NovelToon NovelToon
SIMPANAN KAPTEN

SIMPANAN KAPTEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara / Pernikahan rahasia / Poligami / Teen Angst / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: Penapianoh

Azura Claire Morea, seorang dokter muda yang terpaksa membuat suatu kesepakatan bersama seseorang yang masih berstatus pria beristri.

Ya, dia Regan Adiaksa Putro, seorang kapten TNI AD. demi kesembuhan dan pengobatan sang ibu Azura terpaksa menerima tawaran sang kapten sebagai istri simpanan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SIMPANAN KAPTEN 26

"Ibu... Kakak Pulang, Bu!" ujar azura pelan.

"Maafin kakak, gak ada di saat masa-masa sulit ibu." Ia semakin terisak.

Tiba-tiba Ia merasakan kepalanya di usap lembut.

"Kamu sudah pulang, Nak? Ibu kangen," ujar wanita yang masih berusia 43 tahun itu lirih.

"azura, heyy... lihat ibu nak!"

Azura segera mengangkat wajahnya dan menatap wajah ibunya. Matanya memerah dan bengkak, karena airmata yang terus saja berlinang, sejak dirinya meninggalkan regan dan kini karena melihat kondisi Ibunya yang sudah sangat kurus, dan sangat menyedihkan.

"Berhenti menangis! Hati ibu sakit kalau lihat kakak terus menangis seperti ini." suara itu terdengar bergetar, karena berusaha menahan sakit dan juga sedih, sebab akhirnya Ia bisa berjumpa anak yang sangat Ia rindukan.

"Maafin kakak, Bu!" ujar azura yang berusaha menyeka air matanya yang mengucur deras bak sungai yang mengalir.

Azura berusaha menyekanya, namun tetap saja kembali berlinang tanpa bisa Ia tahan. Ada begitu banyak rasa yang terpendam dalam hatinya.

"Biarin kakak menangis, Bu! Kakak akan merasa lebih baik, setelah menumpahkan semua rasa sesak ini."

Marni tersenyum lembut. Putrinya sudah sangat besar.

"Ya udah, monggo diteruskan nangisnya! Tapi ada ingusnya ndak?" canda Marni yang membuat azura tidak mampu menahan tawa.

"Aaa... Ibu," rengek azura.

Mereka berdua akhirnya tertawa kecil dan perlahan hati mereka menghangat. azura kembali memeluk ibunya erat-erat.

"zura sayang sama ibu," ujar wanita itu, sembari mencium tangan ibunya.

"Ibu juga sayang sama kamu, putri ibu sayang... Putri ibu cantik," ujar Marni.

Mereka segera bercanda gurau seperti biasanya. Waktu beranjak sore. azura tiba disana saat pukul setengah sepuluh pagi. Namun, hingga saat ini tak tampak satu orang pun. Baik nazirah maupun ayahnya, yang datang untuk mengurus Marni.

Azura berfikir, apakah seperti ini, jika dirinya tidak berada di sana?

Apakah ibunya, selalu sendirian seperti ini?

Namun, azura tidak ingin berprasangka buruk ataupun bertanya pada ibunya. Ia hanya mengamatinya dalam diam.

Ia segera mengurus semua kebutuhan ibunya. Dia juga membelanjakan beberapa baju, sebab ibunya mengatakan bahwa nazirah tidak membawa pakaian ganti, setelah membawa pulang baju kotor yang hendak dicuci katanya.

Azura yang tidak ingin bertemu ayah tirinya dan adiknya itu, tidak ingin pulang ke rumah untuk mengambil baju-baju itu. Jadi dirinya memutuskan untuk membelinya.

"Banyak banget belanjaan kamu kak?" ujar Marni melihat beberapa pasang baju yang azura tunjukkan padanya, menyuruhnya memilih, mana yang ingin Ibunya itu pakai.

"Gak sebanyak, kasih sayang ibu untuk zura. Ini bukan apa-apa," ujar wanita itu, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Udah, jangan mewek lagi. Lama-lama muka mu itu bisa berubah jadi tua, kalau nangis mulu. Anak gadis yoo, kudunya ceria, jangan nangis mulu."

Mendengar kata-kata ibunya, hati azura mencelos.

"azura udah bukan gadis, Bu! azura udah jadi istri orang. Maafin azura, belum bisa jujur sama ibu," batinnya sembari memaksakan senyum ke arah ibunya.

Keesokan harinya, tak tampak seorangpun yang datang untuk menemui ibunya.

Azura mulai kepikiran. Kini dia memutuskan untuk bertanya.

"Bu... Apa memang setiap hari ibu sendiri seperti ini?Mana nazirah dan Bapak Bu? Apa mereka jarang ngejengukin Ibu?" tanya azura lembut.

Seketika Ia melihat raut sedih di wajah ibunya. Dia tahu, itu adalah apa yang sedang Ia pikirkan.

"Ya sudah, ibu baring ajah! Ntar, jam sepuluhan gitu, azura ke rumah deh, ngecek mereka." Ibunya hanya mengangguk.

"Oh ya kak, ibu sampai lupa." azura menatap ibunya, menanti, apa yang akan di katakannya.

"Kakak kok ngirim uang banyak banget. Yang kemarin, yang 50 juta itu saja belum habis, kemarin kok di tambah lagi 100 juta, apa itu adalah bayaran kakak saat kerja di sana?"

Deghh...

Azura membelalakkan matanya, tak percaya dengan nominal yang Ia dengar ini. Namun, Ia juga tidak bisa bertanya pada ibunya, sebab dia tahu pasti, regan adalah orang yang mengirimkan uang itu.

Karena azura hanya terdiam, ibunya menepuk lembut pundaknya,

"Kak, kenapa kamu ngirim duit sebanyak itu?"

"Ahh, itu untuk biaya berobat ibu. Lalu di mana ATM ibu?"

"Udah di bawa si nazirah, Ibu takut, dia malah gunain uang itu untuk hal-hal yang tidak benar. Tolong, kakak minta ATM ibu di nazirah yah!? biar uangnya kamu tabung ajah kak, sayang kalau di buang-buang kek gitu."

Mendengar semuanya, gegas azura menuju rumah mereka. Rumah yang menyimpan kenangan pahit di dalamnya.

Rumah yang penuh dengan rasa sakit dan tangisan. Jika bukan karena ibunya, azura rasanya tidak Sudi untuk kembali ke sana.

"Mas, kamu ngirim duit tanpa beritahu aku. Kamu udah jarang ngebalas chatku. Tapi kamu ngirim uang, untuk memenuhi tugas kamu. Apa perasaan cintaku untukmu, dapat di bayar dengan uang?" gumam azura.

Sejak keluar dari rumah sakit, azura berusaha menghubungi regan, namun nomornya tidak dapat di hubungi.

Jadi azura hanya mengirim pesan. Setibanya azura di depan rumah mereka, Ia melihat ada tenda terpasang di halaman rumah. Ia segera berdiri sejenak, menatap keramaian yang ada di dalam sana.

Tiba-tiba, ada seorang bocah 7 tahunan, berlarian dan menabrak kakinya. Ia segera menahan tangan sang bocah, karena bocah itu hampir saja terjatuh.

"Dek, kamu gak papa?" bocah itu mengangguk.

"Coba kamu ngomong sama kakak, yang rame-rame itu, ada acara apa yah?"

"Ohh, itu acara nikahannya abahnya, teh nazirah"

Deghh...

***

Azura sangat terkejut dengan fakta bahwa, menurut ibunya, seluruh biaya berobat, termasuk ruangan VVIP yang di tempati ibunya saat ini, telah di bayar oleh seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah teman Dokter azura.

Azura yakin, itu adalah orang suruhan regan.

Dan uang yang dikirimkan ke rekening Ibunya, semua itu adalah pemberian regan, tanpa memberitahu dirinya sedikitpun.

Azura menjadi bingung dengan sikap suaminya itu.

Namun, azura teringat akan kata-kata regan pada awal kesepakatan mereka, bahwa regan akan menjalankan semua tanggung jawabnya sebagai seorang suami, kecuali cinta. Pria itu tidak akan memberikannya.

Sekarang, barulah azura menyadari, bahwa dirinya memang harus melupakan pria itu. Ia tidak mungkin memilikinya, hal terbaik adalah melepaskan, dari pada terus merasakan sakit.

Kini, hal pertama yang harus azura lakukan adalah mengambil kembali ATM milik ibunya, yang berada di tangan nazirah, Agar meminimalisir pengeluaran.

Azura tidak ingin bergantung terus pada regan, sebab Ia ingin melupakan pria itu.

Lebih tepatnya, mencoba melupakan. Agar mungkin hidupnya akan lebih ringan.

Namun belum kelar masalahnya dengan regan, kini masalah baru pun muncul.

Ayah tirinya, memutuskan untuk menikah lagi, disaat ibunya sedang berjuang melawan kanker stadium akhir.

Tubuh azura bergetar. Ia tidak membayangkan, akan seperti apa reaksi ibunya nanti, kalau mengetahui kenyataan pahit ini.

Azura sengaja memastikannya pada beberapa orang yang lewat disana, dan mereka mengatakan hal yang sama.

Azura segera masuk ke halaman rumah dan ingin menyaksikannya sendiri. Saat Ia melangkah masuk, penghulu telah mengsahkan pernikahan itu.

Ia menyisir tiap sudut ruangan itu untuk mencari nazirah, hingga tiba-tiba ada yang berjalan dari arah belakang dan menyenggol lengannya.

"Eh, maaf!"

Suara itu, adalah milik orang yang sedang Ia cari saat ini.

Azura segera berbalik dan menarik adiknya itu keluar dari rumah yang seperti neraka baginya itu.

Nazirah tersentak kaget, melihat siapa yang menarik tubuhnya untuk berjalan keluar dari sana.

"Kak, kakak!" azura terus saja menariknya menjauh dari keramaian.

"Balikin ATM ibu!" bentak azura.

"It-itu, duitnya udah kepake kak," balas nazirah gugup.

"Iya, tapi masih ada sisanya kan?"

"Udah, kepake semua, untuk nikahan Bapak!"

1
Intan Nurwulan
Double up donk ka othor
Farid Atallah
uhhh lanjut dong Thor 😅
Siti Maryati
perasaan jd nano"
Siti Maryati
up Doble plisss
Intan Nurwulan
Mau donk ka double up
Sllu nunggu ka othor up
shenina
ternyata saudara tiri.. pantas busuk hatinya
reti
mau banget kak..
bab super mewek..
ayo zura jgn putus asa..
Milla: mau kk
total 2 replies
🩷nining
mau banget.🤭....di tunggu up berikut nya ya
reti
lanjut kak.
ceritanya makin seru
Farid Atallah
lanjut dong Thor 😚
𝐩𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡: udah up ya kak darii tdi. tpi sementara proses review☺
total 1 replies
reti
kak, serius zura uda diperkosa?
reti
ceritanya bagus lho..
knp yang baca sedikit?
setiap baca tiap bab selalu penasaran lanjutannya
terima kasih kak author
💖
reti
semoga tdk diperkosa
🩷nining
kasian banget nasib azura
kalea rizuky
ibunya tolol punya suami. gk guna makanya g usah buk gatel bgt sih mending urus anak kan kayak gini siapa susah anak mu bukan suami barumu
kalea rizuky
tolol regan harusnya di rekam lah buat bukti gugat tentara kok. goblokk
kalea rizuky
jd dokter kok oon heran liat si azzura ne lemah bgt sumpah mudah di injak2 harga diri uda macam pelacur.. trs nambah karena otak nya yg dungu
Deti Rinawati
baguss,,suka banget..d tunggu up ny kk👍🏻👍🏻
Siti Maryati
bacanya nano" rasanya. minta tegas dong Azura dan ibunya
jd satu" masalah beres
kasian juga
Farid Atallah
ceritanya bagus Thor
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!