{ cerita ini lanjutan dari " Tiba-tiba Jadi Gadis Petani" } ....
Tiba-tiba saja jiwa Eleanor di pindahkan ke dunia paralel lain. Ia menjadi gadis miskin yang lemah dan sakit-sakitan. Kedua orang tua gadis tersebut tidak bisa membawanya kerumah sakit karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.
.
.
.
"Eh.. dimana aku bukankah aku sedang menikmati hidup mewah ku" gumam eleanor saat ia ia membuka matanya ia sudah berada dalam gubuk reyot..
.
.
.
ini hanya cerita santai tidak banyak konflik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua belas
Saat sampai di luar kedua orang tuanya juga sudah bersiap, sedangkan Bastian juga sudah selesai dengan tas sandang yang besar di punggungnya, mungkin itu berisi pakaian selama seminggu di asrama.
Ayahnya juga sudah memanaskan mesin motor yang ia sewa semalam kepada pak kades, jadi hanya menunggu dirinya saja.
Saat ia keluar dari kamar semua mata melihat ke arahnya, dengan kebingungan melihat dandanannya Lea.
" Kak Lea mengapa kamu menutupi wajah mu juga pakai kacamata." Ucap Bastian saat melihat kakak nya.
"Ini adalah style baru." Ucap Lea santai lalu ia menghampiri ibunya sambil memeluknya.
"Ibu aku berangkat dulu, kamu jangan bekerja terlalu lelah, sering-sering lah minum air putih saat aku tidak ada. Dan jangan terlalu berhemat bu uang bisa kita cari." Ucap Lea kepada ibunya itu. Karena air putih adalah air spiritual yang sudah ia encerkan, ia juga meneteskan air suci kedalam air sumur di rumahnya. Melihat ibunya yang tidak tega membelanjakan uang untuk dirinya sendiri hatinya sakit, ibunya terlalu pelit untuk dirinya sendiri.
" Is! Mengapa kamu yang cerewet seharusnya aku yang menasehati mu, saat sampai di kota kamu harus jaga kesehatan, juga jauhi teman yang tidak baik padamu, pandai-pandailah memilih teman nak, aku tidak ingin kejadian setahun yang lalu terjadi lagi." Ucap bu Ning kepada Lea.
" Ibu..." Ucapan Lea terpotong oleh bu Nining dengan melototkan mata kepadanya " apa!, kalau Tian tidak mengatakannya kepada kami, kamu pasti memendam semuanya, jika ada masalah ceritakan kepada kami, selaku orang tuamu." Ucap bu Nining.
"Iya ibu maafkan aku, oh ya ibu aku berangkat dulu, aku hampir telat." Ucap Lea ia berjalan ke arah ayahnya ia tidak mau ibunya banyak bicara lagi tentang kejadian tahun lalu, karena ia bukan lagi Putri, sedangkan Bastian mengekor di belakangnya mengikutinya.
Lalu mereka berdua duduk di atas motor, ayahnya membonceng mereka berdua. Lea duduk di belakang Bastian di tengah-tengah sedangkan tas besar Bastian di taruh didepan.
"Jangan lupa makan sarapan saat disekolah, ibu sudah memasukkannya kedalam tas Bastian, dan hati-hati jangan terlalu kencang membawa motor." sorakan bu Nining karena motornya sudah berjalan.
" Iya ibu." Jawan Lea juga berteriak supaya ibu nya dengar suaranya.
Tidak lama setelah itu mereka bertiga sampai di sekolah Bastian pukul 06.30 ayah Dadang mengantarkan Bastian sekolah terlebih dahulu setelah itu baru ia juga mengantarkan Leanor ke sekolahnya.
Mereka datang terlalu pagi anak-anak pada belum datang, jadi mereka berdua langsung masuk kedalam kantor kepala sekolah yang baru saja datang.
Tok....
Tok...
" Masuk " ucap seseorang di dalam ruangan " siapa yang pagi-pagi sekali sudah bertamu." Gumam kepala sekolah karena kalau guru yang datang mereka pasti memanggil dari luar, tapi kalau pintunya di ketuk pasti ada tamu yang datang.
Clek!
Bunyi pintu terbuka lalu masuk pak Dadang di susul oleh Leanor di belakangnya.
" Selamat pagi pak!, maaf mengganggu waktu pagi mu saya Dadang Ayahnya Leanor Putri Ningsih." Ucap Pak datang dengan sopan.
"Pak Dadang sudah lama tidak ketemu, bagaimana kabar Putri apa dia sekolah hari ini, kalau ia tidak dapat lagi mengikuti sekolah lagi terpaksa ia harus mengulangi lagi tahun depan." Ucap pak kepsek kepada pak Dadang.
"Iya, putri saya memang sekolah hari ini dan maaf sudah merepotkan bapak selama ini, dan juga terimakasih sudah memberikan waktu untuknya istirahat dirumah selama ia sakit." Ucap pak Dadang lagi.
" Bagus lah kalau ia datang sekolah hari ini, bagaimana mana lagi kalau saya pribadi pasti mengizinkannya cuti sampai sembuh, tapi pihak atas tidak bisa mentolerir lagi, entah siapa yang melaporkan ke pihak atas masalah putri pak Dadang, takutnya ada juga yang iri hati karena saya memberikan cuti panjang khusus untuk putri, jadi karena itu saya sangat cemas." Ucap kepala sekolah lagi dengan sungguh-sungguh.
" Tidak apa-apa pak kami dari pihak keluarga juga paham masalah yang di hadapi oleh bapak, makanya hari Lea sekolah, karena ia tidak mau mengulangi sekolahnya tahun depan." Ucap pak Dadang.
"Lalu dimana dia." Kata kepala sekolah lagi tidak melihat putrinya pak Dadang ia hanya melihat seorang gadis yang mengikuti pak Dadang dari belakang, tapi kepala sekolah tidak yakin bahwa itu adalah Putri.
" Selamat pagi pak!, saya adalah Leanor Putri Ningsih, apa bapak tidak melihatku berdiri disini." Ucap Lea dengan sopan juga sedikit kesal.
"Maaf, aku kira kamu bukan putri habisnya kamu tertutup semua, apakah kamu sudah sehat sekarang tapi bulan lagi kamu akan melaksanakan ujian akhir, jangan sampai kamu ketinggalan mata pelajaran lagi." Ucap Kepala sekolah kepada Leanor
" Saya sudah sehat pak, oh ya pak mulai sekarang panggil saja saya Lea, saya akan berjanji untuk belajar sungguh-sungguh ke depannya sebelum ujian akhir tiba." Ucap Lea menyakinkan kepala sekolah.
"Iya, kamu benar harus sungguh-sungguh belajar karena kamu sudah banyak ketinggalan pelajaran, kamu boleh masuk kelasmu aku masih ingin berbicara dengan ayah mu." Ucap kepala sekolah kepada leanor.
"Iya pak, saya dirumah juga sempat belajar pak!, saya yakin masih bisa mengejar mata pelajaran yang saya tinggalkan, kalau begitu saya pamit keluar pak." Ucap Lea dengan sopan juga jujur.
"Baguslah kalau kamu menyempatkan belajar di rumah, keluarlah aku masih ingin berbicara dengan ayahmu." Ucap kepala sekolah kepada Lea.
Kemudian Lea keluar dari ruangan kepala sekolah setelah pamit kepada ayahnya. Saat sampai diluar sekolah sudah rame kedatangan anak-anak sekolah lainnya. Karena Leanor cukup lama berada di ruangan kepala sekolah jadi ia langsung masuk kedalam kelasnya.
Saat sampai di kelas teman kelasnya sudah banyak yang masuk, termasuk teman sebangku yang bernama Ririn Amelia dan Adelia Syah duduk di belakang bangkunya, mereka berdua adalah sabahat Putri dulu semasa sekolah selain Vita masa kecilnya karena dari desa yang sama.
Leanor masuk kedalam kelas,teman sekelas yang tadinya ribut hening ketika semuanya melihat Leanor masuk dalam kelas dengan jalan yang mantap.
Banyak yang bertanya-tanya siapa murid perempuan yang masuk kedalam kelas mereka, apa anak baru banyak siswa lain yang menganggap Leanor siswi baru dikelas mereka.
"Siapa dia!, apa dia anak baru apakah masih ada yang menerima anak pindahan sebentar lagi kita mau ujian." Ucap salah satu siswa.
" Seperti dia sangat cantik, lihatlah kulitnya sangat mulus dan putih walau pakai kacamata dan wajahnya sedikit tertutup oleh masker, masih terlihat cantiknya." Ucap salah satu teman sekelas perempuan.
cerita nya tidak bertele2 , FL nya jga gak menye2 pokoknya recommended dah.
untuk author nya semangat terus dalam berkarya.
dan kalau bisa terus crazy up ya author.