Bai Mengyan merupakan putri Jenderal Besar Kerajaan Han yang bernama Bai An. Setelah di angkat menjadi Permaisuri Han, dia tidak pernah bertemu dengan keluarganya. Raja menurunkan titah agar Keluarga Utama Bai An tinggal di perbatasan dan menjaga perbatasan seumur hidupnya. Namun, siapa sangka terjadi tragedi yang memilukan.
Belum sempat melepas rindu, Permaisuri Bai kehilangan keluarga utama dalam semalam. Tidak berhenti disana, dia dikirim ke istana dingin dan diminta meminum racun.
Siapakah yang memfitnah keluarga Bai? Rahasia kelam apa yang coba mereka sembunyikan?
Penuh drama yang menegangkan dan intrik, kisah cinta dewasa yang manis. ➤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Una~ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 27
Setelah menyelesaikan tugasnya, Jin Ran kembali ke sisi Raja. Dia melaporkan semua hal yang dia temui di lapangan──juga pertemuannya dengan Lord Xuhuan dan seorang wanita yang bernama Tabib Long, murid dari gunung Kun. Raja hanya mengangguk, bukan hal besar jika pamannya membawa tabib luar ke istana, dia sudah diberitahu oleh istana Janda Selir Liu.
"Pamanku mengerti posisimu, dia tidak akan tersinggung dengan mudah." Kata Raja setelah menerima laporan pengawal pribadinya.
Jin Ran tidak berani berucap, dia mengangguk pelan dan bergeser ke ujung ruang masih dengan setelan khas pengawal dan memegang pedang. Raja menunduk melihat beberapa laporan yang masuk saat pengadilan pagi selesai. Menutup matanya sekilas lalu menghembuskan nafas berat. Dia tidak nyaman dengan semua hal.
Setelah rapat bersama para menterinya. Beberapa dari mereka meminta Raja mengadili keluarga Bai yang tersisa dan menuntut para pemberontak sehingga Kerajaan aman dari niat-niat buruk seperti yang telah dilakukan Jenderal Bai. Tapi perasaannya menjadi kacau ketika menyadari ada sesuatu yang aneh pada penyelidikan sang Pangeran. Meski begitu, dia tetap tidak ingin meminta Pangeran masuk ke istana untuk bertanya hal yang menjadi keraguannya. Dia diam dalam kecemasan tapi tidak mampu mengambil keputusan tegas. Belum.
Malam sudah datang lagi, dia tetap berada di posisinya melihat berkas-berkas petisi dari beberapa menteri. Jin Ran yang cemas tetap menunggu dengan setia, tanpa mengganggu pekerjaan sang Raja. Ketika Raja meletakkan dokumen di atas meja cukup keras hingga membuat kasim dan dayang di luar terlonjak kaget bersamaan dengan itu suara terompet kencang menembus dinding-dinding ruangan yang ada di istana.
Semua orang terkejut begitupula Raja. Dia bangun dari kursi dan keluar dengan terburu-buru, berjalan sampai ke halaman istana utama. Dia berdiri di atas tangga paling ujung dan menatap ke depan. Para penjaga berlari mengelilingi Raja untuk melindunginya. Dalam sekejap istana menjadi riuh. Jin Ran meminta salah satu dari pengawal istana keluar mencari tahu sumber suara.
Pengawal yang di dipanggil oleh Jin Ran berlari menjauh, dia terkejut lantaran melihat ramai orang berada di luar kediaman mereka masing-masing. Lantas dia berlari ke gerbang istana dan menyaksikan semua rakyat dan para bangsawan sama hebohnya, berhamburan ketahuan. Bahkan salah satu dari mereka berteriak mengatakan pada orang-orang bahwa istana akan runtuh karena musuh sudah dekat. Mereka meminta masuk ke istana untuk berlindung tetapi di tahan oleh para penjaga. Dia segera kembali dan melaporkan situasi terkini kepada Raja.
Mendengar itu Raja menjadi lebih gelisah. Dia meminta para pengawal kerajaan berjaga dan menahan siapapun yang akan masuk ke ibu kota. Perbatasan ibu kota di perketat, lalu meminta para menteri berkumpul. Ketika dia beranjak ingin pergi menemui mereka di pengadilan istana utama, seseorang dari perbatasan yang dia tugaskan mencari tahu mata-mata keluarga Bai melapor.
Dia terlihat lelah mengatur nafas yang memburu. "Yang Mulia! Pasukan Khusus tiba di perbatasan. Mereka memenangkan pertempuran dan memukul mundur musuh." Ucapnya.
"Pasukan Khusus!?" Raja terlihat bingung, dia melihat Jin Ran.
"Saya yakin seseorang telah memanggil pasukan khusus dengan menggunakan Plakat Emas Jenderal." Kata dia lagi.
Plakat Emas Jenderal.
"Siapa?"
Pria itu menggeleng. "Tidak ada yang tahu Yang Mulia Raja. Tapi, mungkin anda sudah mendengar suara-suara aneh beberapa hari ini. Di perbatasan, mereka menyebutnya dengan fenomena alam menyambut kemenangan."
Raja gusar, dia tahu itu berita baik tapi anehnya perasaannya tidak karuan. Siapa yang membantunya? Apakah keluarga Bai? Itu pertanyaan yang aneh, tentu saja jawabannya benar. Bagaimana bisa orang luar memanggil Plakat Emas Jenderal? Dia juga tahu, hanya keturunan Jenderal yang bisa melakukannya. Tapi mengapa? Untuk apa?
"Pergilah ke perbatasan dan cari tahu siapa yang memanggil Pasukan Khusus itu." Perintahnya.
Raja membatalkan pertemuan di pengadilan istana utama dan meminta Menteri Shen menemuinya di istananya.
╰┈➤
Menteri Shen merasa ganjil setelah mendengar penjelasan Raja. Menahan diri, berusaha agar tidak terlihat gusar. Tapi, mata yang jeli dapat melihat sekali pandang. Dia minta maaf dan menjelaskan kekhawatirannya kepada penguasa Han.
"Yang Mulia Raja, apakah anda tidak mencurigai Permaisuri?" Ucapnya jelas.
Raja tertegun.
"Permaisuri masih menjadi permaisuri negeri Han karena anda tidak mencabut statusnya. Sebagian keluarga Bai juga masih hidup, tidak mungkin membiarkan keluarga mereka mati membusuk di dalam penjara,"
Penjara yang di maksud Menteri Han adalah istana dingin.
"Bukankah anda memenjarakan Permaisuri agar keluarga Bai tetap di bawah kekuasaan anda? Sebagai sandera." Ungkap Menteri Shen lagi.
Perkataan dia barusan membuat Raja terlihat marah.
"Maafkan saya Yang Mulia. Tapi, Plakat Emas adalah Plakat kebanggaan Jenderal Bai An. Anda tahu bahwa benda itu tidak mungkin di hancurkan atau diberikan kepada orang yang salah. Jenderal Bai Jing Wen mungkin kandidat yang paling kuat tapi Permaisuri adalah keturunan langsung Jenderal Bai An. Bukankah anda harus menyelidiki permaisuri lebih dulu?" Panjang lebar dia menjelaskan, membuat sang Raja terdiam cukup lama.
Bukan aku tidak ingin menyelidikinya tapi──
"Menteri Shen, Permaisuri hanya wanita yang tidak memiliki kekuasaan. Dia sakit dan tidak bisa meninggalkan istana dingin. Kau beranggapan bahwa dia bisa memanggil pasukan khusus?" Ujar Raja.
Menteri Shen pada akhirnya terdiam. Ekspresi Raja adalah yang paling membuat Menteri Shen penasaran dan bertanya-tanya. Tidak tahu bagaimana dia menjelaskan ekspresinya begitu ambigu.
Karena Raja merasa pembicaraan dia dan Menteri Shen sudah selesai. Kemudian, meminta Menteri Shen kembali bertugas.
Raja memanggil Kasim Gu dan mengirim pesan kepada kementerian bagian pekerjaan umum untuk menurunkan berita baik ke masyarakat bahwa Kerajaan aman sentosa, musuh telah di kalahkan. Tak kalah penting dia mengabarkan kepada rakyat desa utama kembali kerumah mereka masing-masing.
Raja dan Pengawal pribadinya, Jin Ran berada di ruang istirahat Raja. Sedang, para pelayanan berada di luar ruangan.
"Orang-orang tahu, aku sangat membenci Keluarga Bai. Bahkan Janda Selir juga tahu hubungan kami tidak lebih dari hubungan politik. Mereka berbicara, apa Raja terlahir dari batu hingga berani menyelidiki wanita sakit di dalam istana dingin."
Jin Ran menunduk.
Sewaktu Permaisuri minum racun, perasaannya sedikit terganggu. Apalagi saat Janda Selir Kerajaan Liu terus berbicara tentang Permaisuri. Tetapi, dia menutup semua perasaannya dengan mengklaim bahwa rasa tanggungjawab terhadap tugas Raja adala yang utama. Kalimat yang terus dia ulang untuk meminimalisir rasa bersalah itu ialah, menganggap ini sebagai konsekuensi dari perbuatan ayah Permaisuri.
"Setelah penolakan itu, apa Pamanku pernah membawa Tabib Long ke istana untuk memeriksa Permaisuri?" Tanya Raja pada Jin Ran.
Jin Ran menggeleng. "Tidak Yang Mulia, hanya sekali Lord Xuhuan membawa Tabib wanita ke istana dingin tetapi pelayan Permaisuri menolak kunjungannya."
Raja belum bertanya lagi. Suasananya mendadak suram. Tatapan Jin Ran fokus ke depan, dia segan melihat wajah Raja. Dalam sekejap, Jin Ran tersentak melihat Raja berdiri secara tiba-tiba dan keluar dari ruangan itu menuju kamar tidurnya. Kasim dan Pelayan ikut tersentak ketika pintu terbuka dengan cepat. Jin Ran dan para pelayan Raja mengikuti langka cepat penguasa nomor satu Kerajaan Han.
Sesampainya di dalam kamar, Raja meminta kasim Gu menunggu di luar dan tidak membiarkan siapapun mengganggunya sampai besok pagi.
"Jin Ran, kita ke istana dingin!" Perintah Raja.
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ