagi yang paling depan."

Bisikan warga sekolah terdengar di sekitar mereka.

Mereka sampai di aula sekolah yang ternyata sudah banyak yang hadir, termasuk keluarga Ara beserta inti Bruiser lainnya. Semua terpana melihat penampilan Ara, kecuali Vania yang sudah panas dan kesal.

"Kamu cantik, Dek. Maafin abang, Dek. Habis ini abang bakalan minta maaf sama kamu. Maaf selama ini abang selalu diam," ucap Arka dalam hati menatap sendu Ara.

"Sial, harusnya gue yang jadi bintang hari ini. Awas aja lo, Ra," ucap Vania dalam hati sambil mengepalkan tangannya.

Ara yang melihat keluarganya sudah ada di situ hanya bersikap cuek dan melewati mereka tanpa berniat menyapa. Ara dan para sahabatnya segera duduk di kursi yang tak jauh dari keluarga Ara.

"Keren banget ya mereka. Jadi iri gue," ucap Alvin yang iri melihat kekompakan Ara dan sahabatnya, apalagi Lucas dan Gio yang juga bergabung dengan Ara.

"Iya, apalagi si Ara sama Gio. Serasi banget mereka. Tuh, si Lucas kayaknya seneng banget sama mereka sampai kita dilupain," timpal Ryan yang sedikit sedih karena persahabatan mereka hancur.

"Cih, dasar caper," ucap Arga menatap sinis ke arah Ara dan sahabatnya.

"Gue kenapa? Kenapa gue gak rela Ara deket sama cowok lain," ucap Gavin dalam hati yang panas melihat Ara dan Gio.

Sedangkan Arka hanya diam saja. Abraham dan Elmira juga diam, karena tak mau membuat keributan.

"Selamat siang semuanya, dan selamat datang di acara ulang tahun SMA Garuda," ucap pembawa acara.

"Baiklah, mari kita sama-sama mendengar sedikit arahan dari kepala sekolah SMA Garuda. Kepada Bapak, dipersilakan," lanjut pembawa acara.

"Selamat siang semuanya. Di sini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang sudah berkenan hadir di acara sekolah ini. Untuk para murid, terima kasih juga karena kalian sudah ikut berpartisipasi dalam acara ini. Baiklah, saya tidak ingin membuang waktu karena begitu banyaknya acara kita hari ini. Dan juga, hari ini adalah hari di mana pemilik sekolah akan membuka identitasnya yang selama ini tersembunyi, tapi nanti di akhir acara. Baiklah, terima kasih atas perhatian semua, dan selamat menikmati acara," ucap kepala sekolah, lalu segera turun kembali ke tempat duduknya.

"Baiklah, mari kita bersama-sama melihat penampilan murid SMA Garuda," ucap pembawa acara.

Setelah berbagai hiburan ditampilkan, kini tiba giliran Ara, Gio, dan Risa.

"Selanjutnya, penampilan terakhir sebelum kemunculan pemilik sekolah ini. Saya persilakan Ara, Gio, dan Risa untuk naik ke atas panggung," ucap pembawa acara sambil mempersilakan mereka bertiga. Sorak-sorai pun terdengar karena yang tampil adalah Gio, cowok yang dikenal sulit didekati, serta Ara dan Risa yang terkenal dingin dan pendiam.

Ketiganya naik ke panggung dengan percaya diri. Risa duduk di kursi dengan gitar yang sudah disiapkan, sementara Gio dan Ara berdiri di depan. Mereka membawakan lagu duet Rossa dan Afgan berjudul Kamu yang Kutunggu.

Risa mulai memetik gitar, kemudian Gio membuka bait pertama lagu dengan suara merdunya:

"Telah kutemukan, Yang aku impikan, Kamu yang sempurna."

Dilanjutkan dengan suara Ara yang tak kalah memukau:

"Ho, segala kekurangan, Semua kelemahan, Kau jadikan cinta."

Mereka melanjutkan duet dengan harmoni yang indah:

"Tanpamu, Aku tak bisa berjalan, Mencari cinta sejati, Tak kutemukan.

Darimu aku bisa merasakan Kesungguhan hati, Cinta yang sejati.

Karena mu Dikirim Tuhan Untuk melengkapiku, Tuk jaga hatiku.

Karena mu Hasrat terindah Untuk cintaku, Tak cemas, kupercaya kamu.

Karena kau jaga tulus Cintamu. Ternyata, Kamu yang kutunggu."

Duet mereka berhasil memikat perhatian semua penonton. Suara Gio dan Ara yang sama-sama indah, ditambah alunan gitar Risa, membuat suasana semakin syahdu. Banyak yang terhanyut dalam lagu tersebut.

"Dad, suara calon mantu kita bagus banget, ya," ujar Daisy kepada suaminya.

"Iya, Mom. Mereka terlihat sangat serasi. Jarang-jarang anak kita mau tampil," jawab Baskara dengan senyum.

"Iya, Dad. Mommy bangga banget sama mereka berdua," Daisy menambahkan dengan penuh kebahagiaan.

Setelah lagu selesai, tepuk tangan meriah memenuhi ruangan. Gio dan Ara saling bertatapan selama bernyanyi, dan entah mengapa jantung Ara berdebar-debar. Begitu pula dengan Gio, yang merasa ada sesuatu yang berbeda saat menatap Ara.

Ketiganya kembali ke tempat duduk mereka setelah penampilan selesai.

"Baiklah, sekarang saat yang kita semua tunggu-tunggu, yaitu perkenalan langsung dari pemilik sekolah ini. Tanpa menyembunyikan identitasnya, saya juga sangat terkejut karena ternyata pemilik sekolah ini adalah salah satu murid SMA Garuda," ucap kepala sekolah, membuat semua orang terkejut.

Bisikan mulai terdengar di antara para penonton. "Siapa, ya? Gila banget kalau benar dia sekolah di sini." "Jangan-jangan gue pernah ngebully dia. Bisa habis gue."

Baik guru, wali murid, maupun murid-murid semuanya penasaran.

"Baiklah, mari kita sambut pemilik SMA Garuda yang juga murid di sini. Saya persilakan kepada... Arabella Lovania Anderson," ucap kepala sekolah dengan lantang.

Semua orang terdiam dan melotot kaget. Tidak ada yang menyangka bahwa Ara adalah pemilik sekolah tersebut.

DEG

Keluarga Ara pun terkejut saat mengetahui bahwa Ara adalah pemilik sekolah ini. Bagaimana mungkin? Vania juga tak kalah terkejut.

"Sial! Gimana bisa? Sial, sial! Kenapa lo selalu di atas gue?" gumam Vania dalam hati sambil menahan amarahnya.

Sementara itu, Ara sudah berdiri dan berjalan naik ke atas panggung. Dengan wajah datar dan dingin, namun tetap terlihat elegan, ia melangkah mantap. Kepala sekolah menyambutnya dengan bersalaman dan mempersilakan Ara untuk berbicara.

"Terima kasih, Pak," ucap Ara sopan.

"Sama-sama, Nona Ara," jawab kepala sekolah sebelum kembali ke tempat duduknya.

Ara memandang semua orang yang tampak terkejut dengan fakta ini. Tatapannya berhenti pada keluarganya, yang jelas-jelas menunjukkan keterkejutan di wajah mereka.

"Baiklah, saya tidak ingin membuang waktu. Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya mengapa saya menyembunyikan identitas saya. Jawabannya, saya punya alasan sendiri. Di sini, di hadapan semua orang, saya ingin mengatakan bahwa nama saya Arabella Lovania. Saya tidak lagi menggunakan marga Anderson. Saya melepaskan nama Anderson dari nama saya. Selama ini saya lelah berharap kasih sayang dari kedua orang tua saya. Mulai sekarang, saya memutuskan untuk tidak lagi mengganggu mereka atau putri mereka, Vania, anak yang mereka pungut," ucap Ara dengan tatapan dingin tanpa sedikit pun menunjukkan emosi kepada keluarganya.

Deg.

Keluarga Ara terkejut. Ara benar-benar memutus hubungan dengan mereka di hadapan semua orang. Abraham dan Elmira merasa malu dengan sikap Ara yang membuat semua orang memandang mereka dengan tidak suka.

"Oh iya, satu lagi. Saya ingin memberikan hadiah spesial untuk kalian semua, terutama untuk keluarga saya... ups, maaf, maksud saya mantan keluarga. Anggap saja ini hadiah terakhir dari saya untuk kalian," ucap Ara dengan nada sinis.

"Sekarang," ucap Ara melalui earphone yang terhubung dengan Kenzo.

Tiba-tiba, layar besar di ruangan itu menampilkan video Vania sedang bercumbu dengan beberapa pria dewasa. Tak hanya itu, rekaman lain menunjukkan rencana Vania untuk menghancurkan keluarga Ara dan melenyapkan Ara. Ada juga bukti bahwa Vania yang menyebabkan Ara koma, serta fakta bahwa Vania ternyata masih memiliki orang tua kandung dan berasal dari keluarga Davinchi.

Deg.

Wajah Vania pucat pasi. Semua kebusukannya terbongkar. Tubuhnya bergetar hebat saat semua orang memandangnya dengan penuh kebencian. Keluarga Ara pun tak kalah terkejut melihat bukti-bukti yang ditampilkan.

PLAKK! "DASAR WANITA TAK TAHU DIRI! KARENA KAMU, KELUARGA SAYA HANCUR!" teriak Elmira sambil menampar Vania dengan air mata mengalir deras.

PLAKK! "BERANI-BERANINYA KAMU MENIPU SAYA, ISTRI SAYA, DAN KELUARGA SAYA!" ucap Abraham sambil menampar Vania dengan penuh emosi.

PLAKK! PLAKK! Tamparan pun datang dari Arga dan Arka.

"KARENA LO, GUE JADI NYAKITIN ADEK GUE!" teriak Arga dengan penuh penyesalan.

"DASAR JALANG!" ucap Arka dingin.

"JIJIK GUE LIAT LO! DASAR MUNAFIK, DASAR JALANG!" teriak Gavin dengan penuh amarah.

Vania yang panik mencoba membela diri, "Gak, ini gak bener! Ara cuma fitnah aku! Kalian jangan percaya! Hiks... hiks..."

Dengan langkah tergesa, Vania naik ke atas panggung, berniat menyerang Ara. Namun Ara tetap tenang, berdiri tanpa rasa takut.

"Aku tahu Kakak benci sama aku, tapi gak harus Kakak fitnah aku kayak gini! Hiks... hiks..." ucap Vania terisak.

"Gue benci lo. Gak salah, kan? Bukannya lo yang benci gue duluan? Semua udah selesai, jadi lo gak usah lagi membela diri. Gue udah pernah kasih lo peringatan, tapi lo gak denger. Sekarang terima aja akibatnya. Gue udah kasih lo bahagia beberapa hari ini, gue juga biarin lo bermain-main. Jadi sekarang giliran gue dong," ucap Ara dengan seringai licik kepada Vania.

Semua orang yang ada di sekitar bergidik ngeri melihat ekspresi Ara. Ara lalu memberikan kode kepada para mafioso yang sudah ia tugaskan berjaga di sekolah. Salah satu mafioso berbadan kekar maju dan segera memegang tangan Vania. Vania yang merasa tidak terima langsung memberontak.

"Lepasin gue! Apa-apaan ini?! Bunda, Ayah, Abang, bantuin aku!" seru Vania sambil meminta bantuan kepada Abraham, Elmira, serta Arga dan Arka. Namun, mereka hanya menatap Ara dengan ekspresi sendu tanpa berbuat apa-apa.

Ara yang mulai muak dengan keributan itu langsung memukul tengkuk Vania hingga ia pingsan. Tanpa membuang waktu, mafioso itu segera membawa Vania ke markas.

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Deyana: Makasih ya kak..
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Ceritanya dapet banget.
Deyana: thanks banget kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!