Perlahan dia menyibak kelambu yang sudah lusuh itu dan mengarahkan netranya keluar ingin melihat terlebih dahulu siapa yang bertamu.
Bagaikan disambar petir apa yang barusan ia lihat adalah tergeletak tubuh seorang laki – laki yang sepertinya sedang pingsan, entahlah mungkin hanya pingsan atau mungkin sudah mati ia benar – benar tak yakin akan pilihan keduanya.
Sebenarnya aku publis karyaku yang ini di platform resmi Fizzo hanya saja peminatnya sedikit mungkin karyaku kurang menarik
tetapi ku coba perbaiki dan publis karyaku yang berjudul Secret Love disini
semoga kalian suka
oh iya nama penaku di Fizzo adalah Imajinas
jadi sukapena dan Imajinas adalah satu orang yang sama ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukapena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Geralt terus mengetuk pintu kamar Nalla dan tetap tidak ada sahutan dari sipemilik kamar, Geralt mencoba membuka gagang pintu dan ternyata pintu tidak terkunci. Geralt merutuki dirinya sedari tadi mengapa tidak langsung masuk saja jika pintu tidak terkunci, bodoh sekali Geralt.
Saat pintu mulai dibuka oleh Geralt, Kanalla yang merebahkan badanya di atas ranjang yang berukuran besar nan empuk itu tidak seperti saat dirumah usangnya didekat hutan yang berada dipinggiran kota B ini.
Geralt datang menghampiri Kanalla dia melihat punggung Kanalla seperti bergetar "apa dia menangis?" Tanya Geralt pada dirinya sendiri, Geralt mulai naik ke atas ranjang dan dipeluklah Kanalla dari belakang dengan posesif diciumnya puncak kepala Kanalla.
Kanalla yang merasakan tubuhnya direngkuh kedalam pelukan hangat Geralt terdiam dan kaku karena kaget, saking berisiknya fikiran dan hatinya dia sampai tidak menyadari Geralt sudah masuk ke kamarnya lebih tepatnya kamar Geralt yang diberikan ke Kanalla.
"kenapa menangis?" Tanya Geralt pada Kanalla dan Kanalla hanya diam berusaha menghapus air mata yang jatuh di pipinya "Apa aku membuat kesalahan?" Tanya Geralt sekali lagi dan Kanalla mulai berontak dari pelukan Geralt, namun Geralt menahan tubuh Kanalla dengan kuat "lepaskan aku" ucap Kanalla dengan suara serak khas orang menangis.
"Aku tau diriku tak secantik dokter Riana dan aku tau kita bukan siapa - siapa, status ku hanya ibu dari anakmu bukan istrimu" ucap Kanalla pelan dan air mata jatuh kembali di pipinya.
Geralt mencerna baik - baik ucapan Kanalla sembari berfikir apa ada yang salah tentang dirinya dn dokter Riana. "Memangnya kenapa jika Riana cantik?" Tanya Geralt dengan santai dan semakin membuat Kanalla berontak ingin menjauh dri Geralt tidak ingin disentuh.
"Ya dia memang cantik sampai kau melihatnya seperti itu memandangnya tanpa berkedip" ucap Kanalla dan Geralt baru tersadar bahwa Kanalla cemburu melihatnya menatap dokter Riana.
Padahal dia tidak memandang dokter Riana melainkan memikirkan apa yang terjadi sehingga Albert bertemu dengannya di rumah sakit itu tanpa memberi tahunya terlebih dahulu.
Tetapi seperti Kanalla salah faham dan dia mulai mengeluh bahwa wanita hamil sensitif sekali "aku tidak melihat dokter Riana, aku sedang memikirkan pekerjaanku" jawab Geralt sambil terus mengecup puncak kepala Kanalla.
"Mana ada maling yang mengaku" jawab Kanalla masih tetap dengam posisi memunggungi Geralt "apa kau tidak senang dengan kehamilanku?" Tanya Kanalla dan Geralt menghela nafasnya, susah sekali menghadapi mood seorang wanita hamil.
"Tentu saja aku senang" jawab Geralt berbisik ditelinga Kanalla "kalo kau senang mengapa tadi kau diam saja dan tidak terlihat senang saat memandang janin ini dilayar USG" Geralt berusaha membalikkan tubuh Kanala dan menatap mata Kanalla dalam.
"Aku tidak ingin perawat yang memanggilmu melihat senyumku, apa kau tau dia berusaha menggodaku" jawab Geralt dan Kanalla membelalakkan matanya mendengar itu, pasalnya dia hanya fokus dengan dokter Riana saja.
"Bagaimana dia menggodamu?" Tanya Kanalla. Geralt yang mendengarnya terkekeh kecil "dia terang - terangan membuka kancing yang berada didekat dadanya memperlihatkan payudaranya, apa kau tidak tau bahwa dia terus menatapku bagaikan singa yang sedang kelaparan" jelas Geralt sekali lagi dan Kanalla benar - benar salah mengartikan sikap Geralt tadi saat di rumah sakit.
Kanalla menghela nafas dan kemudian dia meminta maaf atas tuduhannya terhadap Geralt dan mereka saat ini tengah berciuman mesra, dering ponsel Kanalla membuat mereka berhenti dengan aktivitas saling menyecap itu.
Geralt tidur terlentang sedangkan Kanalla mencari posisi ponselnya "Vivian" ucapnya setelah melihat dilayar ponselnya ada nama Vivian disana sedang menelfon "Halo" jawab Kanalla "Aku sedikit tidak enak badan, aku sudah izin dengan pak Yokobus tadi" tambah Kanalla sekali lagi.
"Ah tidak, tidak papa Vi Besok aku sudah bekerja" ucap Kanalla sambil tersenyum walaupun hanya Geralt yang dapat melihat senyumannya "Hem baik terima kasih Vi" setelah ucapan terima kasih Kanalla langsung menutup panggilannya dan dia rasa perutnya sudah keroncongan minta di isi.
"Jack apa aku boleh berbelanja??" Tanya Kanalla pada Geralt dan Geralt yang tadi menutup matanya membuka dengan cepat "aku ingin memasak sesuatu perutku lapar" ucap Kanalla sekali lagi dengan mata memelas melihat Geralt, Geralt segera bangkit dari posisi tidurannya.
"boleh, ayo kita berbelanja di supermarket bawah apartement ini" ucap Geralt dan melangkah keluar dari kamar Kanalla diikuti dengan Kanalla dibelakangnya.
Mereka sedang asik memilah dan memilih sayuran buah dan lain - lain untuk stock Kanalla, di dalam hatinya dia ragu untuk membeli semua ini "apa uangku akan cukup" ucap Kanalla dalam hati tetapi Geralt bisa melihat kegelisaan Kanalla.
Mengelus punggung Kanalla yang sedang terdiam di rak sayuran "beli sesukamu, semua kebutuhanmu dan dia akan menjadi tanggung jawabku" ucap Geralt dengan senyum kecil, Senyum merekah dibibir Kanalla dan dia melanjutkan memilih sayur serta buah - buahan apa yang ingin dia beli.
Setelah berbelanja Kanalla sibuk di dapur apartement, Geralt menyimpan semua belanjaannya di rak pantri dapur dan dilemari es. Kanalla terkejut saat membuka lemari es apartement Geralt pasalnya disana hanya ada air mineral dan minum keras, Dia menggelengkan kepalanya sambil berkacak pinggang.
"Banyak sekali minuman keras ini" gumam Kanalla dan dapat Geralt dengar diambang pintu dapur. Geralt segera menghampiri Kanalla mengambil sekaleng bir untuk ia teguk, Kanalla terlonjak kaget karena Geralt tiba - tiba datang dan mengambil sekaleng bir dari dalam kulkas.
"Kau mengagetkanku saja" Geralt yang mendengarnya hanya tersenyum kecil kemudian dia beranjak pergi ke ruang kerjanya yang berada disamping kamar utama.
Kanalla sibuk mempersiapkan makan malamnya sedangkan Geralt sibuk dengan laptopnya, terdengar deringan ponsel Geralt membuat si pemiliknya mengalihkan pandangan dari layar Laptop mencari keberadaan ponselnya yang berdering.
"Halo ada apa Ge?" Tanya Geralt dengan si penelfon sepertinya Gedion yang sedang menelfonya "lusa aku akan pulang" sambung Geralt sekali lagi "hem okey" sambungnya dan dia segera mematikan ponselnya.
Gedion berdecak kesal dengan saudara kembarnya ini, belum selesai dia berbicara telfon langsung diputus begitu saja "dasar kutup utara bedebah sialan" umpatnya dan terdengar oleh Liana "ada apa honey?" Gedion menghela nafas berat "aku tadi menelfon Geralt memberitahukannya bahwa besok kita akan pulang dan mommy mengadakan pesta penyambutan cucunya tapi dia malah tidak bisa pulang dan kau tau sayang, belum selesai aku bicara dengan seenaknya dia menutup telfon" ucap Gedion dan Liana yag mendengarnya tertawa karena Liana tau sekali sifat Geralt bagaimana apalagi dengan pesta dia pasti menghindari itu.
"Sudahlah mungkin dia memang masih ada pekerjaan di kota B" Gedion kembali bersuara "kenapa kau selalu membelanya" jawab Gedion dengan kesal dan menjambak rambutnya ingin sekali saat ini dia memukul kepala saudaranya itu.
"Mungkin dia tidak ingin melihat kita bersama karena pasti hatinya akan terluka" ucap Liana dalam hati, ya sebenarnya Liana sudah tau bahwa Geralt sedari remaja sudah menyukainya tetapi Geralt tidak mau memberitahunya dan pada akhirnya Gedion yang berani mengatakan cinta padanya.
Liana sangat tau tatapan itu tatapan mendamba yang selalu Geralt berikan padanya dan tatapan terluka melihatnya memilih menikh dengan Gedion, tetapi didalam hati Liana dia dari awal memang mencintai Gedion bukan Geralt.
Dan Liana sangat tau kenapa Geralt selalu menghindarinya, dia selalu mendoakan agar Geralt segera menemukan seorang wanita yang mampu menggeser posisinya dihati Geralt.
Liana menghela nafasnya, dia menatap bayinya sekarang yang sedang berada dipangkuannya menyusu dengan kuat mengelusnya perlahan.