NovelToon NovelToon
Balas Dendam

Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Sulastri tak menyangka kalau dia akan jadi korban pemerkosaan oleh pria yang tak dia kenal, dia sampai hamil dan dihakimi oleh warga karena merasa kalau Sulastri merupakan wanita pembawa sial. Sulastri meninggal dunia dan menjadi kuntilanak.

Wanita yang menjadi kuntilanak itu datang kembali untuk membalas dendam kepada orang-orang yang dulu membunuhnya, dia juga terus gentayangan karena mencari siapa yang sudah merenggut kesuciannya.

Jangan lupa follow Mak Othor biar gak ketinggalan up-nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BD 2 Bab 2

Awal mula, hari Minggu tanggal 2 Wage tahun 2000. Di sebuah desa yang asri dekat pegunungan tumbuh seorang wanita yang cantik sekali, namanya Sulastri. Kedua orang tuanya sudah meninggal, wanita berusia delapan belas tahun itu hanya tinggal bersama dengan neneknya, Sumirah.

"Nek, Lastri ke taman dulu ya. Mau ajar anak-anak baca kaya biasanya," ujar Sulastri.

Di desa tempat Sulastri tinggal memang masih terpencil, banyak anak-anak yang tidak bisa membaca karena memang tidak disekolahkan oleh kedua orang tuanya.

Bukan karena tidak mau membuat anak-anaknya pintar, tetapi karena memang biaya yang tidak ada. Selain itu, jarak menuju sekolah yang begitu jauh membuat orang yang memiliki biaya juga merasa malas untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Rata-rata yang tinggal di desa itu merupakan buruh tani atau buruh perkebunan, penghasilan yang mereka dapatkan kadang untuk makan sehari-hari saja tidak mencukupi.

Beruntung untuk memasak mereka bisa menggunakan kayu bakar, untuk lauk makan mereka masih bisa menangkap ikan di sungai. Atau mereka masih bisa memetik sayuran di pinggir rumah, karena tanah di sana begitu subur. Menanam apa saja cepat tumbuh.

Untuk kebutuhan daging, mereka memelihara ayam atau kambing dan sapi. Itu pun tak bisa mereka nikmati dalam waktu yang cepat, terkadang sudah memelihara hewan peliharaan dalam waktu yang lama, tetapi setelah besar harus dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sulastri juga hanya lulusan SMP saja, tetapi dia sangat pandai membaca dan menghitung. Makanya setiap satu minggu sekali dia akan mengajak anak-anak berkumpul di taman, dia akan mengajari mereka yang tidak bersekolah untuk menulis, membaca dan berhitung.

"Yakin mau ke taman? Hari ini kayaknya mau turun hujan deh, apa tidak sebaiknya kalau hari ini tak perlu pergi?"

"Lastri bawa payung, Nek."

Sumirah menatap Sulastri dengan hati yang tak karuan, sejak malam dia merasakan hatinya tidak enak terus. Makanya dia begitu enggan untuk mengizinkan cucunya itu pergi dari rumah.

"Dari malam hati Nenek nggak enak terus, mending kamu di rumah aja. Nenek takut kamu kenapa-kenapa," ujar Sumirah.

"Lastri akan baik-baik saja, Nenek tak usah khawatir. Lastri udah gede," ujar Sulastri.

Sulastri mencoba menenangkan wanita berusia enam puluh tahun itu, wanita yang selalu menyayanginya dan rela bekerja serabutan untuk menghidupi dirinya dari kecil. Karena kedua orang tuanya mengalami kecelakaan saat mencari kayu bakar di gunung, kedunya tertimbun tanah longsor.

Sulastri sudah menjadi anak yatim piatu dari kecil, hidupnya sudah sangat menyedihkan. Sebenarnya saat anak itu meminta sekolah saja, Sumirah merasa enggan untuk mengizinkan, karena jaraknya yang jauh dan jalanan yang dilalui sangatlah terjal.

Namun, melihat semangat anak itu yang begitu Ingin bersekolah, Sumirah akhirnya mengizinkan dan selalu berpesan agar anak itu hati-hati dalam melangkahkan kakinya.

"Ya udah sana pergi, jangan lupa bawa payung."

"Ya," jawab Sulastri bersemangat.

Untuk urusan mengajar anak-anak dia begitu senang sekali, karena baginya bisa berkumpul dengan anak-anak saja sudah bisa membuat hatinya senang. Apalagi kalau sampai bisa mengajarkan anak-anak membaca dan menulis sampai bisa, itu menjadi sebuah kebanggaan bagi dirinya.

Tak pernah Sulastri sekalipun meminta upah untuk ilmu yang dia berikan, karena baginya berbagi ilmu itu sudah sangat menyenangkan.

Sulastri dalam setiap harinya akan pergi bersama dengan neneknya untuk bekerja di perkebunan, mereka akan diberikan upah sepuluh ribu sehari.

Uang yang didapat memang nominalnya sangat kecil, tapi mereka sudah bisa mencukupi kehidupan mereka itu dengan uang yang sedikit itu.

"Assalamualaikum," sapa Sulastri pada anak-anak yang ternyata sudah berkumpul di taman.

"Waalaikumsalam, Kak Lastri."

Ada sepuluh anak yang sudah datang, Sulastri begitu senang sekali. Dia lebih senang lagi ketika melihat keceriaan di wajah anak-anak itu.

"Kakak selalu cantik, apalagi kalau mau ajar kami belajar baca. Kakak makin imut," puji Udin.

"Bisa aja kamu tuh, udah buruan keluarkan buku kalian. Kita akan mulai belajar," ujar Sulastri.

Sulastri memang cantik, banyak pemuda di desa yang menyukai wanita itu. Sayangnya Sulastri belum ingin berpacaran, apalagi menikah, karena tak mau meninggalkan neneknya lebih cepat.

"Kakak, aku gak bisa bikin angka lima. Ajarin dong," ujar salah satu anak yang nampak bersemangat dalam belajar menulis angka.

Sulastri menghampiri anak itu dan mengajarinya, baru setengah jam mengajar, langit semakin gelap saja. Awan hitam begitu tebal menyelimuti bumi, Sulastri yang takut hujan turun menghentikan aktivitasnya.

"Anak-anak, untuk belajar hari ini kita cukupkan sampai di sini saja ya? Kayaknya mau turun hujan, takutnya nanti malah kalian kehujanan dan sakit."

"Yah!"

Anak-anak nampak kecewa mendengar apa yang dikatakan oleh Sulastri, tetapi mereka juga tidak ingin kehujanan dan nantinya diomeli oleh kedua orang tuanya. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Setelah melihat semua anak-anak yang dia ajari itu pulang, Sulastri juga memutuskan untuk pulang. Namun, saat dia hendak melewati gudang terbengkalai, dia melihat banyak jamur yang tumbuh di dekat gudang itu.

"Ambil gak ya? Kalau gak diambil sayang, tapi kalau diambil takut keburu hujan." Sulastri menatap langit yang mulai meneteskan air hujan.

Sulastri sempat diam karena bingung, tetapi karena melihat jamur yang begitu montok dan juga banyak, akhirnya wanita itu memutuskan untuk mengambilnya.

"Duh! Hujan lagi," ujar Sulastri ketika mengambil jamur-jamur itu.

Dia ingin pergi, tapi hujannya begitu lebat. Terdengar suara gemuruh yang begitu dahsyat. Sulastri ketakutan, dia memilih menuduh di dalam gudang terbengkalai itu.

"Harusnya tadi aku tidak mengambil jamur itu, biar gak kejebak hujan."

Sulastri berkali-kali memejamkan matanya sambil menutup kedua telinganya, karena suara guntur begitu menggelegar. Hujan juga turun dengan sangat deras, Sulastri ketakutan, tapi dia tak bisa apa-apa.

"Semoga saja nenek tak keluar untuk mencari aku, kasihan dia."

Di saat Sulastri sedang ketakutan, dia mendengar ada suara mobil yang berhenti di depan gudang. Tak lama kemudian dia melihat ada seorang pria bertubuh tinggi, berotot dan tubuhnya itu terlihat begitu atletis.

Namun, sayangnya Sulastri tidak bisa melihat wajah pria itu. Karena pria itu memakai kupluk, kacamata dan juga masker. Badan pria itu nampak basah, karena sepertinya turun dari mobil langsung berlari menuju gudang.

"Saya ikut neduh di sini," ujarnya.

Sulastri bisa mendengar kalau suaranya begitu ngebas dan enak didengar. Sulastri bisa membayangkan kalau pria yang ada di dekatnya itu memiliki wajah yang tampan.

"Iya," jawab Sulastri.

Cukup lama mereka berdua meneduh, hingga tidak lama kemudian pria yang ada di sampingnya nampak kedinginan. Jalannya juga sempoyongan, dia hampir saja terjatuh kalau saja Sulastri tak membantu pria itu dengan cepat.

"Anda tidak apa-apa?" tanya Sulastri khawatir.

"Dingin, saya kedinginan. Dingin banget," ujar pria itu.

Mereka kini begitu dekat, walaupun pria itu tubuhnya lebih tinggi daripada Sulastri, walaupun bibirnya ditutupi dengan masker, tetapi kala Sulastri mendongakkan kepalanya agar bisa mendengar apa yang dikatakan pria itu, Sulastri bisa mencium bau alkohol dari bibir pria itu.

"Anda mabuk?" tanya Sulastri yang dengan cepat menjauh dari pria itu.

"Saya tidak mabuk, tadi hanya minum sedikit karena lagi pusing. Hujannya gede banget, alergi dingin saya kambuh. Saya kedinginan, tolong saya."

Pria itu mendekat ke arah Sulastri, tentu saja melihat pria itu yang semakin mendekat, Sulastri dengan cepat memundurkan langkahnya. Lalu, dia menodongkan payung yang sejak tadi dia pegang.

"Jangan mendekat!" ujarnya lantang.

1
Yuli a
syukuri kamu syahdan...😂😂😂
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
semoga warga warga cepet tau si syahdan pea ini si pelakunya, kalian Lastri hik hik, kabar itu apa tea nenek atau ibunya Lastri gimana ya thor🤔🤔🤔🤔
Cindy
lanjut kak
Yuli a
loh... ini part yang dibilang kk othor kemarin....🤭
ternyata begitu ceritanya... dasar laki-laki...
jahat pula...
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
menunggu update🫰🏻
Bunggo Sikumbang
mudah2an mng kuis ny q
Rembulan menangis
gk ada fitur mnggeplak nih
kalo ada udaku geplek pala abg syahdan 🤣
Cucu Suliani: Wkwkwkwk
total 1 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mau gebukin syahdan pake selang infusan 😭😭😭😭😭😭
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Alhamdulillah ya thor, selamattt yaaa🌹🌹🌹🌹🌹🌹aku ikutt senenggg dehh, semoga cerita yang ini juga retensi nya baguss teruss, ningkat ningkat ningkat ningkat sampe mentok🤗🤗🤗🤗🤗semangat terus thor nulisnya🫰🏻🫰🏻🫰🏻🫰🏻
Cucu Suliani: Aamiin, makasih ya, Kak🥰
total 1 replies
Ass Yfa
ternyata Syahdan yg merkosa si Lastri
stela aza
lanjut thor
Yuli a
beneran syahdan kan yang memperkaus Lastri... tapi ngomongnya maaf dah punya anak istri... emang syahdan dah nikah y??
Yuli a: oh.... apa iya ya...🙈🙈🙈 maafkanlah aku kk othor....
mungkinkah wanita itu Lastri...😂😂😂
seru kak... lanjut...
Cucu Suliani: Kakak pasti lupa part Syahdan lagi ngobrol sama Dea, dia udah nikah tapi pisah karena ketahuan tidur sama.wanita lain. Terus, Syahdan pernah datang untuk tanggung jawab, tapi dia lupa wanita mana yang pernah dia tiduri😁
total 2 replies
Yuli a
Alhamdulillah... selamat ya kk....🥳🥳🥳🥳
Yuli a
masalahnya udah mau terselesaikan ini ya...satu demi satu udah bisa diatasi... semangat Salman...
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
keren ya salman, istrinya sakit dia sabar bngt nungguin, ngerawat, dan ga berpaling🥲kebanyakan kan cowo gitu ya, jangankan pas sakit, pas sehat aja banyak yang main belakang🫠 cowo kaya gini tuh kebanyakan di novel doang, di reall life paling 2%🤣
Bunggo Sikumbang
thor up yg bnyak
Yuli a
oh... begitu... bener tenyata Bu mudah ibunya syahdan.
syahdan ini udah termakan omongan ibunya.. kasihan juga sih.. nggak tau apa-apa, malah dimanfaatkan ibunya..
Yuli a
lha... gimana Wandi...??? 👻👻👻👻
stela aza
knp tadi g di rekam pas mereka lagi ngobrol kan bisa buat barang bukti
Cucu Suliani: Settingnya awal tahun 2000, Kak. Masih jarang alat elektronik di pelosok😊
total 1 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hiiih jahat bngt syahdan sama ibunya, pelakor kok malah bales dendam😡😡lanzuttt thor semangatt terus nulisnya🌹🌹🌻🌻🌻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!