"Kamu mau ngapain den?"Tubuh Novi bergetar hebat melihat Jonatan Lim anak yang dulu pernah diasuhnya berada diatas tubuhnya."Aku mau makan kamu mbak!!"****
Novi Kumala ayu wanita yang sering disebut perawan tua di kampungnya terpaksa menikah dengan berondong muda yang ternyata adalah anak yang dulu pernah dia asuh saat bekerja dirumah tuan William Lim.
Novi bahkan baru sadar kalau yang dia nikahi adalah tuan muda Jonatan lim setelah mereka sah menjadi suami istri.Mereka menikah karena desakan dari warga yang mengira Novi dan Nathan akan melakukan hal yang iya-iya.
bagaimana kehidupan Novi setelah menikah?akankah Novi bahagia hidup bersama lelaki berondong yang bahkan dia dulu yang menemani tumbuh kembang lelaki itu.
kepoin ceritanya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibah Ibah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
"Cit"
Nathan tiba-tiba mengerem membuat tubuhku menubruknya.
Reflek aku mencubit keras pinggangnya.
"Sengaja ya?" tegur ku kesal,aku sejak tadi sudah membuat jarak sejauh mungkin dari dia.tapi dia tiba-tiba mengerem mendadak.tentu aku sangat kesal.
Suaraku sudah naik tujuh oktaf saat mengatakannya,geram sekali rasanya.
"Tadi minta berhenti?"kekeh Nathan.Memang sih aku yang meminta dia jangan ngebut.Tapi tidak mengerem mendadak juga,kan bisa pelan-pelan.Tubuh kami jadi begitu dekat karena dia mendadak mengerem.
"Ya salah sendiri naik motor kayak balapan,saya belum menikah ini,jadi jangan hantar saya ke surga dulu" sungut ku.
"Dari tadi ngebut aja,lihat teman kamu ketinggalan jauh" Ucapku lagi.
Sejak awal naik aku memang tak berpegangan pada Nathan,jadi
aku dari tadi terus menggerutu karena dia mengendarai sepeda sangat cepat,aku minta berhenti malah ngerem mendadak.
"mau nya apa sih anak kecil ini?' kesal ku dalam hati.
Aku terus menggerutu,namun tiba-tiba Nathan meraih tanganku melingkarkan diperutnya.
Entah kenapa tiba-tiba jantungku dag Dig dug tak karuan,wajahku memerah.
"Masak sih aku deg degan sama bocah?ingat umur Novi,kamu nggak lagi di fase pacaran,tapi cari jodoh" batinku mengingatkan diri.
Aku lalu menarik tanganku dari perut Nathan,tak maulah jantungku deg deg an lagi.
Nathan melirikku tak suka saat aku menjauhkan tanganku dari perutnya.
"Aneh sekali bocah ini"
batinku lagi.
Dia kembali meraih tanganku dan memintaku berpegangan pada tubuhnya.
"Nanti jatuh"ucapnya datar.
Aku lagi-lagi speechless dengan tingkahnya,aku tak asing dengan sikap ini.
Aku memilih berpegangan di bahunya,
Nathan terlihat menghembuskan nafas kasar.
"Apa sih maksudnya anak kecil ini,dia senang gitu di peluk wanita asing?aneh!"
batinku lagi.
Akhirnya kami sampai dirumah saat Adzan Maghrib berkumandang.
Ibu yang melihatku dibonceng lelaki tersenyum sangat senang sekali.
"Apa sih maksud ibu?gak jelas banget" batinku.
"Ini pacar baru kamu Nov?ganteng banget,pantes aja nggak pulang-pulang"
ucap ibu.
Aku melihat Nathan tersenyum malu-malu saat ibu menggodaku.
"Apa maksudnya coba?geli banget rasanya pacaran sama bocah seperti dia hii"
Aku bergidik geli sendiri membayangkan nya.
Aku memukul pelan bahu Ibuku.
"Ngomong apa sih Bu?Novi mana mungkin pacaran sama anak kecil" ucap ku,sambil melirik lagi pada Nathan.
wajahnya tiba-tiba terlihat menunduk sedih.
"Kenapa anak itu?aneh sekali,masak iya dia suka perempuan tua seperti ku?eh maksudnya dewasa,aku masih cantik kinyis-kinyis meski tak memoles wajahku,jika aku berdandan sedikit saja,pasti duda-duda sekampung mengantri di depan rumah untuk melamar ku.Nathan suka padaku itu hal wajar,tapi jadi aneh karena kami baru saja beberapa jam bertemu,kenal juga enggak?
ketemu aja baru sekali,tapi sikapnya seperti kami ada hubungan istimewa?aneh kan?" batinku lagi.
"Namanya Nathan Bu,dia mau nginap di kos kita,kesasar kayaknya,dia salah naik bus" ucap ku menjelaskan.
"Oh kirain pacar kamu nov"
"ya enggak lah buk,Umur Novi udah nggak pantes pacaran udah waktunya nyari pasangan hidup,ya nggak mungkinlah Novi sama anak kecil kayak dia" Jelas ku,aku ingin memberitahu anak itu,jika aku ini sudah tidak mencari pacar.Biar dia tidak SK SD padaku.
Aku segera pergi
"Kenapa aku kesal sekali saat aku mengakui sudah tua?padahal itu memang nyata" kekeh ku meratapi diri sendiri yang tak laku-laku.
Aku berbalik menghadap ke arah ibu,
"Ibu aja ya yang antar anak ini,Novi capek belum sholat juga"Pintaku pada ibu.
"iyaa" jawab ibu.
Aku masuk dalam rumah begitu saja agar segera bisa sholat Maghrib.
Lepas sholat aku melihat Ulfa,Ira dan Nurul ada di teras rumah.
Sepertinya Nurul tak pulang,pasti ada maunya anak itu.
Ira temanku dia sudah menikah dan punya satu anak.
Sedangkan Ulfa dia sudah bercerai,mantan suaminya tak pernah bekerja,mereka banyak hutang dan Ulfa memilih jadi TKW.
Sayangnya Roni mantan suami Ulfa malah menikah Siri dengan wanita lain saat dia jadi TKW,dan Ulfa memilih berpisah dengan Roni karena dia mulai kasar pada Ulfa.
"Kalian kesini?" tanyaku pada teman-temanku.
"Tadi sore kamu telfon kami berkali-kali jadi kami disinilah" jawab Ira
"Oh iya maaf yaa?
tadi tu aku mau minta tolong jemput aku di danau heheh"
"Ada masalah?" tanya ulfa.
Dia sangat tahu kalau aku kesana pasti sedang sedih,dulu saat ayah meninggal aku juga sering kesana menenangkan diri.
"Biasa fa,ibuk dihina terus sama tetangga,katanya aku perawan tua lah,nggak laku,mereka bukannya bilang itu sama aku,malah ibu yang jadi sasaran" keluhku.
"sabar Nov,jangan tergesa-gesa nyari jodoh,nanti kayak aku" ucap ulfa.
"Iya fa,Dito kog nggak diajak?"
dito adalah anak Ira dia sungguh menggemaskan.
"Dito udah tidur,dijagain sama uti nya jadi aku bisa kesini" jawab Ira.
"Padahal aku pengen banget nyium pipinya," bibirku Manyun dua Senti saat mengatakannya.
"Besok deh aku ajak kesini"
"Beneran ya!"
"Siap"
Aku menatap Nurul yang sedari tadi celingukan menatap kearah tempat kos ku.
Aku memang cukup punya banyak uang saat dulu pulang dari Jakarta,aku digaji melebihi PNS hanya dengan mengasuh seorang anak berusia sembilan tahun yang sangat nakal,tapi denganku dia jadi sangat penurut.
Enam tahun aku merawatnya aku sangat dekat sekali dengan anak itu,aku juga suka dengan papanya kami pernah berpacaran diam-diam.namun Bu Liana ibu William menolak hubungan kami.
Aku diminta berhenti dari pekerjaan.
Awalnya aku tak mau,karena aku tak sanggup berjauhan dari anak yang aku asuh,kami bagai magnet yang saling menempel satu sama lain,aku bisa berpisah dari pak Will papa den Juju tapi aku tak bisa jauh dari den Juju.
Tapi Bu Liana kukuh ingin aku pergi,dia bahkan mengancam ku.
Aku terpaksa Pulang dengan dendam pada keluarga itu,aku berjanji tak akan kembali lagi ke sana,namun alasan aku mau keluar itu hanya jadi rahasiaku dan Bu Liana.
"Masih disini saja Nurul?" tanyaku menyindir Nurul,dia hanya cengengesan sambil terus menatap ke arah kos.
"Mbak dua cowok tadi menginap disana ya?" tanya Nurul sambil menunjuk salah satu kamar kos.
"Iya" jawab ku malas.
"Wah"
teriak Nurul seperti orang kesurupan.
Aku melihat ke mana arah mata Nurul melihat,Aku menoleh kearah yang Sama.
"Pantas saja" batinku dalam hati.
Nurul pasti senang karena Nathan dan Arka berjalan ke arah tempat kami duduk.
Aku melihat Nurul membenarkan letak rambutnya,menepuk-nepuk pipinya.
"Lebay sekali adiknya Ira itu,berbeda sekali dengan kakaknya" batinku
"Mbak aku udah cantik belum?" tanya Nurul pada kami.
Ira menjitak kepala adiknya
"centil banget ih kamu"tegur Ira pada adiknya.
"Usaha mbak,siapa tahu salah satu dari mereka ada yang nyantol heheh"
Aku hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Nurul.
"Wah Akang ganteng udah pada mandi ya?
seger banget Kang silau Nurul lihatnya" beo Nurul
Ira langsung membekap mulut adiknya,
kamipun tertawa bersama.
"Centil banget sih ni adek satu, diem!" ucap Ira
Nurul langsung diam dengan wajah cemberut.
"Mbak punya kipas?" tanya Arka padaku.
Aku melihat Nathan yang ternyata juga menatapku,aku langsung mengalihkan pandangan saat mata kami saling bertatapan.
"Punya,tapi hitung sewa ya?" kekeh ku
"Gampang itu mbak" jawab Arka ikut tersenyum.
Aku masuk kedalam rumah,
mengambil kipas diruang tamu,satu hari dua hari tak apalah dipinjam,lumayan ada tarifnya per hari,kekeh ku dalam hati.
Saat sampai didepan,tawaku langsung sirna melihat pak samsul.
Pak Samsul adalah orang yang terkenal paling kaya didesa kami,beliau sangat terkenal disini,tapi sayangnya pak Samsul sangat terkenal suka mempermainkan wanita,dia sering gonta ganti istri,dan akhir-akhir ini dia sering mengincar ku.
Aku tersenyum sinis melihat pak Samsul bersama anak buahnya sudah ikut duduk dengan kawan-kawan ku.
"Ngapain sih dia kesini lagi,bikin bad mood aja" batinku.
"Pak ngapain sih kesini lagi?" protes ku
"Heheh sok jual mahal banget sih kamu Nov,saya itu kangen sama kamu"
goda pak Samsul
"Week" rasanya aku ingin muntah saja mendengar godaan darinya.
Padahal dia sudah punya istri dirumah tapi masih saja kurang.
"Ulfa gimana rasanya jadi janda,kesepian kan?saya juga siap jadi suami kamu,dari pada Sama Novi ditolak melulu" kekeh pak Samsul balik merayu Ulfa,memang dasar tua Bangka tukang goda,apa nggak ingat usia dia?
belum ada satu menit dia menggodaku udah pindah halauan aja.Benar-benar Buaya tua.
"Dasar Buaya lapuk" makiku dalam hati
"Kita keroyok sama-sama yuk Fa?" bisik ku pada Ulfa,kamipun terkekeh.
"Saya tu lega pak,seneng banget jadi janda,dari pada punya suami tapi suka melirik wanita lain,sesek pak pengen nonjok aja rasanya pak"
pak Samsul terlihat ngeri sendiri melihat Ulfa mode garang,apalagi tangannya nampak mengepal kuat.
Dari arah jauh Ulfa melihat Bu Titi yang seperti mencari suaminya,Ulfa langsung punya ide mengerjai pak Samsul
Bu Titi adalah istri pak Samsul.
"Eh tapi,Bapak kog jauh-jauh ke sini?nggak di tungguin istrinya dirumah?
malam Jum'at lho pak?nggak minta jatah kog malah kesini?ntar digebukin istrinya lho?" sindir Ulfa.
"Bisa aja kamu fa,gak mungkin dia mukul,lagian istri saya dikasih merah-merah juga diem".
"Bu Titi matre dong pak?"Ulfa sengaja mengeraskan suara,karena Bu Titi sudah makin dekat.
"Banget,sukanya cuma ngabisin uang dia "jawab pak Samsul berapi-api.
Kami semua menahan tawa melihat ekspresi Bu Titi yang ada dibelakang pak Samsul.
bahkan Nathan dan Arka juga terlihat menahan tawa.
"Bapak sudah bosan ya sama Bu Titi?" goda Ulfa lagi.
Pak Samsul yang tak tahu kalau istrinya dibelakangnya terus menistakan Bu Titi
"Istri saya tu sekarang gendut,nggak seperti dulu,suka ngomel,minta uang terus kerjanya,jadi bapak bosan,pengen nyari ganti yang bening kayak kamu Vi"ucap
pak Samsul kembali menggodaku.
Aku tertawa ter pingkal-pingkal saat Bu Titi menjewer telinga pak Samsul.
"Apa kamu bilang pa?"ucap Bu Titi berapi-api,tanduk di kepalanya seakan mau keluar.
"Ampun ampun sayang,kamu cantik kog"
ucap pak Samsul sambil meringis kesakitan.
"Rasain tuh pak,jadi lelaki nggak bersyukur banget,waktu cantik aja mau,giliran udah punya anak,main godain wanita lain" ucap Bu Titi lagi.Dia menjewer telinga pak Samsul sambil menarinya pulang.
Aku masih terkekeh saat pak Samsul tak lagi terlihat.
"Amit-amit deh ya,jangan sampai mau kamu nikah sama dia" ucap Ulfa padaku.
"Nggaklah,lebih baik jadi perawan tua seumur hidup,daripada menikah dengan lelaki seperti dia"
"Mbak novi kena kutukan ya?jadi sampai sekarang belum nikah?"kekeh Arka
Aku mendelik padanya,aku bukan tidak mau,aku hanya masih trauma dengan percintaan.
"Asem banget sih tu anak bau kencur"
makiku dalam hati.
Aku sedikit kasar saat memberikan kipas angin ku pada Arka.
Arka terdiam saat mendapatkan cubitan kecil dari Nathan
"Apa Nathan membelaku?
meleleh rasanya dibela cowok cakep walau masih bau kencur juga sih" kekeh ku dalam hati.