Aleya adalah seorang wanita muda yang hidup dalam dunia glamor dan penuh rahasia. Ia secara tak terduga terjerat dalam hubungan rumit dengan seorang presdir perusahaan ternama, yang menjadikannya gadis simpanan. Meski awalnya Aleya menganggap hubungan ini sebagai jalan pintas untuk memperbaiki hidupnya, lambat laun ia menyadari bahwa cinta dan kekuasaan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan. Di tengah konflik batin, ambisi bisnis, serta tekanan sosial, Aleya berjuang menemukan jati dirinya dan menentukan pilihan antara hati dan harga diri. Akankah Aleya mundur dari kenyataan yang ia ketahui? Atau ia akan tetap melanjutkan hidupnya sebagai Gadis simpanan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Aprilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Comeback
“Kau sudah pulang?” sapa Aleya saat mendapati Arga memasuki Apartemen.
Arga pin tersenyum dan langsung merentangkan tangannya. Aleya pun membalas senyuman Arga kemudian langsung berlari kedalam pelukan Pria itu.
“Baru beberapa jam ditinggal saja kau sudah rindu padaku ya?” ejek Arga.
“Ish kau ini,” kesal Aleya.
“Kau pasti lelah. Cepat mandi lalu kita makan. Aku sudah memasak makan malam untukmu,” ujar Aleya.
“Terimakasih tuan putri,” ucap Arga kemudian mengecup pucuk kepala Aleya.
Arga pun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sementara Aleya, ia kembali untuk menghidangkan makanan di meja makan agar tidak ada yang kurang. Setelah selesai mandi, mereka pun makan malam bersama.
“Besok aku akan ke toko untuk membantu Lavina dan Clara untuk berbelanja karena ada pesanan kue,” ucap Aleya.
“Baiklah. Hati-hati saat bekerja,” ucap Arga.
Mereka pun mengobrol bersama sembari menikmati makan malam mereka. Setelah itu, Aleya segera membersihkan meja makan dan mencuci piring. Arga pun ikut membantu gadis kecil itu.
Disisi lain, Kyraa sedang berjalan ditepi jalan dengan wajah murung. Gadis itu lupa membawa handphone, dompet, hingga ia harus berjalan kaki karena tidak ada taxi yang mau berhenti untuk mengantarnya. Dengan langkah lemas, ia terus berusaha berjalan agar segera tiba di rumah.
Tak berselang lama, sebuah mobil yang sangat familiar berhenti tepat disebelahnya. Kyraa pun menoleh dan memasang ekspresi dingin.
“Ayo naik. Aku akan mengantarmu,” ucap Jade.
“Tidak perlu. Aku bisa sendiri,” ketus Kyraa.
Jade pun turun dari mobil. “Naiklah. Aku ingin bicara denganmu,” ucap Jade.
”Tidak, Jade!” ketus Kyraa.
Jade pun membuka pintu mobilnya dan menatap Kyraa dengan tatapan tajam. “Masuk,” ucap Jade.
Dengan terpaksa, Kyraa masuk kedalam mobil Jade. Pria itu pun menutup pintu dan langsung masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya.
“Cepatlah bicara. Aku tidak punya waktu,” ucap Kyraa.
“Aku hanya ingin minta maaf,” ucap Jade.
“Untuk apa?”
“Kejadian kemarin.”
“Ya.”
“Dan juga, aku dan Ellen tidak memiliki hubungan apapun,” ucap Jade.
“Aku tidak peduli,” ketus Kyraa.
Tanpa disadari, mobil Jade mengarah kearah hotel yang sering mereka kunjungi. Kyraa pun baru sadar saat mobil sudah berhenti dan terparkir di hotel itu.
“Untuk apa membawaku kesini Jade? Apa kau gila?” tanya Kyraa.
“Diam dan patuh. Ayo turun,” ucap Jade.
Kyraa pun terpaksa mengikuti Jade masuk kedalam hotel itu dan menuju kamar mereka. Dipertengahan jalan, Kyraa merasa sesak. Ingatan kelam yang baru saja ia alami terputar kembali dikepalanya. Ia pun berhenti dan berpegangan pada dinding karena kakinya mendadak lemas.
“Kau kenapa?” tanya Jade.
Kyraa menggeleng. Wajahnya pucat. Ia benar-benar tak sanggup berada disana. Jade pun langsung menuntun gadis itu menuju kamar dan langsung memberikannya minum untuk menenangkan dirinya.
“Aku tahu aku selama ini kasar padamu. Tapi bukannya aku tidak punya perasaan padamu. Kau begitu angkuh dan juga kau memiliki suami. Aku tidak bisa menahan emosiku saat mengingatnya,” jelas Jade.
Kyraa tak menggubris. Ia masih mencoba menstabilkan detak jantungnya. Jade kemudian berlutut dihadapan wanita itu.
“Ceraikanlah Pria itu. Aku berjanji akan membahagiakanmu,” ucap Jade.
Kyraa menatap mata Jade. Ia kembali terlena dengan perkataan Pria itu. “Dimana Ellen?” tanya Kyraa.
“Dia sudah pergi keluar negeri untuk melanjutkan studinya. Jangan khawatir. Aku tidak punya perasaan pada Ellen,” ucap Jade.
“Mulutmu manis sekali, Jade,” celetuk Kyraa.
“Pikirkanlah baik-baik. Suamimu juga tidak peduli denganmu kan?”
Deg. Jantung Kyraa kembali berdegup kencang. Perkataan Jade barusan membuatnya semakin trauma dengan hal-hal yang ia alami.
“A-aku tidak bisa,” lirih Kyraa.
\~\~\~
”Kau sudah datang Nona?” sapa Clara saat melihat Aleya memasuki toko kue miliknya.
Aleya pun mengangguk sembari tersenyum. “Bagaimana kabar kalian?” tanya Aleya.
“Tentu baik Nona. Lama tidak melihatmu. Kau semakin cantik saja,” sahut Lavina.
“Ah kalian ini bisa saja,” ucap Aleya.
“Oh ya, nanti teman kalian sudah mulai bekerja. Namanya Bella. Bantulah untuk menjelaskan pekerjaan ya,” lanjut Aleya.
“Siap Nona,” jawab Clara dan Lavina kompak.
Aleya kemudian masuk dan menaruh jaketnya didalam kemudian membantu Clara dan Lavina untuk menghandle customer. Sesekali ia juga ikut turut membantu dalam pembuatan kue didalam.
“Setelah ini aku akan belanja bahan untuk pesanan dulu ya,” ucap Aleya pada Lavina saat mereka tengah menghias kue didalam.
“Baik Nona,” ucap Lavina.
Tak berselang lama, seorang gadis lugu berkacamata kotak masuk. Ia hanya melirik lirik sembari menundukkan kepalanya karena malu. Clara yang melihat itu langsung menghampiri gadis itu.
“Ada yang bisa saya bantu Nona?” tanya Clara.
”A-ah, a-aku pekerja baru disini,” ucapnya pelan.
“Oh? Kau Bella ya?” sahut Clara.
Gadis itu mengangguk. Clara pun menyambut Bella dengan hangat dan langsung membawanya masuk menemui Aleya dan Lavina.
“Nona, Bella sudah datang!” ujar Clara dengan sumringah.
“Eh, Kau sudah datang. Maaf Bella aku sedikit kotor,” ucap Aleya.
“Nanti semua pekerjaan akan diajarkan oleh Lavina dan Clara ya,” ucap Aleya.
Mereka pun berkenalan dengan hangat. Bella yang awalnya malu pun menjadi lebih percaya diri karena mendapat rekan yang begitu menghargai kehadirannya.
“Aku akan pergi berbelanja. Ingat untuk mengajari Bella ya!” ucap Aleya sembari menenteng tas dan jaketnya keluar toko.
Gadis itu pun berlari kearah Arga yang sudah menunggunya diseberang. Tapi tiba-tiba,
CKIIITTT\~ TIIN TIINNN- BRUKKK\~
“ALEYA!”