NovelToon NovelToon
Lies Of Marriage

Lies Of Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Romansa / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Poporing

Liana adalah seorang wanita yang paling berbahagia karena ia bisa menikah dengan lelaki pujaannya, Yudistira. Hidupnya lengkap dengan fasilitas, suami mapan dan sahabat yang selalu ada untuknya, juga orang tua yang selalu mendukung.
Namun, apa yang terjadi kalau pernikahan itu harus terancam bubar saat Liana mengetahui kalau sang suami bermain api dengan sahabat baiknya, Tiara. Lebih menyakitkan lagi dia tahu Tiara ternyata hamil, sama seperti dirinya.
Tapi Yudistira sama sekali tak bergeming dan mengatakan semua adalah kebohongan dan dia lelah berpura-pura mencintai Liana.
Apa yang akan dilakukan oleh Liana ketika terjebak dalam pengkhianatan besar ini?

"Aku gak pernah cinta sama kamu! Orang yang aku cintai adalah Tiara!"

"Kenapa kalian bohong kepadaku?"

"Na, maaf tapi kami takut kamu akan...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poporing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21 : Mencoba berbaikan

Liana akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah pada hari itu meski sang ibu melarang dan masih setengah khawatir karena kondisinya yang sedang tidak stabil.

Keduanya hanya saling terdiam tanpa bicara sepatah-kata pun di dalam perjalanan sampai tiba di rumah.

Namun, begitu mobil berhenti, pintu gerbang rumah dibuka, dan mobil melaju masuk ke dalam garasi yang muat untuk dia mobil sekaligus itu, Liana tiba-tiba memegang lembut tangan kiri Yudis.

"Malam ini, kamu gak kemana-mana 'kan, Mas?" Liana berusaha untuk bersikap lembut dan menenangkan hati sang suami dengan kepatuhan dan kesabaran.

"Kamu udah tau jawabannya 'kan, An." Dingin. Yudis masih bersikap datar kepadanya, namun Liana sekali lagi mencoba menahan diri.

"Yah, aku tau...," balas wanita itu pelan seraya mengangguk pelan. Kemudian ia pun turun dari dalam mobil.

Yudis mengikutinya dari belakang, dan dia sama sekali tidak mau berjalan berdampingan di sisi Liana.

"Bi, bawa semua barang-barang Nyonya ke dalam," ujarnya kepada Tuti dan Sri yang sudah berada di ruang tamu begitu melihat kepulangan sang nyonya rumah setelah beberapa hari tidak pulang ke rumah.

"Baik, Pak!" Jawab keduanya dengan kompak.

Liana menatap kedua ART-nya yang terlihat begitu sigap dan cekatan untuk melayaninya. Ia hanya bisa tersenyum kecil saat keduanya berlari menuju garasi seakan sedang berlomba untuk menjadi pemenang dan sampai duluan ke mobil.

"An, kamu istirahat dulu..., aku mau ke atas...," ujar Yudis yang tumben-tumbenan peduli kepada Liana.

"Iya, Mas...," balas Liana tetap berusaha untuk bersikap baik dan menurut. Ia baru saja pulang dan tak mau memulai keributan.

Ia memilih untuk masuk ke dalam kamar dan mencoba mengikuti saran dari Yudis untuk istirahat. Tak lama Tuti dan Sri masuk ke ruangannya sambil membawa koper. Liana tertawa kecil saat melihat kedua ART-nya menarik satu koper bersama.

"Kenapa kalian berebutan begitu? Cukup satu orang saja yang bawa 'kan," ujar Liana dengan senyum tipis.

"Tau ini si Sri, gak mau kalah!" Sambar Tuti langsung yang merasa kesal karena merasa tugasnya diambil. "Lepas dong, Sri!" Ia menepuk kencang tangan Sri yang masih memegangi koper milik Liana.

"Ihhh, sama-sama 'kan Mbok! Sri juga mau bantuin Nyonya!" Balas Sri rada sewot.

"Eh, berani kamu ngomong begitu sama orangtua?" Tuti balas melotot.

"Hehehe, bercanda kok, Mbok. Sri enggak berani," jawabnya langsung nyengir, sadar dirinya keceplosan barusan.

"Udah sana ke dapur! Kerjaan masih banyak 'kan!" Balas Tuti yang masih setia memelototi Sri yang berusia jauh lebih muda darinya.

"Iya deh iya, Sri ke dapur dulu Nya!" Meski dengan muka cemberut, tapi wanita muda itu tetap patuh dengan omelannya Tuti.

"Kamu, jangan terlalu keras sama Sri. Kasihan 'kan...," ujar Liana sesaat setelah Sri pergi meninggalkan ruangan.

"Gak apa-apa Nya, siapa suruh ikutan keluar padahal lagi ngerjain dapur," balas Tuti yang sepertinya sudah terbiasa dengan Sri yang kurang bisa fokus dalam bekerja dan gampang ikut-ikutan.

"Tolong taruh koper itu ke dalam lemari ya, Bi," ucap Liana sambil mengarahkan agar pintu lemari kamarnya dibuka.

Tuti dengan cekatan segera melaksanakan perintah dari sang majikan. Ia membuka pintu lemari pakaian yang besar itu dan menarik koper mendekat. Matanya mengedar, seolah sedang mencari tempat yang pas untuk koper tersebut.

"Udah taruh saja di bawah lemari gantungnya," ucap Liana saat mendapati Tuti kebingungan saking luasnya lemari yang memiliki beberapa bagian.

"Oh, baik Nya," balasnya dengan anggukan kepala dan tersenyum malu-malu karena kedapatan sempat bengong sesaat tadi. "Ada lagi yang bisa dibantu, Nya? Oh ya, makan siang hampir selesai, apa Nyonya mau makan di kamar atau di meja makan?" Tanyanya lagi setelah urusannya dengan koper selesai.

"Saya makan di kamar saja, Bi. Lagi males keluar," jawab Liana sambil duduk di atas ranjangnya dan bersiap untuk mengganti pakaian. "Oh ya, jangan lupa bawain makanan untuk Pak Yudis, sekalian tanya apa dia sudah makan atau belum," sambungnya yang masih mempedulikan pria itu.

"Baik, Nya...."

Tuti pun akhirnya berjalan keluar dan Liana segera menyamankan dirinya di dalam kamar yang sudah beberapa saat ia tinggalkan. Tak lama ia pun berdiri berjalan ke arah lemari untuk berganti baju.

.

.

Usai mengganti pakaian, Tuti datang kembali membawakannya makan siang. Dengan hati-hati dan rapih dia meletakkan semua piring-piring itu di meja kecil pada ruangan kamar Liana.

"Pak Yudis gimana, Bi? Apa dia mau makan siang?" Tanya Liana penasaran.

"Oh, Bapak bilang mau pergi keluar lagi, Nya," jawab wanita itu dengan jujur.

"Pasti mau ke tempat Tiara!" Liana tampak gusar. Ia letakkan piring makanannya dengan kasar di atas meja dan beranjak pergi.

Ia bergerak membuka pintu ruangan. Awalnya ia ingin menegur Yudis tapi langkahnya terhenti saat memikirkan langkah berikutnya. Dia sudah berjanji tadi di depan untuk tidak berdebat dulu dengan Yudis dan lebih baik mengikuti permainan pria itu.

Liana akhirnya menghela napas dan kbali memutar tubuhnya ke arah belakang dan akhirnya ia berjalan kembali masuk ke dalam kamarnya.

Ia duduk di dalam ruangan kamarnya dengan tenang, dan memutuskan untuk makan siang saja terlebih dahulu.

Sementara Yudis yang sudah keluar kamar bergegas menuruni anak tangga.

Pria itu bebas pergi kemana saja, bahkan tanpa memberikan Liana kabar. Yudis bahkan tidak menengok Liana di dalam kamar untuk berpamitan. Lelaki itu keluar begitu saja ke depan dan kembali menaiki mobil.

Liana menggeram kecil. Dia sudah tahu kemana perginya sang suami, tapi dia mencoba sabar dan tetap makan dengan tenang.

Justru yang panik adalah Tuti dan Sri yang melihat Yudis sebegitu dinginnya kepada istrinya sendiri.

"Saya kemungkinan bakal pulang malam. Titip rumah dan Liana ya, Bi," ucap Dimas yang ternyata masih ada sedikit kepedulian di hatinya.

"Baik, Pak!" Balas Tuti saat mengantar kepergian pria itu keluar rumah.

.....................

Mobil itu pun melaju meninggalkan rumah tersebut. Liana hanya bisa menghela napas melihat sikap Yudis yang sudah secara terbuka berhubungan dengan Tiara.

"Aku harus sabar, ini baru permulaan...," ucap Liana berkali-kali dengan suara pelan, bahkan terkesan pasrah.

Liana mencoba untuk melakukan apa yang dilakukan Tiara saat merebut hati kekasihnya, yaitu kepatuhan dan kesabaran. Ia tak peduli meski nantinya dia bakal dicap sebagai seorang peniru.

Dalam hati dia ingin tau, apa sih yang membuat Tiara istimewa, bahkan sanggup membuat sang suami berpaling dan lebih memilih wanita itu ketimbang Liana, istrinya yang sah.

Ia akan mencoba merebut apa yang hampir hilang dalam hidupnya dan bakal mempertahankan pendiriannya meski orang sekitar banyak yangg tidak setuju.

.

.

Apa strategi Liana untuk mencontoh Tiara dapat meluluhkan hati pria itu?

.

.

.

Bersambung....

1
sutiasih kasih
klo km ngotot cerai.... setidaknya punya lah hrga diri yudis.... srcara sadar keluar dri zona nyamanmu slm ini yg mmberimu ketenaran karir...
dan saat nanti trbukti liana memang hamil.... jgn lgi ada kta mnyesal yg berujung mngusik ketenangan hidup liana dan anknya....🙄🙄
dan untuk liana.... brhenti jdi perempuan bodoh jdi jdi pngemis cinta dri laki" yg g punya hati jga otak...
jgn km sia"kn air matamu untuk mnangisi yudis sialan itu..
sutiasih kasih
knapa km msih mau prtahanin laki" macam yudis....
sdh tau km tak prnah di anggp.... bhkn km matpun yudis g akn sedih liana....
justru klo yudis km buang.... yg bkalan hidup susah itu dia dan gundiknya...
yudis manusia tak tau diri.... g mau lepasin km krna dia butuh materi untuk kelangsungan hidup gundik dan calon anaknya...
jdi... jgn lm" untuk mmbuang kuman pnyakit...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!