NovelToon NovelToon
Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Harem
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Rayna Sasa Revalia, gadis dengan karakter blak-blakan, humoris, ceria dan sangat aktif. Dia harus meninggalkan orang tua serta kehidupan sederhananya di kampung karena sebuah kesialan sendiri yang men-stransmigrasikan jiwa gadis itu ke dalam sebuah karakter novel.

Sedih? Tentu. Namun ... selaku pecinta cogan, bagaimana mungkin Rayna tidak menyukai kehidupan barunya? Masalahnya, yang dia masuki adalah novel Harem!

Tapi ... Kenapa jiwa Rayna harus merasuki tubuh Amira Rayna Medensen yang berkepribadian kebalikan dengannya?! Hal terpenting adalah ... Amira selalu di abaikan oleh keluarga sendiri hanya karena semua perhatian mereka selalu tertuju pada adik perempuannya. Karena keirian hati, Amira berakhir tragis di tangan semua pria pelindung Emira—adiknya.

Bagaimana Rayna menghadapi liku-liku kehidupan baru serta alur novel yang melenceng jauh?

~•~

- Author 'Rayna Transmigrasi' di wp dan di sini sama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hukuman

Di lapangan outdoor sekolah Aquilastar, sudah banyak murid dengan pakaian olahraganya yang tengah pemanasan. Seorang guru pria dengan badan kekarnya terlihat bolak-balik dengan mata tertuju pada murid kelas XI IPA II yang tengah berbaris rapi.

Wajah-wajah para murid itu terlihat berkeringat karena sinar matahari. Banyak yang mengeluh karena pemanasan yang guru pria itu perintahkan terlalu keras.

“Ini pemanasan apa penyiksaan sih!” gerutu Rayna dengan wajah memerah karena terpapar sinar matahari.

“Ya udah. Lo istirahat aja. Nanti gue yang minta izin sama Pak Ucup,” ujarnya lembut.

Siapa yang bicara? Tentu saja Arsa. Rayna merasa geli dengan tingkah Arsa akhir-akhir ini. Semenjak Arsa mengungkapkan perasaannya tiga hari yang lalu, sikap Arsa benar-benar berubah.

Arsa menjadi sering tersenyum, banyak bicara, perhatian. Apalagi nada bicaranya menjadi lembut dan hangat. Tentu saja hanya kepada Rayna. Sikap Arsa kepada yang lain masih sama.

Awalnya, teman sekelas lainnya sangat terkejut dan tercengang dengan perubahan sikap Arsa kepada Rayna, tapi setelah tiga hari ini, mereka menjadi agak terbiasa walaupun masih terasa aneh.

Namun Rayna tidak keberatan atau tidak nyaman. Justru ia malah menikmatinya. Hanya tidak terbiasa saja.

“Gak usahlah. Nanti lo yang kena semprot. Liat tuh mukanya, galak bener,” kata Rayna seraya menatap pak Ucup yang bermuka sedikit garang.

Arsa terkekeh, “Kalo gitu, lo di belakang gue aja, biar gak kepanasan.”

Rayna langsung tersenyum cerah, “Oke!”

Mereka berada di barisan paling belakang, jadi tidak ada yang mendengarkan obrolan keduanya. 

Rayna dengan santai berdiri di belakang Arsa sehingga sinar matahari tidak mengenainya. Bukannya pemanasan, dia malah melihat sekeliling dengan tangan bersedekap.

“RAYNA!”

Rayna langsung berjengit kaget seraya menjawab refleks, “Ah iya, Pak?”

Rayna menoleh dan melihat Pak Ucup menatapnya tajam. Selain itu, semua mata tertuju padanya. Rayna memiringkan kepalanya bingung, apalagi rautnya terlihat polos.

“Yang lain pemanasan! Kenapa kamu malah diam!”

“Kan udah panas, Pak. Ngapain pemanasan lagi?” balas Rayna tak berdosa.

Semua teman sekelasnya mengangguk menyetujui membuat ekspresi Pak Ucup semakin menyeramkan, “Kamu!” 

Rayna mengerjap, “Iya aku?” 

Urat-urat biru muncul di leher dan pelipis pak Ucup karena geram, “Kamu berdiri di tengah lapang dengan tangan menghormati bendera sampai pelajaran olahraga selesai!”

Rayna melirik Arsa yang tengah menatap dingin Pak Ucup. Sedangkan teman sekelas lainnya menatap Rayna simpati. Rayna cemberut, “Kenapa, Pak?”

“Kamu tahu apa kesalahanmu?!”

Rayna menggeleng polos, “Enggak tahu, Pak. Perasaan dari tadi Rayna cuma diem, gak bikin kesalahan.”

Pak ucup menggeram semakin marah. Jari telunjuknya mengarah pada tiang bendera yang tidak jauh, “RAYNA! CEPAT BERDIRI DI LAPANGAN!”

Rayna tersentak. Ia bergidik ngeri melihat matanya melotot seakan keluar, ia dengan cepat mengangguk, “Siap, Pak!”

Sebelum Rayna berjalan, ia menoleh kepada semua teman sekelasnya yang tengah menatapnya kasihan, “Eh, ada yang mau ikut, gak?”

Mereka langsung menggeleng beberapa kali dengan bahu bergidik. Rian mewakili, “Nggak Rayn, makasih.”

Bahu Rayna terkulai. Lalu ia melirik Arsa, “Sa.. Ikut gue yok..”

Ekspresi mengeras Arsa langsung melunak. Setelah menatap dingin Pak Ucup yang terdiam karena tatapannya, Arsa mengalihkan pandangan menatap Rayna. Ia tersenyum dan meraih tangannya, “Ayo, gue temenin.”

Rayna mengangguk semangat. Ia mendelik pak Ucup dan berbisik di telinga Arsa, “Sa, gue rasa tubuh gede sama nama gak cocok banget sama dia. Nama Pak Ucup sama kaya tukang gorengan di deket rumah gue.”

Suara Rayna tidak kecil. Ia seakan berbisik, nyatanya suaranya begitu keras. Teman-temannya tertawa, sedangkan Pak Ucup sendiri melotot, “RAYNA!”

Rayna langsung berlari dengan tangan menarik Arsa ke tengah lapang. Tepatnya di depan tiang bendera.

Setelah sampai, Rayna terengah-engah seraya menatap ke belakang, menggerutu, “Galak bener, dah. Untung ganteng dikit.”

Arsa mengusap keringat di dahi rayna dengan tangannya. Rayna yang sudah tidak aneh lagi tidak menolak.

Rayna baru sadar ada orang yang berdiri di sampingnya dengan tangan menghormati bendera. Kepalanya mendongak ke atas. Itu adalah seorang cowok dengan baju seragam urakan. Posisinya menyamping sehingga Rayna tidak bisa melihat wajahnya. “Hei! Lo pasti lagi di hukum ya?”

Cowok itu menoleh. Tampangnya tampak dingin tanpa ekspresi. Rayna langsung mundur, “Gue kayaknya pernah liat lo, deh.”

Arsa langsung menarik Rayna ke samping kirinya untuk menjauh dari cowok itu, “Hormat, Rayn. Nanti Pak Ucup nambah hukumannya.”

Rayna menatap kembali cowok itu yang ternyata masih menatapnya. Dia langsung mengalihkan pandangan dan mendongak kembali. Rayna bergumam pelan, “Ezra, ya?”

***

“Kita harus cepet pergi untuk mencegah mereka sebelum mereka nyerang sekolah ini!”

Langkah Rayna terhenti. Ia bersembunyi di balik tembok.

“Kalo gitu sekarang lo pergi ke kelas si Bos buat kasih tahu dia!”

Suara panik itu kembali terdengar. Rayna mengerutkan kening. Setelah mendengar langkah kaki semakin menjauh, Rayna keluar dari persembunyiannya. Ia menatap punggung dua cowok yang tengah berlari menjauh itu, “Ada apa sih? Jiwa kepo gue meronta-ronta lagi.”

Rayna mengangkat bahu. Dia melanjutkan langkahnya menuju kelas. Sebelumnya ia pergi ke toilet, berniat bolos dan bersantai di tempat favoritnya, ia malah tidak sengaja mendengar percakapan itu. Jadi niatnya tidak jadi, ia lupa kalo dia adalah murid baik. Jadi tidak boleh membolos.

“Rayna.”

Rayna menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang dan melihat Amzar berdiri menyender di tembok dengan kedua tangan di masukan ke saku.

Rayna terpesona. Damage-nya Masyaallah. 

Melihat Rayna berdiri mematung menatapnya. Amzar berjalan mendekat. Tidak ada orang di sekitar karena memang waktunya masuk kelas. Setelah Amzar berada di depan Rayna, dia memegang kepala Rayna seraya bertanya, “Kepala lo masih sakit?”

Rayna membeku merasakan tangan cowok itu menyentuh kepalanya. Dengan pipi memanas, ia menggeleng, “Iya.. Eh! Enggak-enggak.”

Rayna bisa mencium aroma parfumnya. Apalagi dengan jarak sedekat itu dengan jelas Rayna bisa melihat wajahnya yang mulus Dan tentu saja tampan.

Amzar mengangguk seraya tersenyum tipis. Ia mengusap kepala Rayna. Lalu menepuknya lembut, “Kalo sakit, bilang ya ke gue.”

Rayna menggeleng. Lalu mengangguk. Ekspresinya linglung.

Amzar menurunkan tangannya, “Kalo gitu sampai ketemu lagi.”

Amzar melenggang pergi. Rayna menatap punggungnya dengan tatapan kosong, “Anjir.. bisa gila gue..”

Di balik tembok beberapa meter di belakang Rayna, seorang cowok mengepalkan tangannya, “Amzar sialan!”

1
Mamta Okta Okta
crazy up thor.... semangat
Viona Syafazea
lagi thor
Viona Syafazea
baca 30 episode cuma sehari masih berada kurang juga saking serunya... please crazy up dong thor.. 😊
Rita Sofiyani
arsa gue juga sama loo/Drool/
Rita Sofiyani
suka ceritanya kaa
Fitri Apriyani
bagus banget deh kk cuma kalo ap jangan satu bab dong kadang juga ngak ap aku nunguin nya lama kk mana dah ngak sabar lagi nunggu ap nya aku harap jangan gantung ya pokok nya harus tamat kalo ngak aku komentar terus biar kk ap/Smile//Smile//Angry//Determined//Kiss//Plusone//Heart/
Kharisma
yang banyak up ya Thor
biar flashback
Kharisma
loh ini yang di wp ya kk
kok pindah NT?😅
𝓕𝓮𝓫𝓫𝓯𝓫𝓻𝔂𝓷𝓽: haha iya nih, di wp gaada apresiasi meskipun pembaca banyak><
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!