Siapa yang ingin hidup dalam kekurangan semuanya pasti mau hidup serba berkecukupan. Tapi itu takdir tak seorang pun tau hidup mereka akan seperti apa.
Ira seorang ibu rumah yang dulu berada diatas di hantam badai hingga terjatuh kebawah.
Mana dulu yang mengaku sebagai saudara? Tak satu pun ada yang peduli. Suaminya terpaksa jadi ojol untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akankah hidup Ira berubah?Lantas bagaimana dengan keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Nasehat demi nasehat meluncur dari bibir Ira. Senyum tak pernah lepas dari bibir mungilnya. Tak ada kata kasar untuk membalas semua perkataan kasar Mayang.
Mayang perlahan mulai melunak. Ia kagum baru kali ini ada orang yang tahan dengan kelakuannya. Bisanya juga satu jam mereka juga pasti sudah menyerah.
Ira tersenyum saat Mayang tak lagi membantahnya. Perlahan Ira mulai mengajak Gadis itu untuk belajar seperti keinginan omanya.
"Nah ini kamu pakai dulu." Ira menyerahkan selendang pada Mayang.
"Ini buat apa, bu?" tanya Mayang merasa aneh melihat selendang yang Ira berikan pada dirinya.
"Ini buat nurunin rambut kamu, kita itu mau belajar qalam Allah jadi harus sopan." Ira memasangkan selendang pada Mayang dan menutup paha Mayang dengan selimut karna tidak ada kain yang lain untuk menutupi kalau gadis itu.
"Besok - besok kalau mau ngaji harus berpakain sopan. Auratnya ga boleh keliatan."
"Tapi aku ga punya gamis seperti tanggung pakain, celan panjang juga paling yang sobek - sobek, baju hampir semuanya lengan pendek" jawab gadia itu jujur.
"Kamu punya mukenah tidak?"
"Mukenah itu apa, bu?" tanya Mayang tidak mengerti karan selama ini memang tidak di kasih tau oleh kedua orang tau maupun neneknya.
"Mukenah itu yang pakai buat sholat, nak. Kamu punya tidak?" tanya Ira setelah memberi penjelasan.
"Kaya ga ada deh, bu. Nanti aku minta beliin sama oma aja."
Hati Mayang mulai mencair, ia sudah mulai bisa menerima kehadiran Ira yang begitu sabar menghadapi tingkah kasarnya. Ia merasa seperti mempunyai seorang ibu kembali.
Hari pertama berjalan lancar. Walau di awal banyak drama tapi berkat keyakinan dan kesabaran semuanya pasti bisa.
"Untuk hati ini cukup segini aja dulu, insya Allah besok kita ketemu lagi." Ira mengakhiri sesi pembelajaran hari ini. Mayang sebenarnya anak pintar mungkin karna kurang kasih sayang makanya sikapnya jadi seperti itu.
"Bu Hj saya pamit dulu, insya Allah besok yang kembali lagi." pamit Ira.
"Udah selesai ya, moga bu Ira ga kapok ngajari cucu saya." ujar bu hj sambil tertawa kecil.
"Ah ga bu hj, Mayang anaknya pintar dan nurut kok."
"Syukur kalau Mayang anaknya nurut, tadinya saya tidak yakin nak Ira mampu mengendalikan Mayang. Sebab sudah banyak guru - guru yang saya panggil, paling sehari langsung nyerah atau paling lama satu minggu juga udahan." cerita bu hj mengalir begitu saja hingga tak terasa sudah setengah jam mereka duduk ngobrol di ruang tamu sambil menunggu suaminya menjemputnya.
"Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam. "
"Bu Hj suami saya sudah datang, kalau begitu saya pamit dulu." Ira dan Haris berpamitan sebelum mereka pulang kerumahnya.
"Ini apa bu hj?" tanya Ira saat bu hj memberikan sebuah paper bag ketanganya.
"Ini buat kamu dan keluarga, terima ya." paksa bi hj dan mau tidak mau Ira terpaksa membawa paper bag yang entah apa isi di dalamnya. Ira belum berani melihat karna ga enak sama bu hj, biar nanti saat sudah sampai di rumah baru ia akan membukanya.
Jarang orang kaya yang baik seperti bu hj, kebanyakan mereka itu angkuh dan sombong. Alhamdulillah Ira di pertemukan dengan orang kaya baik seperti bu hj.
...****************...
Assalamualaikum kk, selamat pg, ayi bangun kosong hari nan cerah. Thor kembali up ya, di bantu like dan komen serta vote yang banyak ya kk supaya thor makin semangat 😘😘🙏🙏🙏
Terimakasih atas semua supportnya kk😘😘😍
nauzubillah mindalik