NovelToon NovelToon
Menyembunyikan Anakku Dari Mantan Suamiku

Menyembunyikan Anakku Dari Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Cerai / Janda / Duda / Cintapertama
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ara Nandini

Alina harus menerima kenyataan kalau dirinya kini sudah bercerai dengan suaminya di usia yang masih sama-sama muda, Revan. Selama menikah pria itu tidak pernah bersikap hangat ataupun mencintai Alina, karena di hatinya hanya ada Devi, sang kekasih.

Revan sangat muak dengan perjodohan yang dijalaninya sampai akhirnya memutuskan untuk menceraikan Alina.

Ternyata tak lama setelah bercerai. Alina hamil, saat dia dan ibunya ingin memberitahu Revan, Alina melihat pemandangan yang menyakitkan yang akhirnya memutuskan dia untuk pergi sejauh-jauhnya dari hidup pria itu.

Dan mereka akan bertemu nanti di perusahaan tempat Alina bekerja yang ternyata adalah direktur barunya itu mantan suaminya.

Alina bertemu dengan mantan suaminya dengan mereka yang sudah menjalin hubungan dengan pasangan mereka.

Tapi apakah Alina akan kembali dengan Revan demi putra tercinta? atau mereka tetap akan berpisah sampai akhir cerita?

Ikuti Kisahnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara Nandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Berjuang mendapatkan restu

Setelah sarapan bersama, Kamelia, Cika, dan Afkar bersiap-siap untuk kembali pulang.

Suasana hangat yang tadinya menyelimuti meja makan kini berubah menjadi penuh keharuan.

"Berpisah lagi deh..." ucap Alina pelan, suaranya terdengar bergetar menahan tangis.

"Baik-baik di sini, ya. Jangan terlalu sering keluar malam, dan jangan sampai kelelahan," pesan Kamelia sambil mengusap punggung putrinya dengan penuh kasih sayang.

"Mama juga," balas Alina sambil mengangguk.

Lalu ia melirik ke arah dua orang yang berdiri di belakang ibunya.

"Kalian jagain Mama aku, ya. Tapi jangan keseringan bermesraan di depan Mama, kasihan Mamaku sudah jomblo," celetuk Alina sambil tersenyum tipis, berusaha mencairkan suasana.

Cika langsung tertawa senang lalu memeluk Kamelia dari samping.

"Mama Kaka itu mama aku juga. Jadi tenang saja, kita bakal jagain. Nggak akan membiarkan Mama sendirian,"

Tak lama kemudian, Aeris keluar dari kamar. Bocah itu sudah selesai mandi, rambutnya masih basah dan tubuhnya harum, mengenakan kaus bergambar dinosaurus kesayangannya.

"Nenek, kenapa nggak tinggal lebih lama saja di sini? Aeris padahal senang banget ada temannya," ucapnya sambil berjalan mendekat.

Kamelia langsung berlutut agar sejajar dengan cucunya, menatap wajah itu lalu mengusap pipi tembam-nya.

"Jarak rumah kita tidak terlalu jauh, Sayang. Hanya dua jam perjalanan kok," kata Kamelia dengan lembut. "Lagi pula, kalau kamu kangen sama Nenek, tinggal telepon saja. Nenek pasti angkat."

Aeris memeluk Kamelia dengan erat.

"Nek... siapa sih keluarga tadi malam?" bisiknya pelan, hanya untuk didengar oleh Kamelia.

Kamelia menghela napas, lalu membalas pelukan itu.

"Kamu nggak perlu tahu, mereka itu bukan siapa-siapa," jawabnya dengan suara berbisik.

Aeris perlahan melepaskan pelukannya. Kamelia kemudian menatapnya dalam-dalam.

"Sudah ya, kamu baik-baik di sini. Jangan nakal sama Mama. Kalau nanti sudah masuk sekolah dasar, harus rajin belajarnya,"

Aeris langsung mengacungkan jempolnya dengan semangat.

Mereka bertiga berpelukan sekali lagi. Alina melambaikan tangan ketika taksi yang mereka tumpangi mulai melaju meninggalkan rumah.

"Kalau Mama kerja, Aeris sama siapa dong?" tanya Aeris sambil menatap Alina.

"Kamu ikut Mama dulu untuk sementara, sambil Mama cari TK baru buat kamu."

"Yes! Aeris ikut!" serunya kegirangan.

"Tapi ingat, ya, jangan mengganggu orang di sana. Nanti kamu dimarahi Pak Jeki."

Aeris mengangguk pelan. Ia masih teringat wajah garang pria berbadan besar itu, dengan otot-otot menonjol yang membuatnya ngeri. Memang, sesekali Alina membawa Aeris ke kantor, dan untungnya sang direktur telah memberikan izin.

"Kamu tunggu di sini, ya. Mama mau siapkan bekal dulu," kata Alina sebelum masuk ke dalam.

••••••

"Mas... Kamelia tinggal di Kota B, di Jalan Mardhinata nomor 12," kata Jesika saat melihat alamat yang tertera di plastik bekas kue yang dipesan tempo hari.

"Jadi dia tinggal di sana..." gumam Felix.

Felix dan Jesika memang tahu kalau Kamelia dan Alina telah pindah rumah, tapi mereka tidak tahu pasti lokasinya. Saat itu Felix sempat ingin menawarkan bantuan untuk melunasi hutang almarhum suami Kamelia. Namun ternyata, saat ia datang, rumah itu sudah dijual dan penghuninya pergi tanpa jejak.

Yang paling disesalkan Felix adalah kenyataan bahwa jarak mereka sebenarnya tidak terlalu jauh. Jika saja ia mencarinya lebih cepat, mungkin keadaannya akan berbeda.

"Mas... kita harus menemui Kamelia sekarang. Kita butuh kejelasan—apakah Aeris itu anak Revan atau bukan," kata Jesika.

"Kalau memang benar... apa yang akan kita lakukan?" tanya Felix pelan. "Aku rasa... mengambil Aeris dari mereka bukanlah keputusan yang bijak."

"Dengar, Ma. Biarkan Kamelia tenang dulu. Yang penting sekarang kita sudah tahu di mana mereka tinggal. Jangan gegabah, aku takut itu malah memperkeruh keadaan," ujar Felix lagi.

Jesika mengusap wajahnya kasar, perasaannya campur aduk.

"Apa selama ini mereka hidup dengan baik, ya?" gumamnya lirih. "Kalau memang Alina hamil waktu itu... kenapa dia nggak bilang apa-apa sama kita?"

"Mungkin ada alasan kuat yang membuatnya pergi, Ma. Jangan langsung menyalahkan dia," balas Felix.

"Mama nggak menyalahkan Alina," jawab Jesika pelan, namun nada suaranya berubah menjadi tajam. "Tapi kalau ternyata alasannya karena Revan dan Devi... Mama nggak akan tinggal diam," katanya tegas.

Sementara itu, di apartemennya, Revan tengah bersiap-siap. Ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07.00. Hari ini ia dijadwalkan untuk menandatangani dokumen penting terkait pengalihan kepemimpinan perusahaan milik Erwin—yang akan ia ambil alih.

Ting tong!

Bel berbunyi. Revan tersenyum tipis. Ia tahu persis siapa yang datang. Begitu pintu dibuka, ia langsung menarik pinggang wanita itu ke dalam dan menutup pintu.

"Kamu belum siap!?" seru Devi begitu melihat Revan masih mengenakan kemeja yang belum dikancingkan, memperlihatkan dada bidangnya.

"Aku maunya kamu yang bantu," kata Revan, terkekeh.

Tanpa banyak bicara, Devi mendorong pelan dada Revan dan mulai mengancingkan kemejanya satu per satu dengan cekatan.

"Mana dasinya!?"

"Sebentar, aku ambil dulu," kata Revan lalu berjalan ke kamar.

Beberapa detik kemudian, ia kembali dengan dasi biru di tangan, lalu menyodorkannya pada Devi. Wanita itu segera menerimanya dan mulai memasangkannya di leher Revan. Saat tangannya sibuk membenarkan dasi, Revan sempat-sempatnya mencuri kecupan ringan di bibirnya. Tangannya pun melingkar santai di pinggang ramping Devi.

"Kebayang nggak kalau kita sudah menikah? Aku kerja, kamu di rumah menyiapkan ini-itu… lalu ada anak yang mengganggu kita," Revan tergelak sendiri. "Kita nikah sekarang, yuk."

Devi menatapnya sejenak. "Ck, Re... restu. Ingat restu."

"Malam ini kita ke rumahku."

"Nggak mau, ah."

"Hitung-hitung pendekatan dengan Mama," ucap Revan, kini melepaskan pelukannya dan menangkup lembut pipi Devi. "Aku yakin, kok. Lama-lama Mama pasti luluh melihat kebaikan kamu."

Devi hanya bisa mengangguk pelan, walau dalam hati masih terselip rasa cemas.

1
rian Away
REVAN HARUS MATI .. REVAN HARUS DIBUNUH
rian Away
aeris anak haram 🤭
Sunaryati
Ada waktunya kamu bahagia Alina, dan gantian Revan yang hancur
shenina
huhhh sempat2 nya fitri bisa punya ide seperti itu untuk anak nya.. udah keliatan kalau matre, ya jelas lah siapa yg g mau bisa dapatkan menantu kaya raya
shenina
hihh najis 🤮🤮🤮 g rela kalian bahagia.. g sudi sampai al balikan dgn revan..
shenina
sabar alina.. kamu wanita mahal.. ikhlaskan ajaa
shenina
berjuang demi mendapatkan restu sampai titik darah penghabisan
shenina
anj kau revan..😏 dua manusia yg g punya hati
shenina
gak rela alina balikan dgn revan
shenina
hadeuh drama si devi
shenina
emang gak ada nama di dalam kartu undangan birthday ya..ibu kamelia dan mama ny revan k mantan besan.. masa g kenal lagi
shenina
alina yg malang 🤧
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
shenina
kasihan Aries 🥺
shenina
udah bagus mereka g usah ketemu lagi 😮‍💨
Sunaryati
Baik Alina atau kamu yang jadi istri Revan tidak akan bahagia, karena mama Revan suka sama Alina tapi Revan yang tidak suka, sedangkan Devi tidak disukai dan tak dapat restu mamanya Revan itu sangat baik karena restu ibu yang baik sama dengan ridza Tuhan. Jika kalian tetap nikah tanpa restu tidak akan bahagia. Kamu pede banget mau merawat anak Alina dan Revan, memangnya Alina mengizinkan dan Aries mau?
Sunaryati
Thoor buat Aries jangan seperti itu kasihan Alina, jadikan Aries anak yang sayang mamanya, nurut dan santun, jangan suka mengacak barang dan mik up Alina. Jangan kata- kata Aries yang seperti orang dewasa saja. Jika Aries seperti penilaian Mantan mertua dan suami laknatnya Alina tidak bisa mendidik anak.
Sunaryati
Tidak akan dapat restu jika ternyata Aries anak Revan , di bab lalu emak menyarankan di restui namun tanpa anak. Tapi karena sejak Devi sudah jika mereka pasangan suami istri dan tetap menyambut cinta Revan, emak cabut dukungannya, Revan tak menikahi Devi, dan Alina juga tidak mau kembali pada Revan.
rian Away: ngetik apaan
total 1 replies
Sunaryati
Semangat Alina, penghinaan yang dilakukan Revan sejak pasti ada balasan, ikhlas saja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!