NovelToon NovelToon
Dendam Putri Pengganti

Dendam Putri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:43.3k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Asa terkejut saat membuka matanya semua orang justru memanggilnya dengan nama Zia Anggelina, sosok tokoh jahat dalam sebuah novel best seller yang menjadi trending topik paling di benci seluruh pembaca novel.

Zia kehilangan kasih sayang orang tua serta kekasihnya, semua terjadi setelah adiknya lahir. Zia bukanlah anak kandung, melainkan anak angkat keluarga Leander.

Asa yang menempati raga Zia tidak ingin hal menyedihkan itu terjadi padanya. Dia bertekad untuk melawan alur cerita aslinya, agar bisa mendapat akhir yang bahagia.

Akankah Asa mampu memerankan karakter Zia dan menghindari kematian tragisnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Damian merasa sangat malu dengan segala perbuatan putrinya.

"Sudah, sudah! Zia sebaiknya kamu ke kamar dan renungkan segala kesalahan kamu."

Zia menyeringai kemudian menunduk mengambil pisau makan yang ada di atas piringnya. Kembali mengangkat kepalanya dengan pandangan lurus ke depan di mana Gaby duduk, Zia semakin mengeratkan pisaunya.

Seolah menyadari tatapan tajam Zia, Gaby ikut menatapnya dan ia langsung tercekat ketika melihat Zia tersenyum miring dengan pisau yang ada di genggamannya.

"K-Kak Zia," bola mata gadis itu bergerak panik.

Zia semakin menarik sudut bibirnya melihat ketakutan di wajah itu. Tanpa berpikir panjang ia mengangkat pisau itu dan melemparkannya ke depan dengan sekuat tenaga.

"Ahh!"

Gaby meringkuk berteriak takut, menutup sepasang telinganya dengan kedua tangan. Ia memejamkan mata dengan jantung berdegup kencang ketika Zia melempar pisau itu ke arahnya.

Damian dan Amanda langsung menoleh kaget.

Bruk! Prang!

"Gaby!"

"Zia!"

"ZIA! APA-APAAN KAMU!" Raung Damian marah berdiri dari duduknya.

Sebuah bingkai foto besar yang digantung dan terletak di dinding belakang Gaby meluncur jatuh ke bawah hingga hancur berkeping-keping. Bingkai foto itu berisi foto pernikahan Damian dan Amanda.

Amanda langsung ikut berdiri dan memeluk putrinya yang masih bergetar ketakutan dengan raut wajah pucat.

"Sayang, kamu nggak apa-apa?"

"Mama," rintih Gaby, terisak pelan.

Zia melipat tangannya di dada dengan pandangan mata lurus menatap bingkai yang hancur.

"Itu!" Suara Zia terdengar dingin. "Seperti itulah keadaan hidup aku yang disebabkan oleh kalian. Hancur!"

Damian termangu dengan raut wajah yang masih terlihat keras.

"Terus sepanjang itu Papi nyuruh aku melupakan kelakuan bejat kalian dan minta aku menerima dua orang ini di hidup aku? GAK TAHU DIRI!" Hardik Zia dengan mata berkilat tajam. "Tinggal dan harus berbagi udara dengan penjahat kayak kalian aja udah termasuk neraka buat aku! Terus sekarang Papi minta aku buat nerima mereka ini? Najis!" Zia menatap nyalang setiap orang yang ada di ruang itu.

"Juga buat lo, Gaby," ucap Zia membuat Gaby sedikit mengangkat kepalanya. "Jangan pernah bandingin luka lo sama luka gue, Gaby. Lo cuma akan terlihat goblok kalau ngelakuin itu," lontarnya sinis.

"Dan gak usah merasa paling tersakiti sama fakta yang gue ucapin tentang Mama lo. Sekali lagi itu fakta. Lo tanya sama Mama lo kenapa dia mau jadi perusak kebahagiaan orang lain padahal dia tahu dampaknya gak hanya dia yang merasakan sendiri. Sekarang lihat, lo juga harus nanggung akibatnya kan?" Lanjut Zia dengan seluruh badan terasa panas karena emosi yang mulai menguasai dirinya.

"Jadi orang tuh harus tahu malu!" Saat mengatakan itu raut Zia datar.

"Zia, kamu–"

"Oh ya buat Papi," tunjuk Zia sangat lancang kepada Damian. "Jangan pernah bandingkan cara mendidik Mami aku dengan wanita murahan ini. Papi benar-benar gak pantas melakukannya. Perlu aku bawa cermin supaya Papi bisa sadar diri? Gak ada yang lebih gagal dari kegagalan Papi di sini. Udah gagal jadi seorang suami dan gagal pula jadi seorang ayah. Astaga! Aku benar-benar malu punya ayah seperti Papi." Zia menatap Papinya jijik.

Tidak ada yang tahu se­kencang apa kepalan tangan Gaby di bawah meja makan. Ia merasa seperti ditelanjangi hanya karena ucapan Zia. Matanya kembali memanas berkaca-kaca, ucapan Zia benar-benar sangat menohok sampai ke ulu hatinya.

Zia mendorong kursi sedikit kasar hingga menimbulkan suara.

"Jangan bikin aku hilang kesabaran. Selama ini aku berusaha kasih kalian toleransi, tapi kalau terus kaya gini," ia mengangkat sudut bibirnya lalu memusatkan pandangannya pada Damian yang masih terpaku. "Papi paling tahu. Aku mampu buat kalian semua hancur kalau aku mau," ucap Zia dengan nada meremehkan.

Setelah mengatakan itu Zia langsung pergi menaiki tangga menuju kamarnya. Damian terdiam mendengar itu dan tubuhnya langsung membeku sesaat.

"Mas, kamu kenapa?" tanya Amanda cemas.

Pria paruh baya itu tersadar lalu menggeleng sebagai balasan. Ia memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa berat. Perkataan Zia benar-benar membuatnya resah.

***

Bel istirahat berbunyi. Zia melangkah keluar kelas sambil membaca rentetan pesan dari Maddy. Hari ini sahabatnya itu tidak masuk sekolah atas perintah neneknya, sejak tadi Maddy bercerita betapa menyebalkannya neneknya yang membuatnya ingin tertawa dan kasihan di saat bersamaan.

"Zia..."

"Ya?" Zia spontan mengangkat kepalanya lalu menoleh ke samping mendengar panggilan itu. Ah, Haris.

Haris berdiri canggung di samping Zia. Ia sengaja langsung berlari ke kelas Zia saat mendengar bunyi bel istirahat. Ada banyak hal yang ingin ia sampaikan, terutama untuk masalah semalam.

"Zi, gue minta maaf buat yang waktu itu," ucap Haris menatap penuh rasa bersalah. "Padahal gue yang ngajak lo pulang bareng dan gue juga udah janji sama Maddy buat antar lo pulang, tapi dengan brengseknya gue malah biarin lo pulang sendiri. Gue benar-benar minta maaf, Zia."

Zia menghela napas panjang. "Santai aja, lagian sekarang gue juga baik-baik aja dan bisa pulang dengan selamat."

Ya, walaupun semalam sedikit mengesalkan karena dia harus pulang dengan Leon.

Meskipun Zia berbicara seperti itu, tapi masih saja rasa bersalah itu tidak hilang.

"Tetap aja gue salah," gumam Haris lesu.

"Lo memang salah." Zia membenarkan. Dan wajah Haris langsung kusut mendengar itu, ia menunduk malu.

"Tapi, setiap orang punya prioritasnya masing-masing dan gue rasa itu hal yang wajar," lanjut Zia.

"Zia, tapi gue—"

Zia menyela. "Gue udah maafin lo, Har. Jadi, kita lupain aja masalah itu dan gak usah diungkit-ungkit lagi."

Haris mengembuskan napas berat lalu mengangguk pelan. "Kalau gitu sebagai permintaan maaf gue, gimana kalau hari ini lo gue traktir di kantin makan sepuasnya."

Melihat dari wajah Zia yang sepertinya akan menolak, Haris langsung kembali menambahkan. "Please... mau ya?"

Mampus! Mana bisa Zia menolak kalau begini. Ia selalu lemah dengan hal-hal yang bersifat gratis seperti ini. Makan sepuasnya dan gratis adalah surga dunia untuknya. Apalagi Haris menawarinya sambil memohon imut seperti itu, siapa yang akan menolak coba!

"Lo serius, Har. Gue makannya banyak loh." Siapa tahu Haris akan berubah pikiran mendengar itu.

"Gak apa-apa, Zia. Gue malah seneng."

"Bener nih?" Haris mengangguk ikut antusias.

"Kalau gitu gas! Ayo!"

Zia menarik lengan Haris gesit untuk mengikuti langkahnya menuju kantin. Sementara itu, Haris menggigit bibirnya di sepanjang jalan dengan mata tak lepas melihat genggaman tangan Zia di pergelangan tangannya. Jantungnya tiba-tiba saja berdebar kencang tak terkendali dan rasanya ia tidak ingin melepaskan tangan mungil itu di sana.

1
Heni Mulyani
lanjut
Aretha Shanum
bosen boosennn
Wahyuningsih
emang jln critanya terlalu ber tele2 gk sat set sat set q jdi males bacanya thor kpn zia bahagia
Luvqaseh😘😘
bosan...xde perubahan...
nur janah567
ber tele" ceritanya keseel tapi penasaran banget . pengennya tuh nya tu gaby ketahuan belangnya biar mampus tu orang bikin gedeg banget
🌸🌸 azaLea🌸🌸
teruss kapan terungkapnya 😪
Zee✨: y nnti sekarang baru mau masuk pertengahan alur😄
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
gaby, gaby si drama queen semoga cepet ketahuan kebusukan hatinya gaby
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ: kesabaran aq setipis tissu thor🤭
total 2 replies
Rossy Annabelle
👏👏👏👏bagus jangan kasih kendor zi🤯
🌸🌸 azaLea🌸🌸
🥱
silvia da luz
gue suka banget sama kata" lo kevin👍
Heni Mulyani
lanjut author
Rizky Fathur
bikin damian jantungan bikin kena sakit parah bikin mcnya tidak mau mengurusnya
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Erni Wati
terus semangat berkarya Thor,,,,
Zee✨: siap, makasih dah mampir kak😍
total 1 replies
Raine
banyak debat aja,, keburu wafat tanpa tindakan tegas, keluar aja kek dari tu keluarga, udah tau nyesel mungut dia tapi masih aja tinggal
🌸🌸 azaLea🌸🌸: terlalu menye2 thorrr..
kurang suka 😪
total 2 replies
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Murni Dewita
double up lah thor
Zee✨: besok yah, hari ini cape bgt soalnya nyambi kerja 🤣
total 1 replies
ꉣꏂꂵꃳꋬꉔꋬ
ih geselin banget sama zia sekarang menye menye , terlalu banyak bicara tanpa tindakan
Sulati Cus
dah lah anggep ae waktu itu kamu lg khilaf dan rabun mata😅
Zee✨: wkwk bnr bgt
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
nah loh rasakan skg lo, makanya jgn terllu sok jadi org, merasa kehilangan kan skg lo azka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!