Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #27
"lalu bagaimana kau akan bertanggung jawab dengan bajuku?" tanya Aksa kepada Valeria sambil memperlihatkan jas nya yang ke tumpahan jus.
"Berikan jas nya padaku, aku akan mencuci nya nanti," kata Valeria dengan polosnya.
"Tapi jas ini tidak boleh di cuci," jawab Aksa.
Valeria menatap jas tersebut, dia ingat, dulu Zelan juga punya satu dan jas ini memang adalah jas mahal.
"L-lalu, apa yang kau ingin aku lakukan?" tanya Valeria kebingungan.
"Ganti lah," jawab Aksa dengan santai.
Wajah Valeria seketika terlihat bingung, dia tidak tau harga jas tersebut dan dia juga berfikir kalau dia tidak akan punya cukup uang untuk mengganti pakaian Aksa.
Sepertinya Valeria sejenak lupa dengan jati dirinya yang saat ini.
Namun tiba-tiba Aksa mengengam tangan Valeria dan membawa nya pergi dari sana.
"Kak Aksa, tunggu! Kita mau ke mana?" tanya Valeria yang tak bisa berhenti melangkah karena tangan nya di tarik pelan oleh Aksa.
Aksa tidak menjawab dan membawa Valeria masuk ke dalam sebuah ruangan ganti di hotel tersebut.
Tunggu, author lupa mengatakan sesuatu, hotel ini milik keluarga Aksa ya teman-teman, jadi ada ruangan khusus untuk seorang Aksa di sana.
"Kak Aksa kenapa kau membawaku ke sini? Tempat apa ini? Bagaimana kalau pemilik hotel nya marah, keluarga ku tidak menyewa ruangan ini," ungkap Valeria kebingungan.
"Hotel ini miliku dan ini ruangan pribadi ku," kata Aksa sambil membuka jas yang dia pakai.
Yang tersisa kini hanya kemeja putih di tubuhnya.
Valeria terdiam dan melirik ke sekeliling ruangan tersebut, yang terlihat mewah dan sangat luas, dia tidak menyangka kalau ternyata hotel tersebut milik keluarga Aksa.
"Ternyata tempat ini milik nya, pantas dia begitu bebas, apakah keluarga mereka sangat kaya?" batin Valeria.
"Kak Aksa, kalau begitu kau bisa mengganti pakaian mu di sini, aku keluar," ucap Valeria hendak meraih gagang pintu dan pergi dari ruangan tersebut.
Namun dengan cepat Aksa menarik tangan nya dan memojokkan Valeria ke sudut tembok sampai pintu tersebut.
Hal ini membuat Valeria kaget sampai jantung nya berdegup kencang, Aksa mengunci pergerakan nya, laki-laki yang memiliki tinggi 189 cm itu menunduk menatap tajam Valeria.
"K-kenapa kau sperti ini?" ucap Valeria gugup sekaligus ketakutan.
"Bukan kah kau bilang di luar sangat ramai dan kau tidak suka? Sekarang aku membawa mu ke sini untuk istirahat,kau juga perlu bergantung jawab karena sudah mengotori pakaian ku," kata Aksa kepada Valeria.
Mereka begitu dekat, sangking dekat nya hembusan nafas Aksa terasa hangat menyapu wajah Valeria.
Valeria yang kini terpojok di dinding tidak bisa bergerak sama sekali, matanya menatap ke lemari kaca yang ada di dalam ruangan tersebut yang terdapat banyak pakaian ganti Aksa di sana.
"Bukan kah di sana begitu banyak pakaian? Kenapa kau tidak langsung ganti saja? Kenapa harus membawa ku ikut bersama? Aku tau tu luar sangat membosankan tapi bersama mu di sini juga sama sekali bukan hal yang baik, kak Aksa aku mohon lepaskan aku dan biarkan aku keluar dari sini," lirih Valeria sambil mendongakkan kepalanya menatap Aksa.
Aroma wangi tubuh pria itu menusuk hidung Valeria, namun hal ini sedikit membuat kepala nya jadi pusing.
"Bantu aku ganti pakaian," kata Aksa tiba-tiba.
Mata Valeria seketika membulat sempurna setelah mendengar permintaan aneh tersebut.
"K-kak Aksa, kau? Kau bercanda kan?" tanya Valeria semakin tak karuan.
Aksa tersenyum tipis, dia memegang pergelangan tangan Valeria dan menuntun tangan wanita itu ke arah kancing kemeja nya.
"Buka," ucap nya.
"Hah?" lagi-lagi Valeria tidak percaya dengan instruksi tersebut.
"Kau sudah merusak jas mahal ku, aku tidak meminta mu mengnati jas nya, aku hanya meminta mu mengnati pakaian saja, hanya baju," kata Aksa sambil mengedipkan matanya.
"Ya tuhan, kenapa aku merasa kak Aksa sengaja melakukan ini kepada ku? Kenapa tiba-tiba dia jadi laki-laki nakal seperti ini?" batin Valeria berkecamuk.
Namun tak lama kemudian terdengar ketukan di pintu ruangan tersebut.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
"Aksa apa kau ada di dalam? Apa kau melihat Valeria?" tanya Alvin yang ternyata saat ini sedang mencari sang adik.
"Mereka sepertinya sudah kehilangan mu, kau ingin menunda-nunda waktu lebih lama?" ungkap Aksa sambil tersenyum miring. Senyum itu terlihat sangat aneh dan mengerikan bagi Valeria.
Valeria yang takut ketahuan oleh keluarga nya kalau saat ini dia berada di kamar hotel bersama seorang laki-laki merasa sangat takut.
Ia pun bergegas menuruti keinginannya Aksa, membuka satu persatu kancing baju kemeja yang di gunakan Aksa dan melepaskan nya.
Terlihat jelas di hadapannya saat ini tubuh kekar Aksa dengan perut yang terlihat seperti roti sobek dan bahu lebar dada bidang yang indah.
Aksa tersenyum penuh arti, ia menarik Valeria dan menyembunyikan nya di tempat tertutup di kamar tersebut. Mengambil pakaian ganti dan segera memakai nya lalu membuka pintu.
"Kenapa lama sekali? Apa kau melihat Valeria?" tanya Alvin.
"Dia sepertinya di kolam renang samping hotel," jelas Aksa sambil mengancing satu demi satu kancing kemeja yang baru dia gunakan.
"Baiklah, tapi tunggu, kenapa kau mengganti pakaian mu?" tanya Alvin penasaran.
"Seseorang yang manis, menumpahkan jus nya di kemeja sebelumnya," jelas Aksa sambil sedikit meninggi nada suaranya.
"Bodoh," celetuk Alvin yang kemudian berlalu pergi dari sana.
Sementara itu Valeria hanya bisa mendengarkan percakapan mereka di tempat persembunyian nya sambil mengigit bibir dan menahan jantung yang berdetak kencang karena ucapan Aksa.
Setelah merasa cukup aman, Valeria pun keluar dari persembunyiannya dan bergegas meninggalkan kamar tersebut tampa mengatakan sepatah kata pun kepada Aksa yang menatap nya dengan senyum puas.
Ia segera kembali ke kolam renang sebelum sang kakak tiba- di sana.
"Kak," panggil Valeria sambil menghampiri Alvin.
"Valeria, acara nya sudah selesai, ayo kita pulang, mama dan papa sudah pulang duluan tadinya karena ada urusan penting, mereka meminta kakak untuk membawa mu kembali," kata Alvin setelah menemukan sang adik.
"I,iya," jawab Valeria gugup dan segera merangkul lengan sang kakak.
"Tunggu, kenapa wajahmu merah sekali?" tanya Alvin sambil mengerutkan keningnya.
"Tidak, tidak ada apa-apa, aku baik-baik saja," ucap Valeria yang kemudian tersenyum paksa.
Alvin tidak curiga dan segera membawa pulang adiknya.
Sementara itu ...
"Aksa," panggil mama Yolanda yang saat ini menemui Aksa di depan pintu kamar hotel milik Aksa.
"Mama, kanapa mama masih di sini?" tanya Aksa sambil memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku celana dengan wajah santai.
"Diam kamu, bilang sama mama, apa yang kamu lakukan pada Valeria?" tanya sang mama yang berhasil membuat Aksa terpaku.
****