Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eric yang aneh
Sofya yang sedang melakukan pengarahan pada para pelayan istana tak sengaja menangkap kehadiran Eric yang tampaknya baru datang.
"Pangeran?" Panggil Sofya.
Eric yang mendengar panggilan dari Sofya pun kini berjalan mendekati sang ibu ratu.
"Pangeran? Kau darimana?" Tanyanya.
"Aku bertemu nenek yang mulia" Ungkapnya.
"Bagaimana keadaan bibi Ros?"
"Dia baik" Jawabnya singkat.
Sofya mengulas senyumnya lembut dan menata rambut Eric yang terlihat sedikit berantakan.
"Ada yang berbeda darimu, apa kau sedang memiliki masalah? Berceritalah padaku, aku tidak seburuk kelihatannya" Kata Sofya.
Eric tersenyum canggung dengan ucapan Sofya, dirinya sangatlah jarang berbicara dengan wanita tua ini, namun Sofya juga tak pernah berperilaku buruk padanya, itu mungkin karena Sofya menaruh rasa iba pada Eric karena perilaku ibunya.
"Lihatlah bagaimana kau tumbuh pangeran, amber terlalu banyak marah padamu ya? Dia memang begitu , maafkan ya?" Candanya.
"Ibu aku tak masalah, dia adalah ibuku aku tak mungkin membencinya" Balas Eric.
Desiran aneh Sofya rasakan saat pria didepannya ini memanggilnya ibu tanpa embel-embel ratu, Eric terlalu menghormatinya dan selalu menyebutnya dengan sopan, mungkin ini adalah kali pertama Eric memanggilnya seperti itu.
"Kau sangat mirip dengan ayahku, astaga lucu sekali" Kekeh Sofya.
Mungkin Eric sedikit beruntung mendapatkan sikap ramah ibu ratu yang di hormati semua orang ini, setidaknya itu bisa sedikit menghibur dirinya.
Sofya memperhatikan wajah tampan Eric , sofya merasa Eric tengah mengalami masa sulitnya terlihat bagaimana lelaki itu tampak lesu dan sangat muram, apa ini karena Anya? tentu saja ia tahu bahwa Eric menyukai anya, kedua putranya itu sempat bersitegang karena memperebutkan wanita itu.
"Kuharap kau berhasil melewati masa sulitmu" Katanya.
"Terimakasih ibu ratu"
"Baiklah, aku pergi dulu jaga dirimu baik baik" Pamitnya.
"Baik"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Anya menggeser pintu kamarnya perlahan, ia langsung di suguhi oleh kehadiran Alaric yang berdiri tepat didepan pintu kamarnya.
"Apa?" Tanyanya tak suka.
"Memastikan keadaanmu, apa kau baik baik saja?" Tanya alaric.
"Menurutmu?" Jawabnya ketus.
Anya masih sangat kesal pada Alaric, apalagi mengingat bagaimana sikap laki laki ini dulu.
"Mau jalan jalan?" Tawarnya.
"Bisakah kau tidak datang? Aku sangat kesal melihat wajahmu yang jelek itu!" Cibirnya.
"Tapi kau bilang aku tampan" Ralat Alaric.
"Sebenarnya aku berbohong, kau lebih mirip monyet yang terlantar" Katanya sembari menyingkirkan tubuh Alaric yang menghadang jalan.
Alaric menggeleng pelan dengan ujaran Anya, wanita itu masih marah setelah ungkapan cintanya semalam, Alaric bukanlah orang yang pandai membujuk dan merayu, apalagi kemarahan Anya kali ini sangat berbeda dengan Anya yang dulu, jika dulu Anya hanya akan menangis dan selalu tunduk tapi sekarang Anya bahkan berani mengatainya.
"Anya? Jangan berbicara tidak sopan, aku raja" Peringat Alaric , Alaric menyamakan langkahnya mengikuti sang ratu , entah kemana Anya akan pergi kali ini.
"Baiklah yang mulia raja maafkan aku" Balasnya pura pura menyesal.
"Kau mau kemana?"
"Melihat keadaan Viviene" Jawab Anya.
"Untuk apa?! Tunggu dulu berhenti!" Alaric menahan tangan Anya dan berhenti ditempatnya.
"Ibunya mati dan sekarang dia hamil, berbahaya jika Viviene merasa tertekan saat hamil, kandungannya akan lemah" Katanya.
Ucapan Anya semakin membuat alaric merasa seperti seorang bajingan, bagaimana ia pernah menyakiti wanita sebaik Anya.
"Setelah semua yang dia lakukan padamu kau masih bersikap seperti ini?"
"Aku tidak peduli dengan Viviene, aku peduli dengan bayinya, dia anakmu kan? Tolong beri wanita itu sedikit perhatian"
Sudah terlalu dalam, Alaric jatuh cinta terlalu dalam, ia tidak ingat dengan perasaan semacam ini sebelumnya, bahkan Anya yang dulu pun tak sanggup membuatnya seperti ini.
"Kau semakin membuatku ingin menciummu"
Alaric memajukan wajahnya dengan perlahan dan membuat Anya memicing jijik, pria itu juga mulai menutup matanya.
"Oiihhh!" Anya menahan bibir Alaric dengan tangannya.
"Tolong jaga nafsu liarmu tuan, kita sedang diluar!" Peringatnya.
Alaric kembali memundurkan wajahnya, melumat bibirnya sendiri dengan tangan yang menggaruk belakang kepala canggung.
"Aku hanya ingin sedikit menghiburmu saja tadi"
"Terimakasih tapi aku tidak terhibur, aku pergi dulu dan jangan ikuti aku!"
Alaric melepas kepergian Anya dengan senyum yang terukir samar, "Aku benar benar jatuh cinta pada Anya, lagi?" Ucapnya lirih.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Aku sangat malu" Cicit Viviene.
"Kenapa?" Tanya Anya.
Dua wanita itu sama sama berada di atas ranjang milik Viviene.
"Kau bersikap sangat baik dan melupakan kesalahanku begitu saja, kau bahkan meminta yang mulia raja melakukan upacara kematian ibuku dengan baik, aku sangat malu , aku Malu mengakui kebaikanmu yang mulia, aku merasa tidak pantas" Viviene mulai berlinang Air mata.
"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, dan aku memberinya untukmu, yang harus kau lakukan hanya menjaga dirimu dan bayimu dengan baik"
"Aku tau, itu pasti , terimakasih banyak yang mulia" Viviene memeluk Anya dengan erat, ia sangat beruntung mendapatkan kebaikan wanita ini.
"Tak masalah, aku mengerti Viviene"
"Aku sangat jahat untuk orang sebaik dirimu, aku malu" Isaknya.
"Berhentilah menangis"
"Semoga Tuhan memberkatimu, aku berharap kau akan hamil" Kata Viviene.
"Yang mulia ratu?" Panggil Mia.
"Ada apa?"
"Pangeran Eric mencarimu" Katanya.
"Baiklah aku datang" Jawab Anya.
"Aku pergi dulu"
"Baik yang mulia"
Anya melepas rengkuhannya pada viviene dan bangkit dari ranjang untuk keluar.
Eric menunggu Anya diluar kamar Viviene , pria itu sesekali meremat pakaiannya dengan perasaan cemas.
"Pangeran?" Panggil Anya.
"A-apa aku bisa bicara sebentar?" Tanyanya.
"Tentu, katakanlah"
"Hanya berdua dan tidak disini" Balas Eric.
"Lalu dimana?"
"Ikuti aku!"
Eric menarik tangan Anya tanpa permisi, hal itu membuat Anya terheran heran, apa yang sebenarnya Eric inginkan.
Beberapa saat kemudian ..
Disini lah Eric membawanya, sebuah ruangan kecil yang digunakan untuk tempat menyimpan senjata, tidak ada orang sama sekali disini, hanya mereka berdua.
"Ada apa pangeran?" Tanya Anya.
Anya merasa sedikit aneh dengan Eric, pria itu datang padanya dengan rambut yang tak tertata rapi dan juga mata yang sedikit memerah.
"Apa kau benar tak mengingat apa yang terjadi antara kita dulu?" Tanya Eric.
Tentu saja Anya tak mengingatnya, yang ada di dalam tubuh Anya adalah mika, mika tak mengerti apa yang terjadi di dalam novel yang ia baca, ia tak mengerti apapun disini.
"Aku mengalami lupa ingatan, maafkan aku, apa yang terjadi?" Tanyanya.
Eric berusaha mengontrol detak jantung dan napasnya yang menderu, ia selalu ingin berada didekat Anya seperti sekarang ini, wajah cantik itu ada di dalam mimpinya setiap malam, suara lembut Anya seolah mengalun setiap saat di kedua sisi telinganya, lalu bagaimana bisa ia melupakan wanita cantik yang sudah menyita seluruh perasaan cintanya tersebut
"Aku bilang aku mencintaimu, hari itu" Katanya.
trs masa rajanya bisa di kelabui sama kepala pelayan eamng rajanya ga ada pengawalaan ya aneh
ya by the way lanjut