[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
"Aku bukanlah siapa-siapa, aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan kebebasan, tapi...
Ketika keluarga dan orang-orang yang aku sayangi di sakiti, maka aku akan menjelma menjadi dewa kematian!"
"Kau berani menghina ku? Mungkin aku akan diam....
Tapi jika kau berani menghina keluargaku, maka kau akan berakhir di lautan darah!"
Season 1 =
TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS
Season 2 =
TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS 2
Jangan lupa dukungannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch- 32. Ular Hijau Raksasa.
Ch- 32. Ular Hijau Raksasa.
Setelah itu, Qiao Ning mengeluarkan pedang taring naga yang sebelumnya diberikan oleh Hei Jin Long sebagai hadiah untuknya, kemudian, ia berjalan dengan perlahan mendekati ular raksasa berwarna hijau tersebut. Namun sayangnya, ular hijau yang sangat kuat itu tentunya bisa merasakan keberadaan Qiao Ning, padahal, Qiao Ning sudah menyembunyikan aura keberadaanya.
"Manusia, berani sekali kalian datang ke tempatku!" ucap ular tersebut.
Qiao Ning sangat kaget ketika mengetahui kalau ular hijau raksasa di depannya, ternyata bisa berbicara, padahal ia berpikir kalau ular hijau tersebut adalah ular hijau biasa sama seperti Beast yang sering ia temui di benua biru, namun hanya ukurannya saja yang sangat besar. Tapi, siapa sangka kalau ular tersebut tidak hanya memiliki kekuatan yang besar, namun juga bisa berbicara seperti manusia.
"Sudah aku duga, para Beast di daratan suci ini pasti bisa bicara, karena kekuatan mereka jauh lebih kuat daripada para Beast di benua biru" gumam Ming Xuan.
"Qiao Ning, kau harus berhati-hati, ular ini bukanlah ular sembarangan" Ming Xuan memperingati Qiao Ning, agar ia tetap waspada dan tidak meremehkan ular raksasa tersebut.
"Aku tahu itu!" ujar Qiao Ning, kemudian melesat terbang ke arah ular raksasa tersebut.
Ular hijau raksasa nampak diam saja dan tidak melakukan gerakan apapun. Namun, saat Qiao Ning hampir mencapainya, ular hijau tersebut tiba-tiba saja mengibaskan ekornya dengan sangat cepat ke arah Qiao Ning, beruntung, Qiao Ning bisa menyadari gerakan ular tersebut dan langsung menahan serangannya, meski begitu, ia tetap terlempar cukup jauh karena hantaman ekor ular yang sangat keras.
Setelah itu, ular hijau raksasa bergerak mendekati Qiao Ning. Lalu, ia menyemburkan cairan bisanya ke arah Qiao Ning, tapi serangan itu hanya mengenai tanah tempat Qiao Ning berdiri sebelumnya, karena sesaat sebelum cairan bisa tersebut mengenainya, Qiao Ning telah lebih dulu menghilang dari sana. Sesaat kemudian, Qiao Ning muncul lagi di samping kepala ular tersebut, sambil menebaskan pedangnya dengan sangat cepat.
Akan tetapi, ular hijau juga bisa menyadari keberadaan Qiao Ning dan langsung menghindar, sehingga, tebasan pedang Qiao Ning hanya mengenai udara kosong. Pada saat yang bersamaan, ular hijau juga mengibaskan ekornya sekali lagi dan berhasil mengenai Qiao Ning dengan tepat, sehingga membuat Qiao Ning kembali terlempar sampai menabrak dinding gua.
Boom!... Tubuh Qiao Ning terlempar dan menabrak dinding gua dengan keras, bahkan dinding gua tersebut sampai retak karena hantaman tubuh Qiao Ning. Selain itu, Qiao Ning juga memuntahkan seteguk darah segar dari mulutnya, dikarenakan serangan ular hijau tersebut benar-benar mengenai tubuhnya secara langsung. Jika bukan karena zirah yang melindungi tubuhnya, mungkin Qiao Ning sudah mengalami luka yang sangat parah, bahkan mungkin tulang-tulangnya akan remuk.
"Qiao Ning!" ujar Ming Xuan.
"A-aku tidak apa-apa" jawab Qiao Ning.
"Oh, ternyata ada manusia lainnya di sini, padahal aku berpikir kalau hanya ada satu yang datang untuk menyerahkan nyawanya" ucap ular hijau raksasa.
Sebelumnya, ular hijau raksasa memang merasakan keberadaan Qiao Ning, namun ia tidak merasakan aura keberadaan Ming Xuan, bahkan ia sedikit terkejut ketika melihat Ming Xuan yang berdiri di sisi lain gua.
Selain tidak merasakan aura keberadaan Ming Xuan, ular hijau raksasa juga tidak merasakan adanya aura kultivasi ditubuh Ming Xuan, meski begitu, ia sangat yakin kalau Ming Xuan bukanlah manusia biasa, karena pada saat ia melihat Ming Xuan, entah kenapa ia seperti melihat sosok yang sangat mengerikan.
"Karena kalian sudah datang dengan sukarela, maka jangan harap untuk bisa meninggalkan gua ini lagi!" ujar ular hijau, kemudian bergerak dengan sangat cepat ke arah Ming Xuan.
"Padahal aku hanya ingin menyaksikan saja, tapi karena kau datang sendiri, maka jangan salahkan aku jika merenggut nyawamu!" sahut Ming Xuan, ia kemudian mengeluarkan pedang emas hitam dari cincin penyimpanannya.
"Hahaha! Teruslah bermimpi, manusia bodoh!" kata ular hijau. Kemudian, ia mengibaskan ekornya ke arah Ming Xuan.
Dhuaaar!
Ledakan kembali terjadi saat ekor ular hijau raksasa menghantam dinding gua tempat Ming Xuan bersandar. Hantaman ekor ular hijau raksasa menyebabkan kehancuran yang sangat besar, bahkan dinding gua sampai bergetar karenanya, meski begitu, serangan ekor ular hijau hanya mengenai dinding gua saja dan tidak mengenai Ming Xuan, karena jauh sebelum ekor ular itu mengenainya, Ming Xuan telah lebih dulu menghilang dari sana.
Detik berikutnya, Ming Xuan telah muncul di atas kepala ular hijau. Namun, karena tidak bisa merasakan aura keberadaan Ming Xuan, ular hijau raksasa tersebut tidak tahu kalau Ming Xuan ada di atas kepalanya, bahkan ia berpikir kalau Ming Xuan telah hancur bersama dinding gua yang terkena hantaman ekornya. Pada saat ular hijau raksasa berpikir kalau ia telah menang, Ming Xuan yang berada di atas kepalanya langsung menebaskan pedang emas hitam dan berhasil memotong tanduk ular hijau.
"Arrgghhh!" ular hijau mengerang kesakitan ketika tanduknya ditebas oleh Ming Xuan. Kemudian, ia menggoyangkan kepalanya agar Ming Xuan terhempas dari atas kepalanya, namun, sebelum ia melakukan hal itu, Ming Xuan telah menghilang dari atas kepalanya dan menghampiri Qiao Ning disisi lain gua.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Ming Xuan.
"Aku baik-baik saja, hanya masih terasa sedikit sakit karena hantaman ekor ular itu" jawab Qiao Ning.
"Syukurlah, berarti zirah yang kita dapatkan dari lelang memanglah sangat kuat" sahut Ming Xuan.
"Mau bekerjasama?" ajak Ming Xuan.
"Sepertinya memang harus begitu" jawab Qiao Ning.
Setelah itu, Ming Xuan dan Qiao Ning langsung langsung melesat ke arah ular hijau raksasa, gerakan mereka yang sangat cepat membuat mereka berdua terlihat seperti menghilang dari pandangan. Tidak hanya sekedar cepat, tapi gerakan mereka berdua juga tidak menimbulkan suara sedikitpun, sehingga akan sangat sulit menemukan dimana mereka dan membaca pergerakan mereka, terutama Ming Xuan yang memang tidak bisa dirasakan aura keberadaanya.
Tidak lama kemudian.
Slassh!
Slassh!
Dua tebasan beruntun langsung memotong kedua tanduk yang ada di bagian belakang kepala ular hijau, detik berikutnya, tebasan beruntun kembali terjadi. Tapi, tebasan beruntun tersebut kali ini jauh lebih banyak dan terus berlangsung tanpa henti.
"Aarrrgghhhh! Dasar manusia sialan!" Ular hijau terus berteriak karena rasa sakit di sekujur tubuhnya, ia juga sangat marah karena tidak melihat siapapun di dekatnya, baik Qiao Ning ataupun Ming Xuan. Meski begitu, ia masih bisa merasakan keberadaan Qiao Ning. Namun, keberadaannya terus berpindah-pindah dengan sangat cepat sampai ia tidak bisa mengikuti keberadaan auranya.
Karena tidak menemukan siapapun, ular hijau kemudian bergerak dengan sangat cepat, agar Ming Xuan dan Qiao Ning berhenti menyerangnya. Namun,secepat apapun dia bergerak, serangan tersebut masih terus berlanjut dan tidak pernah berhenti, meski dampak serangan tidak langsung mengenai tubuhnya, karena dilindungi oleh sisiknya yang sangat keras, tapi, rasa sakit dari tebasan tersebut jelas sangat menyakitkan baginya.
Setengah jam kemudian.
Krak!
Suara retakan terdengar dari sisik ular hijau, beberapa saat kemudian, salah satu sisiknya langsung hancur berkeping-keping. Sekeras dan sekuat apapun sisik ular hijau, tapi, jika diserang secara terus menerus tanpa henti, maka ketahanan sisiknya juga akan terus berkurang, terutama pedang yang digunakan oleh Ming Xuan dan Qiao Ning bukanlah pedang biasa, melainkan senjata yang benar-benar sangat kuat.
"Tebasan kematian!" ujar Ming Xuan. Lalu, ia menyerang di bagian sisik yang telah hancur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
😂😂😂😂