NovelToon NovelToon
After Break Up

After Break Up

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:56k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gyan Abhiseva Wiguna tengah hidup di fase tenang pasca break up dengan seorang wanita. Hidup yang berwarna berubah monokrom dan monoton.

Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia dititipi seorang gadis cantik yang tak lain adalah partner bertengkarnya semasa kecil hingga remaja, Rachella Bumintara Ranendra. Gadis tantrum si ratu drama. Dia tak bisa menolak karena perintah dari singa pusat.

Akankah kehidupan tenangnya akan terganggu? Ataukah kehadiran Achel mampu merubah hidup yang monokrom kembali menjadi lebih berwarna? Atau masih tetap sama karena sang mantanlah pemilik warna hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Jahat dan Berujung Benci

Achel benar-benar berada di bawah pengawasan Gyan. Lelaki itu memang tak memanjakan Achel. Berangkat dan pergi ke kampus dengan menggunakan kendaraan umum.

Ponselnya berdenting dan pesan dari Achel yang masuk. Gyan segera membacanya. Namun, tak membalas satu huruf pun. Hingga sebuah panggilan masuk ke ponselnya.

"Benar, Tuan. Memang ada tugas tambahan."

Apa yang dikatakan Gyan tak main-main. Mengawasi Achel 1x24 jam tanpa terlihat. Cctv berjalan yang Gyan pasang begitu banyak.

Sudah seminggu sengaja Gyan pulang malam. Dia juga memasang cctv di kamar Achel yang hanya bisa diakses olehnya. Juga, laporan setiap jam dari orang-orang yang menjadi cctv berjalan.

Gyan sedikit terkejut ketika Achel ada di ruangan depan. Biasanya anak itu sudah berada di kamar.

"Kak Gy--" Terlihat Achel sedikit ragu untuk berkata. Gyan menatapnya dengan sangat tajam. Menantikan kelanjutan dari ucapan yang akan Achel lontarkan.

Ditunjukkannya sebuah undangan kepada Gyan. Achel menatap Gyan dengan rasa takut yang menjalar.

"Pergi tandanya lu akan jadi gelandangan."

Gyan membanting undangan tersebut ke atas meja. Lalu, meninggalkan Achel dan masuk ke kamar. Hembusan napas kasar keluar dari bibir Achel. Diambilnya ponsel yang ada di saku celana. Segera dia hubungi teman kampusnya.

"Maaf, aku enggak bisa datang."

Dengan jadwal dan peraturan yang Gyan buat, hidup Achel seperti burung di dalam sangkar. Ditambah ini negara orang di mana Achel tak tahu seluk beluknya. Dia hanya tahu wilayah sekitaran kampus saja.

Di akhir pekan, Gyan yang masih betah di kamar merasa terganggu oleh suara ketukan pintu dari luar. Dilihatnya Achel yang sudah membawa laptop di tangan.

"Achel mau minta bantuan Kak Gy."

"Apa?" Lelaki yang masih bermuka bantal itu menjawab ketus.

Ditunjukkan lembar kerja di laptopnya. "Achel tetap enggak ngerti materi ini. Setiap soal yang dikasih pun selalu salah."

"BODOH!" Achel pun memanyunkan bibirnya.

"Masuk!"

Bibir manyunnya mulai melengkung. Namun, sang pemilik kamar masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan wajah. Dilihatnya dalam kamar Gyan yang sangat rapi. Pantas saja dia begitu murka ketika Achel memberantakkan dapur.

"Mana yang enggak bisa?" Suara Gyan mengubah atensinya.

Achel mulai menunjukkan laptopnya dan mereka duduk bersampingan. Gyan mulai mengajari Achel dengan cara yang mudah dimengerti. Achel pun mendengarkannya dengan seksama.

"Ngerti?" Achel menggeleng. Hembusan napas kasar keluar dari bibirnya. Kembali Gyan menjelaskan. Namun, tetap Achel tidak mengerti. Dan ini sudah kelima kali Achel menggelengkan kepala.

"Astaghfirullah!!! Bebel banget otak lu, Achel!!"

Gyan sudah frustasi dan Achel malah tertawa. Sudah dua jam mereka bersama di kamar lelaki yang memiliki kesabaran setipis tisu dibagi tujuh.

"Achel udah ngerti kok Kak Gy." Sontak mata Gyan menatapnya dengan sangat tajam. Dan Achel hanya menunjukkan gigi putihnya.

"Kalau Achel usil itu tandanya dia tengah mengusir kesedihannya. Anak itu unik. Cengeng, tapi enggak mau terlalu kentara."

Gyan melihat ke arah jari Achel yang ditempel plester luka. Gyan memang menyuruh Achel untuk memasak sarapan dan makan malam sendiri. Di mana semua bahan sudah dia siapkan. Gadis itu selalu melakukannya karena hukuman Gyan adalah mengusir gadis itu dari apartment. Sedangkan, uang jajan serta transportnya saja diberi Gyan per hari. Achel benar-benar menjadi anak orang miskin di Singapura.

"Udah berapa kali tangan lu kena pisau?" Cengiran Achel mulai pudar.

"Hitung aja sama Kak Gy." Gadis itu menunjukkan jarinya. Di mana empat dari jadinya ditutup plester warna kulit.

"Besok kelingking lu yang kepotong."

"Ih, jangan atuh!!"

Rengekan Achel membuat Gyan tersenyum, tapi nyaris tak terlihat. Lelaki itupun menyuruh Achel untuk mengerjakan soal yang dia beri.

"Kalau betul semua kita makan di luar."

"Seriusan?" Gyan mengangguk. Wajah ceria Achel terlihat sangat jelas.

Gyan memeriksa hasil kerja Achel, dan masih ada yang salah. Tubuh gadis itupun mendadak lemas.

"Enggak jadi dong makan di luarnya." Kepalanya sudah diletakkan di atas meja.

"Padahal udah enggak sanggup makan makanan yang Achel racuni sendiri. Asin kayak air laut, gosong kayak pantat panci, anyep kayak hidup Achel."

Gyan tak mendengarkan ucapan Achel tersebut. Dia sudah sibuk dengan laptopnya. Wajah serius Gyan membuat Achel tersenyum. Begitu tampan dan seperti manusia normal.

"Lu udah gila?"

"Hah?" Achel terkejut.

"Senyum-senyum sendiri kayak orang yang otaknya udah korslet."

Achel merasa ke-gap oleh Gyan. Dia memilih untuk pergi dari kamar Gyan. Senyum tipis pun terukir dari wajah lelaki tersebut.

.

"Kak Gy, untuk seminggu ini Achel kayaknya pulang telat. Banyak jadwal tambahan."

"Hm."

Achel melayangkan tatapan kesal jikalau Gyan menjawab ucapannya dengan kata itu. Seperti orang yang tak bisa bicara.

Gyan bukan orang yang mudah percaya. Dia segera mengecek kebenaran ucapan Achel pada pihak kampus. Dan Achel tak berbohong.

Selama seminggu ini Achel berangkat lebih pagi dan pulang sangat sore. Lelah jangan ditanya. Kembali ke apartment dengan tubuh yang sudah kehabisan daya. Direbahkan tubuhnya di sofa ruangan depan. Dan matanya langsung terpejam saking lelahnya.

Gyan yang baru saja masuk ke apartment terdiam sembari menatap gadis yang begitu nyenyak tidur di sofa. Hembusan napas kasar keluar dari bibirnya. Perlahan, dia mendekat ke arah Achel. Menatapnya sebentar.

"Lu adalah putri mahkota, Chel. Cukup sekali aja lu kecewain mereka yang sangat menyayangi lu."

Lelaki itu mencoba mendidik dan menempa Achel dengan disiplin dan cukup keras karena dia ingin membentuk diri Achel. Dia tidak menyalahkan Achel perihal maboknya Achel. Yang dia salahkan adalah orang yang ada di lingkungan pertemanan Achel. Gadis itu masih diproses pendewasaan, masih mudah terpengaruh oleh pergaulan.

Mata sedang Achel coba buka. Dia melihat sekelilingnya. Di mana tempat yang berbeda dari semalam. Segera dia bangkit dan ternyata dia sudah berada di kamarnya.

"Bukannya semalam Achel tidur di depan?" gumamnya. "Siapa yang mindahin Achel?"

Segera dia keluar dari kamar. Di ruang makan sudah ada Gyan yang sudah rapi dengan kopi kalengan yang biasa dia minum. Dahi Gyan mengkerut ketika melihat wajah bantal Achel. Dia sudah duduk di depan Gyan.

"Kak Gy semalam mindahin Achel?"

"Hm."

Achel terdiam. Dia ingin berbicara sesuatu. Tapi, sulit untuk diutarakan. Gyan sudah berdiri. Suara Achel mulai terdengar.

"Semalam Achel mimpi ketemu Mami sama Papi," ucapnya dengan sangat pelan. Gyan pun mendadak diam di tempat.

Perlahan, Achel menatap Gyan yang juga sudah menatapnya. Sorot matanya penuh harap.

"Bisakah Kak Gy menghubungi Mami dan Papi. Kalau Kak Gy yang telepon pasti diangkat. Achel hanya ingin mendengar suara mereka." Mata Achel sudah berair. Kalimatnya pun sedikit tersengal.

"Enggak!" jawabnya dengan cepat dan tegas.

Air mata Achel pun luruh. Dia terus memohon kepada Gyan. Hanya ingin mendengar suara papi dan maminya. Itu saja. Namun, jawaban yang keluar dari mulut Gyan adalah keputusan yang tak bisa ditawar.

"Kak Gy jahat!"

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Gyan setelah suara bantingan pintu terdengar begitu keras.

"ACHEL BENCI KAK GY!!!"

...**** BERSAMBUNG ****...

Setelah membaca yuk dibiasain kasih komen

1
uchiek hiday
waduuuhhh
adegan agak dewasa
hehehee
Ida Lestari
wah....gyan berani bnget ya......tu gyan sadar apa ndak ya hehehehehehe
lanjut trus Thor
semangat
Santi Simarakayang
lanjut kk
Ida Farida
langsung nyosor Ajja tuhhh
iting30
shock liat gambarnya
NadiraDira
wwwwaaaahhhh....gyannnn
Mom Aldesya
lanjut
Santi
weh,ngapain lu gy,wah2,,wawa ada yg nakal sama achel
Rahmawati
wow ciuman perpisahan. sekalian aja jadian biar kalian tenang berjauhan
wardah
duh..duh..duh...whats will going on next neeh ketika.para Singa tau
Sayem Sayem
wadauch si jambul maen sosor wae ...bs keluar taring ny singa jantan ni
Herman Lim
ahhh jambul u main nyosor aja
Lusi Hariyani
waduhhh...si gyan dh mlai berani nunjukin persaan y nich dlm perbuatan gmn nich reaksi kluarga singa dpt restu g...
Rahmawati Abdillah
nah loh makin berat entar kalau mau terbang,karena gamon dengan sesuatu yang disengaja ini🤭
AZLAN Hidayat
c gunung es mulai cair dan brani nyosor2,,,,,
semangat kak doble up nx💪
Rakhmawati Caco
kalo cinta jgn pendam sendiri
Yuli Yati
kak up nya jangan cm 1 bab dong, yg banyak biar seru baca nya
Ezy Aje
yaa penasaran benar ga yaaaa
Cristella Tella
aduh gunung es mai nyosor ajj
Chusnul Smilly
waaaah si tuan langsung nyosor aja, awas di hajar wawa tau rasa lu🤣🤣🤣😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!